HIDUP ADALAH UJIAN

SELAMAT DATANG DI BLOG " KHAIRUL IKSAN "- Phone : +6281359198799- e-mail : khairul.iksan123@gmail.com

Senin, 22 Mei 2023

Pemimpin, Kepemimpinan dan Kriterianya Dalam Pandangan Ulama Islam Maupun Yang Lain

 


Kepemimpinan dalam Islam

Kami jadikan di antara mereka pemimpin, yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami” (Surat As-Sajdah Ayat 24 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir | Baca di TafsirWeb).

Islam adalah agama yang sempurna, di antara kesempurnaan Islam ialah mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan Allah SWT (Hablumminallah) maupun hubungan dengan manusia (hablumminannas), termasuk di antara masalah kepemimpinan di pemerintahan.

Kepemimpinan di satu sisi dapat bermakna kekuasaan, tetapi di sisi lain juga bisa bermakna tanggungjawab. Ketika kepemimpinan dimaknai sebagai kekuasaan, Allah SWT. mengingatkan kita bahwa hakikat kekuasaan itu adalah milik Allah SWT. Allah SWT yang memberi kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah pula yang mencabut kekuasaan dari siapapun yang dikehendaki-Nya, seperti dalam surat Ali Imran ayat 26 (Surat Ali ‘Imran Ayat 26 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir | Baca di TafsirWeb).

Kepemimpinan bukan keistimewaan, tetapi tanggung jawab. Ia bukan fasilitas tetapi pengorbanan. Ia juga bukan leha-leha, tetapi kerja keras. Ia juga bukan kesewenang-wenangan bertindak, tetapi kesewenangan melayani. Selanjutnya kepemimpinan adalah keteladanan berbuat dan kepeloporan bertindak.

Substansi kepemimpinan dalam perspektif Islam merupakan sebuah amanat yang harus diberikan kepada orang yang benar-benar “ahli”, berkualitas dan memiliki tanggung jawab yang jelas dan benar serta adil, jujur dan bermoral baik. Inilah beberapa kriteria yang Islam tawarkan dalam memilih seorang pemimpin yang sejatinya dapat membawa masyarakat kepada kehidupan yang lebih baik, harmonis, dinamis, makmur, sejahtera dan tentram

Beberapa Pendapat Pemikir Islam Mengenai Kepemimpinan

  1. Al Farabi (lahir sekitar tahun 259 H) menulis diantaranya ialah kitab berjudul ‘al-Madinah al-Fadilah’ (Negara Utama) dan ‘al Qa’id al Fa’la (sifat-sifat Pemimpin berkesan) yang mana beliau menekankan kualitas kepemimpinan utama di Negara Utama seharusnya merupakan orang yang terbaik berasaskan sejumlah sifat-sifat kepemimpinan, baik sifat-sifat bawaan maupun sifat-sifat yang dipelajari. (آراء أهل المدينة الفاضلة ومضاداتها (archive.org))
  2. Al-Mawardiy (lahir 394 H) menulis beberapa kitab yang masyhur dalam bidang politik dan kepemimpinan, antaranya ialah al Ahkam al-Sultaniyyah. Beliau memberikan nasehat agar pemerintah dalam mengurus Negara berdasarkan petunjuk-petunjuk al-Quran dan al-Sunnah. Beliau menyentuh berbagai aspek mengenai imamah hingga ia menjadi suatu sistem politik yang baik. (الأحكام السلطانية الماوردي.pdf (archive.org))
  3. Al-Ghazaly (1058-1111 M) seorang tokoh ilmuan ensiklopedik yang sangat prolifik dengan karya-karya tulisannya, antara lain telah menulis kitab, al-Tibr al-Masbuk fi Nasihat al-Mulk, yang antara lain telah menggariskan tugas khalifah atau pemimpin. (التبر المسبوك في نصيحة الملوك الغزالي p.d.f كتاب 3291.pdf (archive.org))
  4. Ibn Khaldun, lahir tahun 732 H (1332-1395 M) adalah orang pertama memberikan perspektif sosial pendiri historiografi dan Sosiologi. Karya beliau yang amat terkenal dalam bidang ini ialah Muqaddimah yang membahas berbagai dimensi masyarakat manusia. Beliau membahas masyarakat kota, masyarakat badawi, tentang manusia primitif, tentang organisasi-organisasi seperti kerajaan, kekhalifahan, kesultanan, wilayah, negeri dan daerah.  ) مقدمة ابن خلدون : ابن خلدون : Free Download, Borrow, and Streaming : Internet Archive(

Para pakar di atas setelah menelusuri Qur’an dan hadist menetapkan empat sifat yang harus dipenuhi oleh para nabi, yang pada hakekatnya adalah pemimpin sebagai pemimpin umat, nabi Saw memiliki empat ciri kepemimpinan: shidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (berkomuniklasi dan komunikatif dengan bawahannya dan semua orang), dan fathanah (cerdas dan berpengetahuan)[1].

