Mengapa Jargon “Kembali Kepada al-Qur’an
dan Hadis” Bermasalah?
Seluruh ulama dan umat Islam pada umumnya mengetahui
sumber utama hukum Islam adalah al-Qur’an dan hadis. Setiap ibadah yang
dilakukan mesti merujuk dan tidak boleh bertentangan dengan kedua sumber
tersebut. Lalu di mana kerancuan salaf-wahabi yang seringkali menyeru umat
Islam agar kembali kepada al-Qur’an dan hadis? Sekilas memang tidak ada yang salah dengan jargon tersebut.
Yang masalah adalah pemahaman salaf-wahabi terhadap konsep kembali kepada
al-Qur’an dan hadis.
Ucapan dan slogan ini memang benar,
tapi sangat berbahaya, jika dipahami secara tekstual dan di permukaan semata.
Dampaknya adalah nantinya dengan sangat mudah menuduh kafir orang lain jika
dianggap tidak kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah. Minimal Islamnya
dipertanyakan.
Mari coba kita simak mengapa jargon
tersebut berbahaya dan cenderung beracun.
1. Jika jargon itu bermaksud tidak bermadzhab dan langsung
memahami Islam dari Al-Qur’an dan Sunnah, apakah memang para imam madzhab
seperti Imam Syafi’i, Imam Hanbali, Imam Malik, dan Imam Hanafi tidak kembali
kepada Al-Qur’an dan Sunnah ketika mengkaji fiqih-fiqihnya?
2. Jika orang yang berbeda pendapat dengan pengusung jargon
itu dianggap kafir, apakah memang mayoritas umat Islam yang belajar kitab-kitab
fiqih, tidak kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah ?
3. Lalu bagaimana dengan kitab-kitab fiqih para ulama? Apakah
tidak merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah ?
Kembali kepada Al-Qur’an dan sunnah memanglah kewajiban umat
Islam dalam setiap perkara apapun. Ini jelas perintah Allah SWT dan Rasul-Nya
di banyak ayat-ayat Al-Qur’an, bahkan tidak bisa dibantah. Akan tetapi perlu
dipahami bahwa proses penggalian hukum dari Al-Qur’an dan Sunnah, bukan
dibebankan kepada setiap orang muslim karena kapasitas seseorang dalam memahami
Kalamullah dan Sunnah Nabi itu bukanlah kemampuan yang sembarangan. Perlu
pemahaman kepada asbabun nuzul, asbabul wurud, pemahaman kepada mana yang
muhkamat dan mutasyabihat, ‘am-khas, nasikh-mansukh, dan lain-lain.
Salaf-wahabi mengajak
umat Islam kembali kepada al-Qur’an dan hadis dengan cara meninggalkan metode
dan pendapat ulama terdahulu. Khazanah keislaman yang begitu
kaya dan komplek tidak ada harga dan nilainya di mata salaf-wahabi, karena bagi
salaf-wahabi tidak perlu mengikuti pendapat dan metode pemahaman al-Qur’an dan
hadis yang dirumuskan ulama terdahulu.
Dengan bermodalkan terjemahan al-Qur’an dan hadis
sebagian kelompok salafi-wahabi merasa mampu
berijthad dan berfatwa, tanpa harus merujuk pendapat ulama. Ada juga yang
mengajak kepada ulama, tetapi ulama yang telah menafsirkan al-quran dan hadits
versi mereka. Di sinilah kerancuan
jargon kembali kepada al-Qur’an dan hadis yang diusung salaf-wahabi. Kalau anda
sakit kritis misalnya dan harus dioperasi, tidak mungkin mau dioperasi kalau
dokternya tidak ahli. Apakah anda mau dioperasi kalau dokternya tidak pernah
belajar ilmu bedah, tidak punya pengalaman, dan hanya bermodal membaca buku
tentang operasi? Bisa dipastikan tidak ada yang mau
berobat dengan dokter sepert itu.
