Malam Lailatul Qadar
Salah satu keistimewaan yang Allah berikan untuk
umat Nabi Muhammad saw dibanding umat-umat lainnya adalah malam Lailatul Qadar.
Malam yang lebih utama daripada seribu bulan.
Dalam kitab Ahkamul Qur’an, Ibnu ‘Arabi (1165-1240 M) menjelaskan dengan
mengutip pendapat Al-Qadli,
“Sungguh
umat Muhammad saw telah mendapat anugerah yang tidak akan diberikan kepada umat
lain selamanya. Yaitu: Pertama, melakukan shalat lima waktu dengan pahala
sebesar shalat lima puluh waktu. Kedua, berpuasa bulan Ramadhan dibalas sebesar
puasa selama satu tahun. Ketiga, zakatnya cukup seperempat dari sepersepuluh. Keempat, membaca akhir surat al-Baqarah pahalanya
seperti ibadah satu malam full. Kelima, shalat Subuh pahalanya seperti ibadah
satu malam full. Keenam, shalat Isya pahalanya seperti menghidupkan
separuh malam. Ketujuh, anugerah yang tidak ada tandingannya, yaitu
malam Lailatul Qadar yang lebih utama daripada 1000 bulan.[1]”
Ibnu ‘Arabi juga mengutip penjelasan Imam malik dalam al-Muwattha,
menyebutkan riwayat Ibnu Qasim dan yang lainnya,
سمعت من أثق به يقول: إن رسول
الله صلى الله عليه وسلم أري أعمار الأمم قبله ، فكأنه تقاصر أعمار أمته ألا
يبلغوا من العمل مثل ما بلغ غيرهم في طول العمر ، فأعطاه الله ليلة القدر ، وجعلها
خيرا من ألف شهر.
Artinya, “Aku mendengar seorang yang
terpercaya berkata, “Sungguh, Rasulullah saw pernah diperlihatkan usia
umat-umat terdahulu. (Melihat itu) Nabi pesimis bahwa usia umatnya tidak akan
mampu untuk mencapai amal ibadah yang dilakukan umat-umat tersebut. Kemudian
Allah swt memberikan Nabi (dan umatnya) malam Lailatul Qadar yang lebih utama
dari seribu bulan.[2]”
Apa yang dijelaskan oleh Ibnu ‘Arabi di atas sudah
sangat jelas, syari’at umat Nabi Muhammad saw adalah syari’at yang begitu
sempurna. Memiliki keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki oleh umat-umat
terdahulu. Di antara keunggulan itu adalah malam Lailatul Qadar yang
keunggulannya tidak tertandingi.
Lantas, kapan sebenarnya malam Lailatul
Qadar itu terjadi?
Kita tidak bisa memastikan, kapan persisnya malam
itu tiba. Karena Allah swt memang merahasiakannya. Tetapi, kita masih bisa
memprediksinya melalui pendapat para ulama yang ada. Pada kesempatan kali ini,
penulis ingin memaparkan pendapat Ibnu Hajar Al-Asqalani (1372-1449 M). Salah
satu ulama hadits terkemuka dari mazhab Syafi’i.
Menurut Ibnu Hajar, terkait waktu terjadinya malam
Lailatul Qadar, ada banyak sekali pendapat, masing-masing pendapat dengan
landasan argumennya. Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menyebutkan ada 45 pendapat
soal ketetapan waktu malam Lailatul Qadar.
Namun, menurut Ibnu Hajar, dari 45 pendapat itu, yang paling unggul (rajih)
adalah pendapat yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada tanggal
ganjil dari 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Jatuhnya di malam berbeda pada
tiap tahunnya[3].
Dari tanggal-tanggal ganjil itu, yang paling potensial adalah tanggal 21 dan 23
Ramadhan. Sebagaimana pendapat Imam Syafi’i[4].
Sementara menurut mayoritas ulama adalah malam tanggal 27 Ramadhan[5].
Berikut penulis paparkan dalil-dalil yang mendasari argumen Ibnu Hajar
tersebut.
Pendapat yang mengatakan malam Lailatul Qadar pada tanggal ganjil dari 10 malam
terakhir bulan Ramadhan. Berikut dalilnya,
وعن عائشة رضي الله عنها، قالت: كَانَ رسولُ الله - صلى
الله عليه وسلم - يُجَاوِرُ في العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ، ويقول:
«تَحَرَّوا لَيْلَةَ القَدْرِ في العَشْرِ الأوَاخِرِ مِنْ رَمَضانَ». متفقٌ
عَلَيْهِ.