  1. Sidq (benar), sebuah sifat dasar yang mesti dimiliki oleh Rasulullah Saw, dan mesti dimiliki pula oleh setiap pemimpin. Ia harus selalu berusaha menempatkan dirinya pada posisi benar, memiliki sifat benar, berada di pihak kebenaran, dan memperjuangkan kebenaran dalam lingkungan yang menjadi tanggungjawabnya. Ia akan selalu berdiri tegak di atas kebenaran, bergerak mulai dari titik yang benar, berjalan di atas garis yang benar, dan menuju titik yang benar, yaitu ridho Allah SWT. kebenaran yang dimiliki seorang pemimpin merupakan awal dari segala kebaikan, dan kebohongan yang dimiliki seorang pemimpin adalah awal dari segala kebobrokan dan kehancuran.
  2. Amanah (penuh tanggungjawab), sebuah sifat dasar kepemimpinan Rasul yang berarti jujur, penuh kepercayaan, dan penuh tanggungjawab. Apabila mendapat suatu tanggungjawab, ia kerahkan segala kemampuannya untuk melaksanakan tugas yang dipikulnya, ia yakin bahwa dirinya mas-ul (harus mempertanggungjawabkan) kepemimpinannya. Pemimpin yang amanah juga memiliki sifat tabah, sabar dan tawakal kepada Allah SWT., ia selalu menghadapkan dirinya kepada Allah melalui doa, dan menerima dengan penuh keridoan terhadap apapun keputusan akhir yang ditetapkan oleh Allah SWT. atas dirinya.
  3. Tabligh (menyampaikan yang harus disampaikan). Seorang rasul sebagai pemimpin memiliki keterbukaaan dalam berbagai hal, tiada sifat tertutup pada dirinya, karena ketertutupan akan menimbulkan keraguan pihak lain, dan melahirkan fitnah dalam kepemimpinannya. Sebagai pemimpin seorang Rasul senantiasa menyampaikan kebenaran yang diterimanya lewat wahyu, betapapun beratnya tantangan dan resiko yang akan diterimanya. Ia berpegang pada pedoman “Katakan yang benar itu walaupun pahit kau rasakan”.
  4. Fathanah (cerdik), bahwa seorang rasul sebagai pemimpin memiliki kemampuan berfikir yang tinggi, daya ingat yang kuat, serta kepintaran menjelaskan dan mempertahankan kebenaran yang diembannya. Seorang pemimpin mesti basthah fi al-ilmi (memiliki pengetahuan yang luas) dan pemahaman yang benar mengenai tugasnya, kemampuan managerial yang matang, cepat dan tepat dalam menetapkan suatu keputusan, kemampuan yang tinggi dalam menetapkan makhraj (solusi) dari suatu kemelut dalam lingkup tanggungjawabnya. 

Sifat-sifat Nabi Saw itu tercermin pada kebijakan dan tingkah laku beliau sehari-hari, baik sebagai pemimpin agama sekaligus pemimpin masyarakat dan negara. Sifat kepemimpinan beliau dan Khulafaur Rasyidin dapat dijadikan cermin oleh semua pemimpin. Mereka senantiasa mengabdi, menerima keluh kesah, memfasilitasi, dan siap menjadi “budak” rakyatnya, bukannya menjadi “tuan” bagi masyarakatnya.

Selanjutnya berbicara tentang kepemimpinan yang baik, ditemukan lima sifat pokok yang hendaknya dimiliki oleh seorang pemimpin. Kelima sifat itu terungkap dalam dua ayat : QS 32 : 24 (Surat As-Sajdah Ayat 24 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir | Baca di TafsirWeb), dan QS 21 :73(Surat Al-Anbiya Ayat 73 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir | Baca di TafsirWeb) yaitu :

  1. Kesabaran dan ketabahan. Kami jadikan mereka pemimpin ketika mereka tabah/sabar.
  2. Yahduuna bi amrina mengantar masyarakatnya ke tujuan yang sesuai dengan petunjuk kami (Allah dan rasulNya)
  3. Wa awhaena ilaihim fil alkhaerat telah membudaya pada diri (sang calon) suatu kebijakan.
  4. Abidin senantiasa beribadah, termasuk shalat dan zakat.
  5. Yuuqinun, penuh keyakinan karena memiliki visi misi yang jelas.

Dari 5 sifat tersebut as sabar (ketekunan dan ketabahan) dijadikan Allah sebagai konsideran pengangkatan mendahului sifat-sifat lain. Karena kesabaran sifat dasar yang melekat, sedang yang lain adalah yang diperagakan dalam kenyataan.

Selanjutnya berikut ini saya ingin menyampaikan bagaimana Abu Bakar Assiddiq menjadi pemimpin, kita bisa belajar dari isi pidato Khalifah Abu bakar Assiddiq ra ketika beliau dilantik menjadi pemimpin umat sepeninggalnya Rasulullah Saw, yang mana inti dari isi pidato tersebut dapat dijadikan pedoman dalam memilih profil seorang pemimpin yang baik. Isi pidato tersebut diterjemahkan kurang lebih sebagai berikut :