Kalau dalam masalah berobat saja kita tidak selektif
dalam memilih dokter, apalagi dalam masalah agama. Bila kita tidak mau berobat
dengan dokter yang hanya baca buku kedokteran saja, tanpa pernah sekolah dokter
dan tidak berpengalaman, tentu dalam masalah agama kita mestinya tidak
mencukupkan diri dengan terjemahan al-Qur’an dan hadis yang kita baca.
Kita perlu belajar kepada ulama yang menguasai ilmu untuk
memahami al-Qur’an dan hadis secara benar. Untuk mampu memahami kedua sumber
tersebut dibutuhkan ilmu ushul fkih, ilmu tafsir, ilmu gramatikal Arab, ilmu
hadis, dan ilmu pendukung lainnya agar ijthadnya tepat dan benar.
Sebab itu, Ibnu ‘Uyainah mengatakan, “Hadis
menyesatkan kecuali bagi fuqaha”[1]. Pernyataan ini tentu bukan menafikan
hadis sebagai petunjuk umat manusia. Tetapi dalam memahami hadis, terutama yang
berkaitan dengan hukum, dibutuhkan ilmu ushul fikih dan fikih agar tidak keliru.
Sumber dengan beberapa tambahan :
Mengapa Jargon “Kembali Kepada al-Qur’an dan Hadis” Bermasalah? – NU BLITAR
Sumber
Lain :
ü Jangan
Mudah Terkecoh Jargon Kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah | NU Online Jabar
ü Kiai
Marzuki Ingatkan Bahaya Jargon Kembali ke Al-Qur’an dan Hadits (nu.or.id)
ü Bahayanya
Slogan Kembali Kepada Al-Qur’an dan Sunnah – ibihtafsir.ID
ü Mengkritisi Slogan Kembali ke
Al-Quran dan Sunnah (rumahfiqih.com)
ü Kembali Kepada Al-quran
dan Hadist, Seperti Apa? (rumahfiqih.com)
ü Jargon
Kembali Kepada Al-Qur'an dan Sunnah - Ma'had Aly Zawiyah Jakarta
ü Makna
Sesungguhnya 'Kembali pada Alquran dan Hadis' (detik.com)
ü Bahaya
di Balik slogan “Kembali ke al-Qur’an dan Sunnah” – Sufi Muda
ü Banyak
Jalan "Kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah" | GEOTIMES
ü Jurnal
nasional 3 (slogan peganglah ).pdf (radenfatah.ac.id)
ü Paradoks
Jargon “Kembali kepada Alquran dan Sunnah” – Catatan Cak Nadi (wordpress.com)
ü respon
nu.pdf (iainponorogo.ac.id)
ü KEBERSAMAAN
DALAM KERAGAMAN (Perspektif Al Quran) (kemenag.go.id)
ü Mengkaji
Slogan Kembali Kepada Al-Quran dan Al-Hadits (tafsiralquran.id)
ü Menyikapi
Seruan Kembali Kepada Al-Qur'an dan Hadits (pcnucilacap.com)
ü Dampak
Fatal Akibat Salah Tafsir Alquran dan Hadits | Republika Online
ü Bahasa
dan Sastra Arab (S2) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (uin-suka.ac.id)
ü Slogan
Kembali Kepada Al Qur’an dan Sunnah, Meski Benar Tapi Berbahaya - Pecihitam.org
ü Tiga
Model Umat Islam dalam Kembali Pada Al-Quran dan Sunnah - (tanwir.id)
ü https://www.nyantriyuk.id/2017/12/jargon-kembali-kepada-al-quran-dan-as-sunnah/
ü Bisakah Kita