Artinya, “Dari Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah
saw. bersabda: ‘Carilah lailatul qadar itu dalam malam sepuluh hari terakhir
dari bulan Ramadhan.” (Muttafaq ‘alaih)
Dikerucutkan oleh hadits berikut,
وعنها رضي الله عنها: أنَّ
رسولَ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ: «تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ في
الوَتْرِ مِنَ العَشْرِ الأوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ». رواه البخاري.
Artinya, “Dari Aisyah ra
pula, bahwasanya Rasulullah saw bersabda: ‘Carilah lailatul qadar itu dalam
malam ganjil dari sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR.
Bukhari)
Atas dasar dua hadits di atas, Ibnu Hajar
mengunggulkan pendapat yang mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada
sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan. Tepatnya pada malam-malam tanggal
ganjil[6].
Berikutnya, pendapat yang mengatakan terjadi pada
lama ke-23 bulan Ramadhan. Pendapat ini didukung oleh Imam Syafi’i. Dalam satu
hadits dijelaskan, salah seorang sahabat Nabi yang bernama Abdullah bin Unais
bertanya perihal malam Lailatul Qadar,
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى نَلْتَمِسُ هَذِهِ اللَّيْلَةَ
الْمُبَارَكَةَ
Artinya, “Wahai Rasulullah, kapankah kami bisa
memperoleh malam penuh berkah ini?”
Rasulullah menjawab,
الْتَمِسُوهَا هَذِهِ
اللَّيْلَةَ )وَقَالَ وَذَلِكَ مَسَاءَ لَيْلَةِ ثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ(
Artinya, “Carilah pada malam ini (malam 23
Ramadhan)”
Selanjutnya, pendapat yang mengatakan terjadi pada malam ke-27 bulan Ramdhan.
Ini merupakan pendapat mayoritas ulama. Landasan argumennya berdasarkan atsar
Ubay bin Ka’ab berikut,
عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ: (وَاللَّهِ إِنِّي لأَعْلَمُهَا
وَأَكْثَرُ عِلْمِي هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا، هِيَ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ
Artinya, “Dari Ubay bin Ka’ab: ‘Demi Allah,
sungguh aku mengetahui malam (Lailatul Qadar) tersebut. Puncak ilmuku bahwa
malam tersebut adalah malam yang Rasulullah saw memerintahkan kami untuk
menegakkan salat padanya, yaitu malam ke-27." (HR. Muslim)
Sementara pendapat yang mengatakan tidak menentu, dalam artian berpindah-pindah
setiap tahunnya, bukan hanya tanggal 23 atau 27 saja, berdasarkan banyak
riwayat. Di mana setiap riwayatnya ada yang mengatakan tanggal 21, 23, 27, dan
29. Terlalu panjang jika penulis sebutkan satu persatu dalilnya.
Lalu, apa hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar
ini?
Masih menurut Ibnu Hajar. Dalam Fathul Bari-nya,
ia menjelaskan, bahwa hikmah dirahasiakannya malam Lailatul Qadar adalah supaya
umat Islam bersungguh-sungguh dalam berusaha memperolehnya dengan kesungguhan
ibadah. Berbeda jika ditentukan pada tanggal sekian, khawatir kesungguhan
ibadahnya hanya malam itu saja[7].
Muhammad
Abror, Pengasuh Madrasah Baca Kitab, alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek
Cirebon
Somber :
Waktu Terjadinya Lailatul Qadar Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani
Berdasarkan buku Shalat Tarawih, I’tikaf dan
Lailatul Qadar oleh Syekh Salim bin Ied al-Hilali dan Syekh Ali Hasan Ali Abdul
Hamid[8], berikut
ini ciri-ciri malam Lailatul Qadar :
1. Pagi Harinya Tidak Panas atau Menyilaukan
عن أبي بن كعب رضي
الله عنه أنه قال: ((... أخبرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أنها تطلُع يومئذ لا
شعاع لها))؛ [رواه مسلم (762)]. [9]
وفي لفظ آخر لمسلم
عن أُبي بن كعب رضي الله عنه: ((وأمارتها أن تطلع الشمس في صبيحة يومها بيضاء لا
شعاع لها))؛ [رواه مسلم (762)].
Dari Ubay, Rasulullah bersabda, “Pagi
hari (dari) malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti
bejana hingga meninggi”. (HR. Muslim 762)
2. Malam yang Cerah Serta Tidak Panas Maupun
Dingin
عن عبدالله بن عباس رضي الله عنهما قال: قال رسول
الله صلى الله عليه وسلم: ((ليلة القدر ليلة سمحة، طلقة، لا حارة ولا باردة، تصبح
الشمس صبيحتها ضعيفةً حمراء))؛ [أخرجه الطيالسي (349)، وابن خزيمة (3/231 ) والبزار 1(486/[10]
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda, “Lailatul
Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan)
keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan”.