“Saudara-saudara, Aku telah diangkat menjadi pemimpin bukanlah karena aku yang terbaik di antara kalian semuanya, untuk itu jika aku berbuat baik bantulah aku, dan jika akau berbuat salah luruskanlah akau. Sifat jujur itu adalah amanah, sedangkan kebohongan itu adalah penghianatan. ‘Orang lemah’ di antara kalian akau pandang kuat posisinya di sisiku dan aku akan melindungi hak-haknya. ‘Orang kuat’ di antara kalian aku pandang lemah posisinya di sisiku dan akau akan mengambil hak-hak mereka yang mereka peroleh dengan jalan yang jahat untuk aku kembalikan kepada yang berhak menerimanya. Janganlah di antara kalian meninggalkan jihad, sebab kaum yang meninggalkan jihad akan ditimpakan kehinaan oleh Allah SWT. Patuhlah kalian kepadaku selama aku mematuhi Allah dan RasulNya. Jika aku durhaka kepada Allah dan RasulNya maka tidak ada kewajiban bagi kalian untuk mematuhiku. Kini marilah kita menunaikan Shalat semoga Allah SWT melimpahkan RahmatNya kepada kita semua[2].

Ada 7 (tujuh) poin yang dapat diambil dari inti pidato khalifah Abu Bakar ra tersebut, yaitu :

  1. Sifat rendah hati. Pada hakikatnya kedudukan pemimpin itu tidak berbeda dengan kedudukan raknyatnya. Ia bukan orang yang harus terus diistimewakan. Ia hanya sekedar orang yang harus didahulukan selangkah dari yang lainnya karena ia mendapatkan kepercayaan dalam memimpin dan mengemban amanat. Ia seolah pelayan rakyat yang di atas pundaknya terletak tanggungjawab besar yang mesti dipertanggungjawabkan. Dan seperti seorang “partner” dalam batas-batas yang tertentu bukan seperti “tuan dengan hambanya”. Kerendahan hati biasanya mencerminkan persahabatan dan kekeluargaan, sebaliknya keegoan mencerminkan sifat takabur dan ingin menang sendiri.
  2. Sifat terbuka untuk dikritik. Seorang pemimpin haruslah menaggapi aspirasi-aspirasi rakyat dan terbuka untuk menerima kritik-kritik sehat yang membangun dan konstruktif. Tidak setogianya menganggap kritikan itu sebagai hujatan atau orang yang mengkritik sebagai lawan yang akan menjatuhkannya lantas dengan kekuasaannya mendzalimi orang tersebut. Tetapi harus diperlakukan sebagai “mitra” dengan kebersamaan dalam dalam rangka meluruskan dari kemungkinan buruk yang selama ini terjadi untuk membangun kepada perbaikan dan kemajuan. Dan ini merupakan suatu partisipasi sejati sebab sehebat apapun pemimpin itu pastilah memerlukan partisipasi dari orang banyak dan mitranya. Disinilah perlunya social-support dan social-control. Prinsip-prinsip dukungan dan kontrol masyarakat ini bersumber dari norma-norma Islam yang diterima secara utuh dari ajaran Nabi Muhammad Saw.
  3. Sifat jujur dan memegang amanah. Kejujuran yang dimiliki seorang pemimpin merupakan simpati rakyat terhadapnya yang dapat membuahkan kepercayaan dari seluruh amanat yang telah diamanahkan. Pemimpin yang konsisten dengan amanat rakyat menjadi kunci dari sebuah kemajuan dan perbaikan. Khalifah Umar bin Abdul Aziz pernah didatangi putranya saat dia berada di kantornya kemudian bercerita tentang keluarga dan masalah yang terjadi dirumah. Seketika itu Umar bin Abdul Aziz mematikan lampu ruangan dan si anak bertanya dari sebab apa sang ayah mematikan lampu sehingga hanya berbicara dalam ruangan yang gelap. Dengan sederhana sang ayah menjawab bahwa lampu yang kita gunakan ini adalah amanah dari rakyat yang hanya dipergunakan untuk kepentingan pemerintahan bukan urusan keluarga.
  4. Sifat berlaku adil. Keadilan adalah konteks nyata yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dengan tujuan demi kemakmuran rakyatnya. Keadilan bagi manusia tidak ada yang relatif. Islam meletakan soal penegakan keadilan itu sebagai sikap yang essensial. Seorang pemimpin harus mampu menimbang dan memperlakukan sesuatu dengan seadil-adilnya bukan sebaliknya berpihak pada seorang saja. Dan orang yang “lemah” harus dibela hak-haknya dan dilindungi, sementara orang yang “kuat” dan bertindak zhalim harus dicegah dari bertindak sewenang-wenangnya.
  5. Komitmen dalam perjuangan. Sifat pantang menyerah dan konsisten pada konstitusi bersama bagi seorang pemimpin adalah penting. Teguh dan terus istiqamah dalam menegakkan kebenaran dan keadilan. Pantang tergoda oleh rayuan dan semangat menjadi orang yang pertama di depan musuh-musuh yang hendak menghancurkan konstitusi yang telah disepakati bersama. Bukan sebagai penonton di kala perang.
  6. Bersikap demokratis. Demokrasi merupakan “alat” untuk membentuk masyarakat yang madani, dengan prinsip-prinsip segala sesuatunya dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat. Dalam hal ini pemimpin tidak sembarang memutuskan sebelum adanya musyawarah yang mufakat. Sebab dengan keterlibatan rakyat terhadap pemimpinnya dari sebuah kesepakatan bersama akan memberikan kepuasan, sehingga apapun yang akan terjadi baik buruknya bisa ditanggung bersama-sama.