Beragama tanpa Mazhab? (tawazun.id)
ü Apa
itu Salafisme? KH. Ahmad Dahlan, Muhammad Abduh dan Abdul Wahab - Muhammadiyah
ü Muchammad
Mudhoffar_E01216018.pdf (uinsa.ac.id)
ü Di
Balik Jargon 'Kembali kepada Alquran dan Sunah' | Republika Online
ü Tahrif
Kitab Kitab Ulama Klasik Yang Dilakukan Salafi Wahabi
ü peringatan
keras tokoh ulama sunni dunia pada ormas wahabi HTI.pdf (archive.org)
ü kitab
dakwah wahabi.compressed.pdf (archive.org)
ü BUKTI
Umat Wahabi Ternyata BERAQIDAH YAHUDI.pdf (archive.org)
ü Indonesia
Darurat Wahabi dan PENCERAHANNYA.pdf (archive.org)
ü HIMPUNAN
Fatwa Bejad bin Mesum Umat Wahabi.pdf (archive.org)
ü persamaan
aqidah wahabi dengan yahudi,syiah dan nasrani.pdf (archive.org)
ü MUI
ACEH FATWAKAN SESATNYA AJARAN WAHABI SALAFY PALSU.pdf (archive.org)
ü Bermadzhab
Adalah Tradisi Ulama Salaf.pdf (archive.org)
ü 359-Sunnah
Dalam Berbagai Disiplin Ilmu.pdf (archive.org)
ü Hakekat
Sufi Dalam Perspektif Al-Quran Dan Sunnah.pdf (archive.org)
ü Sudah
Ada Quran Sunnah Mengapa Harus Ijtihad.pdf (archive.org)
ü Apakah Dalil Semata al-Quran dan Sunnah.pdf (archive.org)
SYAIKH IDAHRAM MEMBANTAH FIRANDA (DUSTA FIRANDA KE-1): SEJARAH BERDARAH SALAFI WAHABI (youtube.com)
BID’AH & PROPAGANDA WAHABI MENGACAU UMAT ISLAM… (youtube.com)
[1] Penjelasan tentang ungkapan ini silakan lihat di link
di bawah ini :
ü نهج السنة:
الحديث مضلة الا للفقهاء (ismailahsani.blogspot.com)
ü Hadits Nabi Bisa Jadi Menyesatkan (rumahfiqih.com)
ü Urgensi Bermazhab – NU Online
Sumenep (pcnusumenep.or.id)
ü PERINGATAN BAGI YANG BELAJAR
HADITS - Jalan Damai
ü Apakah Hadits Shahih Kita
Harus Amalkan Semuanya? - Aktual.com
ü Membela Hadis Daif dan Kitab
Ihya' Ulumiddin - Abdul Muid, dkk - Google Buku
ü قال الإمام ابن أبي زيد
القيرواني
ü فقه الحديث
3و4.pdf (uit.ac.ma)
ü علاقة وثيقه بين علم الفقه وعلم
الحديث (alukah.net)
ü دعوة الحق - سد الفجوة
بين المشتغلين بالفقه والمشتغلين بالسنة.
(habous.gov.ma)
ü الحديث مضلة إلا للفقهاء | شبكة
بينونة للعلوم الشرعية (baynoona.net)
ü ص99 - أرشيف ملتقى أهل الحديث -
فوئد منهجية في التفقه - المكتبة الشاملة الحديثة
(al-maktaba.org)
ü وزارة
الأوقاف والشؤون الإسلامية (habous.gov.ma)
ü المَنَارُ المُنِيفْ فِي
اخْتِصَارِ [أَثَرِ الحَدِيثِ الشَّرِيفِ] للشيخ/ محمَّد عوامة (saaid.org)
ü رد الحديث من جهة المتن: مناهج
أهل الرأي وأهل الحديث | الملتقى الفقهي
(feqhweb.com)
ü حول العبارة السائرة:
الحديث مضله الا للفقهاء
ü المكتبة
الإسلامية - خطبه الكتاب المؤمل للرد الي الامر الاول
(islam-db.com)
ü كل صاحب حديث ليس له
إمام في الفقه فهو ضال
ü الاجتهاد الفقهي عند الشناقطة بين القبول والرفض – مجلة العلوم الإنسانية والطبيعية (hnjournal.net)