(Tahayalisi 349, Ibnu Khuzaimah 3/231, Bazzar 1/486, sanadnya hasan)
3. Terjadi di
Akhir Bulan atau 10 Malam Terakhir Ramadan
Malam Lailatul Qadar biasanya terjadi pada
akhir bulan, karena rembulan baru akan muncul dalam kondisi yang indah dan
biasanya jatuh pada sepuluh malam terakhir Ramadan di hari ganjil. Seperti pada
malam ke 21, 23, 25, 27, dan 29[11].
Sumber lain yang
berkenaan dengan malam lailatul qodar :
1) ليلة القدر - ملفات خاصة - شبكة الألوكة (alukah.net)
2)
Penjelasan Lengkap seputar Lailatul Qadar - Topik di NU
Online
3)
العلامات المميزة لليلة القدر - إسلام
ويب - مركز الفتوى
4)
هل كثرة صياح الديكة من علامات ليلة
القدر - إسلام ويب - مركز الفتوى (islamweb.net)
5)
تحديد ليلة القدر ومتى تكون ليلة سابع
وعشرين - إسلام ويب - مركز الفتوى (islamweb.net)
7)
الترغيب في الصلاة ليلة القدر - إسلام
ويب - مركز الفتوى (islamweb.net)
9)
لا تأثير لفوات صلاة الجماعة على إدراك
ليلة القدر - إسلام ويب - مركز الفتوى (islamweb.net)
10)
ليلة القدر وعلاماتها - الموسوعة
الفقهية - الدرر السنية
11)
علامات ليلة القدر على ضوء الكتاب
والسنة الصحيحة
12)
علامة ليلة القدر
13)
فضل ليلة القدر..وقتها وعلاماتها -
إسلام أون لاين
14)
علامات ليلة القدر 2023.. 7 علامات
لليلة المباركة أبرزها شمس بلا شعاع - اليوم السابع
(youm7.com)
15)
من أقوال السلف في ليلة القدر (alukah.net)
16)
ص255 - كتاب فتح الباري لابن حجر - قوله باب فضل ليلة القدر
- المكتبة الشاملة (shamela.ws)
31)
ص289 - كتاب إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين - باب
الصوم - المكتبة الشاملة (shamela.ws)
32)
ص290 - كتاب إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين - باب
الصوم - المكتبة الشاملة (shamela.ws)
33)
ص291 - كتاب إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين - باب
الصوم - المكتبة الشاملة (shamela.ws)
34)
ص292 - كتاب إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين - باب
الصوم - المكتبة الشاملة (shamela.ws)
36)
ص11 - كتاب دروس الشيخ عبد الحي يوسف - الأعمال التي تؤدى
في ليلة القدر - المكتبة الشاملة (shamela.ws)
[1]
ص428 - كتاب أحكام القرآن لابن العربي ط العلمية -
الآية الثانية قوله تعالى ليلة القدر خير من ألف شهر - المكتبة الشاملة (shamela.ws)
[2]
ص428 - كتاب أحكام القرآن لابن العربي ط العلمية - الآية
الثانية قوله تعالى ليلة القدر خير من ألف شهر - المكتبة الشاملة (shamela.ws)
[3]
ص266 - كتاب فتح الباري لابن حجر - قوله باب تحري ليلة
القدر في الوتر من العشر الأواخر - المكتبة الشاملة
(shamela.ws)
[4]
ص265 - كتاب فتح الباري لابن حجر - قوله باب تحري ليلة
القدر في الوتر من العشر الأواخر - المكتبة الشاملة
(shamela.ws)
[5]
ص266 - كتاب فتح الباري لابن حجر - قوله باب تحري ليلة
القدر في الوتر من العشر الأواخر - المكتبة الشاملة
(shamela.ws)
[6]
ص266 - كتاب فتح الباري لابن حجر - قوله باب تحري ليلة
القدر في الوتر من العشر الأواخر - المكتبة الشاملة
(shamela.ws)
[7] ص266 - كتاب فتح الباري لابن حجر - قوله باب تحري ليلة
القدر في الوتر من العشر الأواخر - المكتبة الشاملة
(shamela.ws)
[8]
CIRI-CIRI MALAM LAILATUL QADAR BESERTA TANDA-TANDA ORANG
YANG MENDAPATKANNYA – Pers Mahasiswa Raden Intan
[11] عن عائشة رضي الله عنها أن رسول الله صلى الله عليه
وسلم قال: ((تحرَّوْا ليلة القدر في الوتر من العشر الأواخر من رمضان))؛ [رواه البخاري
(2017)]