hidup ini segala sesuatunya takkan terlepas dari pantauan Allah SWT, manusia bisa berusaha semampunya dan sehebat-hebatnya, namun yang menentukannya adalah tetap Allah SWT. Hubungan seorang pemimpin dengan Tuhannya tak kalah pentingnya; yaitu dengan berbakti dan mengabdi kepada Allah SWT. Semua ini dalam rangka memohon pertolongan dan ridho Allah SWT semata. Dengan senantiasa berbakti kepadaNya terutama dalam menegakan shalat lima waktu misalnya, seorang pemimpin akan mendapat hidayah untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang keji dan tercela. Selanjutnya ia akan mampu mengawasi dirinya dari perbuatan-perbuatan hina tersebut, karena dengan shalat yang baik dan benar menurut tuntunan ajaran Islam dapat mencegah manusia dari perbuatan keji dan munkar (QS. Al Ankabuut: 45).( Surat Al-‘Ankabut Ayat 45 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir | Baca di TafsirWeb)

Yang tidak kalah penting pemimpin masa kini juga seharusnya mempunyai karakter sebagai berikut. Semakin banyak sifat baik yang ditampilkan oleh seorang pemimpin, maka ia akan semakin dipercaya dan diyakini oleh para pengikutnya.

Berikut ini adalah 10 karakter yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin masa depan, yang acap kali dikemukakan oleh para pakar terkemuka dalam bidang kepemimpinan[3], yakni :

  1. Jujur, menampilkan ketulusan dan integritas dalam semua tindakannya sehingga tidak ada manivulative
  2. Kompeten, dalam melakukan tindakan berbasis pada akal pikiran, sikap dan prinsip moral. Membuat keputusan tidak terlalu subyektif
  3. Berpandangan kedepan, memiliki tujuan dan visi masa depan
  4. Menginspirasi, mampu menunjukan kredibilitas dan originalitas dalam segala hal yang ia lakukan
  5. Cerdas, gemar dan rakus membaca haus belajar, dan senantiasa mencari tugas yang menantang
  6. Adil (fairness), mampu menunjukan perlakuan yang adil bagi semua orang
  7. Berwawasan luas – menyukai keragaman kaya perspektif
  8. Berani, memiliki ketekunan untuk mencapai tujuan meski menghadapi resiko yang berat
  9. Lugas memiliki penilaian yang baik tentang berbagai persoalan, dan menggunakannya untuk membuat keputusan yang terbaik pada waktu yang tepat
  10. Imajinatif , mampu melakukan perubahan pada waktu yang tepat.

Selain 10 karakter di atas perlu dikembangkan pemimpin yakni :

1. Membangun suatu standar

2. Memberikan dukungan dan mengembangkan

3. Integrator

Dari rangkaian syarat-syarat pemimpin di atas sedikit dapat kita jadikan acuan dalam memilih sosok pemimpin, dan masih banyak lagi ketentuan-ketentuan pemimpin yang baik dalam perspektif Islam yang bisa kita gali baik yang tersurat maupun tersirat di dalam Al Quran dan Hadist-hadist nabi Saw.

Jadi pemimpin seperti apa yang sebaiknya diangkat di era seperti sekarang ini? Secara umum Al Quran sudah memberikan gambaran kriteria pemimpin yang harus dipilih, yaitu seperti yang ditegaskan oleh Allah SWT dalam firmanNya yang artinya: “ Dan sesungguhnya telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (sesudah Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang shaleh” (QS Al-Ambiya’ : 105) (Surat Al-Anbiya Ayat 105 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir | Baca di TafsirWeb). Jadi yang mendapat mandat mengurusi manusia beserta isinya di muka bumi ini sesuai rekomondasi Allah SWT ternyata hanyalah orang-orang shaleh, bukan orang-orang yang suka membuat kerusakan di muka bumi yang pola fikir dan perilakunya tidak diridhai oleh Allah SWT. Wallahu’alam

 

Sumber :

Oleh, Dr. H. Mufid Hidayat, MA.

·         Kepemimpinan Islam, Pemimpin Islam, Sifat Sifat Pemimpin Islam

Syarat-syarat untuk menjadi pemimpin, Kepemimpinan Wanita dan Pandangan Para Mufassir

Sebelum membahas kepemimpinan wanita dalam pandangan mufassir, perlulah untuk dipahami mengenai syarat-syarat menjadi pemimpin.

Syarat-syarat untuk menjadi pemimpin menurut Al-Mawardi ada 7 [4]:

1)      Adil[5]

Seorang pemimpin harus mempunyai jiwa yang adil. Maksud adil adalah lawan dari kata dzalim, sebagaimana yang tercantum dalam Q.S an-Nisa ayat 58 yang berbunyi;

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ

 نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا

“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.”

2)      Berpengetahuan

Dalam artian bisa menjadi hakim (menguasai dalam ilmu hukum) maupun dalam mengambil keputusan dengan menggunakan ijtihad.

3)      Memiliki panca indera yang sehat

Tidak adanya kecacatan dalam fisik, karena jika seorang pemimpin cacat maka tidak optimal mengemban tugasnya, karena banyak tugas yang harus dikerjakan dalam pemerintahan.

4)      Anggota tubuh sehat, tidak menghalang-halanginya untuk menyempurnakan tindakan dan bergerak cepat

5)      Berakal dan bermental sehat

Berakal sehat dan tidak mempunyai cacat mental atau lebih jelasnya adalah cerdas, yang pada akhirnya dapat mengemban tugas kepemimpinanya dengan baik sesuai tuntutan zaman.

6)      Memiliki keberanian dan sifat patriotism

Hal ini berguna untuk melindungi negara dan melawan musuh, jadi seorang pemimpin harus mempunyai keahlian tentang militerisme.

7)      Memiliki nashab dari silsilah Bany Quraisy[6].

Akan tetapi syarat yang terakhir ini tidak bisa berlaku dalam kepemimpinan di Negara Indonesia yang berasaskan Pancasila. Dimana sistem pemilihan pemimpin menggunakan sistem Demokrasi (PEMILU).

 

Dari ketujuh syarat ini, Ridwan Yahya dalam bukunya "Memilih Pemimpin dalam Perspektif Islam", menambah 1 syarat seorang pemimpin, yakni seorang pemimpin haruslah seorang laki-laki. Hal ini berlandaskan Q.S an-Nisa ayat 34 yang artinya “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita” (Surat An-Nisa Ayat 34 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir | Baca di TafsirWeb) dan diperkuat oleh hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, at-Turmuzi dan an-Nasa’i:

عَنْ أَبِي بَكْرَةَ قَالَ : لَقَدْ نَفَعَنِي اللَّهُ بِكَلِمَةٍ سَمِعْتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيَّامَ الْجَمَلِ بَعْدَمَا كِدْتُ أَنْ أَلْحَقَ بِأَصْحَابِ الْجَمَلِ، فَأُقَاتِلَ مَعَهُمْ. قَالَ : لَمَّا بَلَغَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ أَهْلَ فَارِسَ قَدْ مَلَّكُوا عَلَيْهِمْ بِنْتَ كِسْرَى قَالَ : " لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ، وَلَّوْا أَمْرَهُمُ امْرَأَةً "[7].

Dari Abu Bakrah dia berkata; Sungguh Allah telah memberikan manfaat kepadaku dengan suatu kalimat yang pernah aku dengar dari Rasulullah, -yaitu pada waktu perang Jamal tatkala aku hampir bergabung dengan para penunggang unta lalu aku ingin berperang bersama mereka.- Dia berkata; ‘Tatkala sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa penduduk Persia telah dipimpin oleh seorang anak perempuan putri raja Kisra, beliau bersabda: “Suatu kaum tidak akan beruntung, jika dipimpin oleh seorang wanita.”

Begitupun berdasarkan teks-teks al-Qur’an dan Sunnah-sunnah Rasulullah ternyata kedudukan dan tugas wanita dalam rumah tangga lebih dominan (menjadi skala prioritas utama) daripada tugas dan kewajiban yang bersifat umum, sosial kemasyarakatan, dan pemerintahan. Allah swt telah berfirman:

وَقَرْنَ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ وَلَا تَبَـرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْاُ وْلٰى وَاَقِمْنَ الصَّلٰوةَ وَاٰتِيْنَ الزَّكٰوةَ وَاَطِعْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ اَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًا

"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan (bertingkah laku) seperti orang-orang jahiliah dahulu, dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai Ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (QS. Al-Ahzab [33]: 33)( Surat Al-Ahzab Ayat 33 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir | Baca di TafsirWeb)

Dalam kitab tafsir Al-Qur’anul adhim karya Ibnu Katsir, ayat ini diinterpretasikan dengan sebuah hadits Nabi:

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: جِئْنَ النِّسَاءُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ ﷺ فَقُلْنَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ذَهَبَ الرِّجَالُ بِالْفَضْلِ وَالْجِهَادِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ تَعَالَى، فَمَا لَنَا عَمَلٌ نُدْرِكُ بِهِ عَمَلَ الْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "مَنْ قَعَدَ -أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا -مِنْكُنَّ فِي بَيْتِهَا فَإِنَّهَا تُدْرِكُ عَمَلَ الْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ".

Dari Anas radhiyallahu 'anhu, ia mengatakan wanita telah datang kepada Rasulullah, kemudian dia bertanya: Wahai Rasulullah, laki-laki memiliki keutamaan dan mereka juga berjihad di jalan Allah. Apakah kami kaum wanita bisa mendapatkan orang yang berjihad di jalan Allah? Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang tinggal di rumahnya, maka dia mendapat pahala mujahid di jalan Allah". (القرآن الكريم - تفسير ابن كثير - تفسير سورة الأحزاب - الآية 33 (ksu.edu.sa))

Dalam Al-Qur'an Surah An-nisa' ayat 34 Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَاۤ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَا لِهِمْۗفَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُۗوَالّٰتِيْ تَخَا فُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَا ضْرِبُوْهُنَّۚفَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًاۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا

"Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha Tinggi, Maha Besar." (QS. An-Nisa' [4]: 34)

Ayat ini ditafsirkan oleh Ibnu Katsir sebagai berikut:

يَقُولُ تَعَالَى: ﴿الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ﴾ أَيِ: الرَّجُلُ قَيّم عَلَى الْمَرْأَةِ، أَيْ هُوَ رَئِيسُهَا وَكَبِيرُهَا وَالْحَاكِمُ عَلَيْهَا

Dari sini dapat dipahami bahwa penjelasan ayat tidak hanya diambil dari kesimpulan secara tekstual saja. Dalam beberapa terjemah Al-Qur'an, lafadzقوامون    hanya diartikan dengan pelindung saja. Padahal pada lafadz tersebut memiliki beberapa makna sebagaimana telah dijelaskan dalam tafsir Ibnu Katsir di atas. Sebab dari sisi inheren (pribadi), laki-laki memang lebih utama dan lebih baik. Maka hal itulah alasan persoalan kenabian dan kekuasaan tertingi hanya diberikan kepada kaum laki-laki saja. (القرآن الكريم - تفسير ابن كثير - تفسير سورة النساء - الآية 34 (ksu.edu.sa))

Imam az- Zamakhsyari juga menjelaskan dalam kitabnya Al-Kassyaf;

﴿ٱلرِّجَالُ قَوَّا مُوْنَ عَلَى النِّسَآءِ ….﴾ قَوَّامُونَ عَلَى النِّساءِ يَقُوْمُوْنَ عَلَيْهِنَّ آمِرِيْنَ نَاهِيْنَ، كَمَا يَقُوْمُ الْوُلَاةُ عَلَى الرَّعَايَا

“Mereka menguasai perempuan, mereka melakukan perintah dan larangan atas mereka, seperti yang dilakukan para penguasa atas rakyatnya”

Beliau menyatakan bahwa laki-laki memang lebih unggul dari perempuan. Keunggulan itu meliputi akal, ketegasan, semangat, keperkasaan dan keberanian atau ketangkasan. Maka dari itu kenabian, keulamaan, kepemimpinan besar yang bersifat publik begitu juga dengan jihad hanya disandangkan pada laki-laki. (ص505 - كتاب تفسير الزمخشري الكشاف عن حقائق غوامض التنزيل - سورة النساء آية - المكتبة الشاملة (shamela.ws))

Fakhruddin Razi dalam karyanya Tafsir Mafaatih al-Ghaib, mempercayai keunggulan laki-laki atas wanita dengan alasan ilmu pengetahuan dan kemampuan. Menurutnya akal serta pengetahuan laki-laki lebih luas daripada wanita dan kemampuan mereka dalam melakukan sesuatu yang berat juga lebih mampu dari pada wanita. Sifat-sifat ini merupakan sifat yang hakiki bagi orang laki-laki.( ص70 - كتاب تفسير الرازي مفاتيح الغيب أو التفسير الكبير - سورة النساء آية - المكتبة الشاملة (shamela.ws))

Muhammad Abduh, pemikir Islam kontemporer terkemuka, berpendapat bahwa Allah Swt. telah memberikan kekuatan kepada laki-laki yang tidak diberikan kepada perempuan. Jadi, hal ini merupakan fitrah bagi laki-laki. Kelebihan lainnya yang sudah jelas-jelas dapat dilihat oleh mata adalah laki-laki diberi beban untuk menafkahi perempuan. (ص55 - كتاب تفسير المنار - - المكتبة الشاملة (shamela.ws))

*Penulis adalah santri aktif Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata, aktif sebagai mahasiswa Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir Institut Agama Islam Al-Khairat Pamekasan.

Sumber :

Kepemimpinan Wanita dan Pandangan Para Mufassir - Mambaul Ulum Bata-Bata


[2] Pidato aslinya dan beberapa penjelasannya silakan lihat link di bawah ini ;

v ص64 - كتاب أبو بكر الصديق أفضل الصحابة وأحقهم بالخلافة - خطبة يوم السقيفة - المكتبة الشاملة (shamela.ws)

v أصول الولاية في الإسلام من خطبة الصديق - الدرر السنية (dorar.net)

v الدرر السنية - الموسوعة الحديثية - شروح الأحاديث (dorar.net)

v Pidato Pertama Abu Bakar Ash Shiddiq Pasca Pengangkatannya Sebagai Khalifah (umma.id)

v وليت عليكم ولست بخيركم .. درس لكل عاقل - ملتقى الخطباء (khutabaa.com)

v من فضائل أبي بكر رضي الله عنه - إسلام ويب - مركز الفتوى (islamweb.net)

v مدى صحة قال أبو بكر الصديق وليت عليكم ولست بخيركم فإن أحسنت فأعينوني وإن أسأت فقوموني (islamink.com)

v ص211 - كتاب جامع الأحاديث - مسند أبى بكر الصديق - المكتبة الشاملة (shamela.ws)

v أبوبكر الصديق: «إنى قد وليت عليكم ولست بخيركم» | المصري اليوم (almasryalyoum.com)

v من خطب أبي بكر - موضوع (mawdoo3.com)

v IUMS (iumsonline.org)

v الزعم أن أبا بكر - رضي الله عنه - كان دكتاتورا (مستبدا) لا يقبل النقد والتوجيه (bayanelislam.net)

v أول خطبة لأبي بكر الصديق - الصحابة والتابعين (hawlalrasool.com)

v أبو بكر الصديق رضي الله عنه - فقه المسلم (islamonline.net)

v Al Moqatel - الخلفاء الراشدون

v خطبة الصديق رضي الله عنه (alfaseeh.com)

v تحليل بلاغى رائغ لخطبة أبي بكر الأول الثانوى فصل دراسى ثانى (ahlamontada.com)

v  أبو بكر الصديق .. خطبه ومواعظه (alukah.net)

[6] Teks asli dan penjelasannya lihat di link berikut ini ;

v حول صحة حديث "الأئمة من قريش" | الحرة (alhurra.com)

v الأدلة على كون الأئمة من قريش والسر في ذلك - إسلام ويب - مركز الفتوى (islamweb.net)

v الطعن في حديث "الأئمة من قريش" (bayanelislam.net)

v الدرر السنية - الموسوعة الحديثية - شروح الأحاديث (dorar.net)

v نقاش حديث الأئمة من قريش - فقه المسلم (islamonline.net)

v (26) حديث الأئمة من قريش وموقف الأنصار منه - أبو بكر الصديق - علي بن محمد الصلابي - طريق الإسلام (islamway.net)

v معنى حديث الأئمة من قريش (midad.com)

v ص13 - كتاب تاريخ الخلفاء - فصل في بيان أن الأئمة من قريش والخلافة فيهم - المكتبة الشاملة (shamela.ws)

v السلام عليكم، بحاجة لتوضيح لصحة أحاديث حصر الإمامة في قُريش، "الأئمة من قريش." "الناس تبع لقريش في هذا الشأن، مسلمهم تبع لمسلمهم، وكافرهم تبع لكافرهم." …. وما صحة حصر الإمامة في سلالة واحدة وهي قُريش حسب ما ذكر أعلاه، وإن كان صحيحًا فما الحكمة من ذلك. خاصة في ظل ما ورد في الحديث الشريف بصحيح مسلم: وإن أُمِّر عليكم عبدٌ مجدعٌ يقودكم بكتاب الله فاسمعوا له وأطيعوا والسلام عليكم. (najah.edu)

v حكم اشتراط القرشية في الإمامة الكبرى مع إضافة آراء جمع من المعاصرين (alukah.net)

v الأئمة من قريش بل من بني هاشم (mezan.net)

v ما صحة حديث: (لا يزال هذا الأمر في قريش ما بقي منهم اثنان)؟ - الإسلام سؤال وجواب (islamqa.info)

v المبحثُ السَّابِعُ: من شُروطِ انعِقادِ الإمامةِ: القُرَشِيَّةُ - الموسوعة العقدية - الدرر السنية (dorar.net)

v ص339 - كتاب الموسوعة الفقهية الدرر السنية - الخلافة في قريش والناس تبع لقريش - المكتبة الشاملة (shamela.ws)

v الطيب آيت حمودة - حديث(الأئمة من قريش) الذي مزق أمة الإسلام . (ahewar.org)

v حول صحة حديث “الأئمة من قريش” - صحيفة الراكوبة (alrakoba.net)

v تحميل كتاب طرق حديث الائمة من قريش وفي بعضها من بني هاشم من الصحاح وغيرها PDF - مكتبة نور (noor-book.com)

v Binder1.pdf (archive.org)

v ص209 - أرشيف ملتقى أهل الحديث - الأئمة من قريش لماذا لا تكون من للتبعيض - المكتبة الشاملة الحديثة (al-maktaba.org)

v تصفح وتحميل كتاب طيب العيش في حكم الأئمة من قريش Pdf - مكتبة عين الجامعة (univeyes.com)

v الرد علي شبهة حديث الأئمة من قريش .. (fnoor.com)

v الشيخ محمد ناصر الالباني-فتاوى عبر الهاتف والسيارة-259-14 (alathar.net)

v صفحات الشيخ أبي عبدالرحمن مقبل بن هادي الوادعي رحمه الله | شرح حديث : الأئمة من قريش | فتاوى الشيخ مقبل بن هادي الوادعي رحمه الله (muqbel.net)

v الأئمة من قريش «3-3 » | صحيفة الرأي (alrai.com)

v كيف نوفق بين حديث ( الأئمة من قريش ) وحديث الرسول عليه الصلاة والسلام : ( اسمعوا وأطيعوا ولو ولي عليكم عبد حبشي ) ؟ - صوتيات وتفريغات الإمام الألباني (al-albany.com)

v شبهة وجوابها حول حديث الأئمة من قريش. - إسلام ويب - مركز الفتوى (islamweb.com)

v 12979610431.pdf (archive.org)

v جواب سؤال: في موضوع النسب القرشي وشروط الخليفة (hizb-ut-tahrir.info)

v فصل: باب الخلافة في قريش والناس تبع لهم|نداء الإيمان (al-eman.com)

v الحكمة في كون الأئمة من قريش وقيود ذلك - إسلام ويب - مركز الفتوى (islamweb.org)

v الأئمة من قريش .. هل فضل النبي قريشا على سائر المسلمين واحتكر لهم السلطة ؟ | أهل مصر (ahlmasrnews.com)

v الأئمة من قريش | المَكتبة الإسلاميّة العَلَويَّة (alawiyoun.net)

v Kepimpinan dari Quraisy | Semak Hadis

v السقيفة / 9 / الأئمة من قريش - شبكة الدفاع عن السنة (dd-sunnah.net)

v  هل يشترط في الخليفة أن يكون من بني هاشم أو من قريش | الفتاوى (fatawa-tartosi.blogspot.com)

[7] Tentang hadits ini beserta penjelasannya silakan lihat pada link dibawah ini ;

v الكلام على حديث : (لن يفلح قوم ولّوا أمرهم امرأة) - الإسلام سؤال وجواب (islamqa.info)

v على جمعة: حديث "لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة" خاص ببنت كسرى - اليوم السابع (youm7.com)

v دار الإفتاء توضح معنى حديث لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة (cairo24.com)

v لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة!! | الجزيرة نت (aljazeera.net)

v «لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة».. تفسير يفحم منتقدي «السيدات على منصة القضاء» (dostor.org)

v حديث: «لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة» - محمد الحسن الددو الشنقيطي - طريق الإسلام (islamway.net)

v دار الإفتاء - حكم ترشح المرأة وانتخابها (aliftaa.jo)

v شرح وترجمة حديث: لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة - موسوعة الأحاديث النبوية (hadeethenc.com)

v جمعية قضاء - الأبحاث - التصنيفات (qadha.org.sa)

v الدرر السنية - الموسوعة الحديثية - شروح الأحاديث (dorar.net)

v مفاهيم مغلوطة.. «لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمْ امْرَأَةً» - الأهرام اليومي (ahram.org.eg)

v لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة - صحيح البخاري (hadithprophet.com)

v ص146 - كتاب شبهات المشككين - ما أفلح قوم ولوا أمرهم امرأة - المكتبة الشاملة (shamela.ws)

v معنى «لن يفلح قوم ولوا أمرهم إمرأة» | موقع الشيخ يوسف القرضاوي (al-qaradawi.net)

v Search Results - Search Results - ما أفلح قوم ولوا أمرهم امرأة (page 1) - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)

v شبهة حول حديث لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة وردها - إسلام ويب - مركز الفتوى (islamweb.net)

v لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة - ملتقى أهل التفسير (mtafsir.net)

v ما مقصد "لن يفلح قوم ولّوا أمرهم امرأة"؟ "العيسي" يجيب داعياً إلى فهم صحيح (sabq.org)

v ما تفسير حديث ما أفلح قوم ولوا أمرهم إمرأة؟.. «الإفتاء» تجيب | بوابة أخبار اليوم الإلكترونية (akhbarelyom.com)

v خالد الجندي يكشف مفاجأة عن تفسير حديث «لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة»: تكريم للنساء | المصري اليوم (almasryalyoum.com)

v (PDF) حديث:(( لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة )) دراسة حديثية فقهية (researchgate.net)

v الرد على من أجاز تولية المرأة للقضاء (binbaz.org.sa)

v الشيخ محمد بن صالح العثيمين-العقيدة السفارينية-23a-22 (alathar.net)

v صحة حديث «لن يفلح قوم ولَّوا أمرهم امرأة»؟.. دار الإفتاء تحسم الجدل (elbalad.news)

v تولية المرأة للمناصب(شُبهات حول حديث " لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة "وردّها ) (saaid.org)

v Kepemimpinan Perempuan dalam Kajian Hadits - UNINUS

v Tidak Akan Beruntung Suatu Kaum Jika Dipimpin Oleh Seorang Wanita | Maktabah Abi Humaid (wordpress.com)

v فهم مغلوط لقول الرسول: «ما أفلح قوم ولوا أمرهم امرأة» - صحيفة الاتحاد (alittihad.ae)

v حول التعارض بين حديث ” لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة ” ، مع واقع بعض الدول التي نجحت مع أن الحاكم امرأة – نصرة السنة (nusrahalsunnah.com)

v لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة | الراوي مردود الشهادة جلده عمر.. هل يدين السيدة عائشة؟ | هاني عمارة (daqaeq.net)

v آمنة نصير: حديث «لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة» عن الروم فقط - أخبار مصر - الوطن (elwatannews.com)

v مصطفي محمود - بل قد أفلح قوم ولوا أمرهم امرأة (ahewar.org)

v "لن يفلح قوم ولّوا أمرهم امرأة".. أستاذ بالأزهر: لا تجوز إم | مصراوى (masrawy.com)

v حديث (لن يفلح قوم ولّوا أمرهم امرأة) | الموقع الرسمي لمعالي الشيخ عبد الكريم بن عبد الله الخضير - حفظه الله تعالى - (shkhudheir.com)

v شرح حديث لن يُفْلِح قوم ولَّوْا أمْرَهُم امرَأة (islamic-content.com)

v شرح حديث لن يفلح قوم ولوا أمرهم امرأة - العلامة صالح الفوزان حفظه الله - E M A A N L I B R A R Y . C O M ............ ا لسلف ا لصا لح

varticle_108337_968c7bc5772ef02e9304937dec7b5eae.pdf (univeyes.net)

 


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: