Bagaimana
Menafsirkan Al-Qur’an?
Ayat-ayat Al-Qur’an tidak cukup hanya dengan
terjemah. Karena, sebaik-baiknya terjemah kadang masih ‘tidak baik’ untuk
memahami Al-Qur’an.
Mengapa Al-Qur’an perlu perlu ditafsirkan?,
Mengapa tidak cukup dengan terjemahan?
Bagaimana metode atau cara menafsirkan
Al-Qur’an?
Al-Qur’an adalah firman
Allah Swt yang telah menjadi teks suci (sacred
text) bagi umat Islam. Ia diturunkan memang untuk manusia, maka
manusia harus berusaha untuk memahaminya, melalui proses penafsiran yang baik
dan benar, agar tidak terjadi kesalahpahaman, atau bahkan ‘pembajakan’ terhadap
firman Tuhan untuk kepentingan agenda yang tidak baik.
Itu sebabnya, seorang
penafsir harus memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut bukan
untuk mempersulit proses penafsiran Al-Qur’an, melainkan untuk menjaga
kualifikasi produk penafsiran yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik
dan secara moral.
Setidaknya, ada dua
macam syarat, yaitu: Pertama, syarat etis, yaitu syarat yang
terkait dengan kualifikasi moralitas penafsir. Diantaranya adalah bahwa seorang
penafsir harus: 1) memiliki shihhtul
`aqîdah (akidah yang benar, tidak melenceng), 2) melakukan tazkiyah
al-nafs (penyucian jiwa), 3) berakhlak yang baik, 4) husn
al-niyyah (niat yang baik), 5) memiliki kejujuran akademik saat
menafsirkan Al-Qur’an. Kedua, syarat metodologis, yaitu
syarat-syarat yang harus dipenuhi terkait dengan kapasitas intelektual dan
keilmuan penafsir. Seorang penafsir harus memiliki 1) kompetensi bahasa Arab,
dengan segala cabang dankompleksitasnya, 2) pengetahuan tentang konteks
kesejarahan Al-Qur’an, 3) mengetahui konteks wacana (disourse) terkait dengan ayat yang
ditafsirkan, 4) prinsip-prinsip maqâshid
al-Qur’an dan maqâshid
al-syari’ah, dan 5) ilmu-ilmu lain yang dapat membantu
memperjelas maksud isi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an[1].
Misalnya, pengetahuan
tentang teori-teori sains modern, ilmu-ilmu sosial humaniora dan sebagainya.
Dengan begitu, maka dalam proses penafsiran Al-Qur’an akan memungkinkan untuk
menerapkan integrasi-interkoneksi
keilmuan.
Memahami Al-Qur’an
memang tidak cukup hanya melalui penerjemahan, melainkan diperlukan penjelasan
yang lebih dalam dan luas, terutama ketika kita menjumpai ayat-ayat yang masih musykil (sulit pemahamannya), atau yang
terkesan kontradiktif (ta`ârudl)
antara satu ayat dengan ayat lain.
Itu sebabnya, kita perlu
mempelajari ilmu tafsir, yaitu ilmu yang dengannya dapat dipakai untuk
menjelaskan firman Allah Swt, untuk menggali pesan, hukum, hikmah dan berbagai
hal yang dikandung oleh Al-Qur’an. Tentu saja penafsiran tersebut hanya sebagai
suatu upaya manusia, sesuai dengan kemampuan maksimal penafsir untuk menangkap
pesan Tuhan dalam Al-Qur’an.
Tegasnya, bahwa
ayat-ayat Al-Qur’an tidak cukup hanya dengan terjemah. Karena, sebaik-baiknya
terjemah kadang masih ‘tidak baik’ untuk memahami Al-Qur’an. Apalagi hanya terjemah
harfiah, yang kadang masih membingungkan, bahkan bisa ‘menyesatkan’.
Baca juga: Terjemahan Al-Quran Saja Tidak Cukup
Misalnya, ketika kita
membaca ayat: qâlû thâirukum ma`akum….
(Q.S.Yâsin [36]: 19). Jika ayat itu diterjemahkan harfiah maka berarti, “Mereka berkata: ”Burungmu bersama kalian…”.
Apa yang dimaksud ‘burung” dalam ayat tersebut? Ternyata, jika kita beberapa
literatur kitab tafsir, kata thâ`ir
(burung) adalah majaz yang
berarti, nasib kemalangan. Mengapa demikian? Sebab dulu orang-orang Arab
biasa menyandarkan nasib kemalangan dan keselamatan dengan seorang burung.
Jadi, maksud frasa ayat
di atas adalah “Mereka berkata: “nasib
kemalangan kalian itu disebabkan oleh kalian sendiri”, bukan oleh
kedatangan para rasul. Mereka bernasib buruk, sebab tidak mau mengikuti
petunjuk para rasul yang diutus untuk mendakwahi mereka.
Ada lagi contoh lain,
dalam Q.S al-Jumu’ah [62]:9, “Hai
orang-orang beriman, apabila sudah diseru untuk menunaikan shalat di hari
Jumat, maka bersegeralah kamu kepada ‘dzikrillah’ (mengingat Allah) dan
tinggalkanlah jual beli….(Q.S. al-Jumu’ah [62]:9).
Kata dzikrillâh, apabila dipahami secara
harfiah berarti cukup meningat Allah. Sehingga, apabila orang sudah ingat
Allah, ia tidak perlu lagi shalat Jum’at. Tentu pemahaman seperti ini bisa
menyesatkan pembaca. Para ulama menafsirkan bahwa makna dzikrullâh dalam ayat tersebut adalah
melaksanakan shalat Jumat, berdasarkan konteks internal ayat dan praktik Nabi
Saw dan parasahabat.
Setidaknya Tafsir
Al-Qur’an dilihat
dari sisi sumber ada tiga kategori besar, yaitu:
Pertama, Tafsir
bil ma’tsûr, yaitu penafsiran yang dilakukan oleh
mufassir dengan cara mengumpulkan hadis-hadis Rasulullah, ucapan para sahabat
dan pemahaman para tabiin dari golongan salafusshalih. Bagaimana dulu
Nabi dan para sahabat menafsirkan Al-Quran. Dengan cara memperhatikan sanadnya, memilih yang sahih
dan mentarjih masalah-masalah yang bertolak belakang. Misalnya, apa makna hisaban yasira
dalam QS. Nabi Saw menafsirkannya dengan al-`ardl (hanya diperlihatkan buku
amalnya), lalu seseorang tersebut disuruh masuk surga. Apa yang dimaksud dengan
al-shalati
wustha (shalat tengah-tengah) dalam QS. Al-Baqarah [2]: 238). Maka
Nabi menjelaskan bahwa shalat wustha adalah shalat Ashr.
Contoh tafsir
jenis ini klik link ini “Kitab Tafsir Bil-Ma’tsur”.
Kedua, tafsir
bir ra’yi, yaitu menafsirkan Al-Qur’an dengan ijtihad atau berdasar
pemikiran rasio. Tentu bukan sembarang rasio, melainkan dengan kaedah-kaedah
penafsiran, analisis kebahasaan dan juga disiplin ilmu-ilmu lain yang mendukung
untuk memperkaya penjelasan Al-Qur’an.
Contoh bagaimana
memahami ayat tentang perintah kepada ibu-ibu untuk menyusui anaknya selama dua
tahun penuh (Q.S. Al-Baqarah [2]:286). Perintah menyusui tersebut
ternyata, disamping menyehatkan buat bayi baik fisik maupun psikologi, juga
bisa menyehatkan buat sang ibu itu sendiri. Ada beberapa riset yang menjelaskan
tentang manfaat menyusui selama dua tahun penuh. Yang jelas, ASI bagi bayi
sangat baik tidak ada tandingannya dengan air susu yang lain.
Contoh tafsir jenis ini klik link ini “Kitab
Tafsir Bir- Ro’yi”
Ketiga, tafsir
bil isyâri, tafsir berdasarkan terbukan hati seorang penafsir sufi (kasyaf) atau ilham, karena kebersihan
jiwa dan hatinya, sehingga mampu menemukan makna isyari di balik makna
zhahirnya.
Contoh seperti dalam Tafsir Latha’if al-Isyarât karya Imam
al-Qusyairi, bagaimana makna isyari dari QS. Thaha [20]:12: fakhla` na`laik (lepaslah terompahmu
wahai Musa), ketika Musa mau menemuni Tuhannya di lembah Thuwa. Para ulama
sufi, menafsirkannya dengan melepas nafsu duniamu. Jadi, na`laik (terompah) adalah simbol duniawi.
Untuk menjumpai Tuhan manusia perlu melepas ambisi-ambisi nafsu duniawi, sebab
ia akan menjadi penghalang untuk wushûl ila
Allâh.
Contoh lain tafsir jenis ini klik link ini “Kitab
Tafsir Bil- Isyariy”
Baca juga: Metodologi Pembelajaran Tafsir Al-Quran
Sementara itu, tafsir
Al-Qur’an jika dilihat
dari segi cara menyajikannya dapat dilakukan dengan
empat metode yang popular, yaitu:
Pertama, metode
ijmâli (global), yaitu menafsirkan al-Qur’an secara global.
Seorang penafsir menjelaskan ayat-ayat Al-Qur’an secara garis besar, menyangkut
pokok-pokok kandungannya. Metode ini biasanya dipakai dalam konteks
menyampaikan penafsiran dalam ranah pengajian, khutbah atau pembelajaran tafsir
di kelas yang sangat terbatas waktunya.
Misalnya, ketika
menafsirkan Surat al-Ashr, maka seorang penafasir bisa memberikan ulasan bahwa
poin-poin penting isi kandungan surat tersebut adalah: 1) seseorang harus
menghargai waktu, agar tidak merugi, 2) orang yang tidak akan merugi adalah
orang yang beriman, beramal shalih, saling mengingatkan tentang kebenaran dan
pentingnya kasabaran.
Kedua, metode
tahlîli (analisis) yaitu metode menyajikan tafsir Al-Qur’an dengan
melakukan analisis berbagai aspek yang ada dalam ayat tersebut.
Misalnya, diawali dengan
penjelasan makna semantis kata-perkata, menjelaskan asbâb nuzûl (konteks turunnya ayat), menjelaskan aspek munâsbah al-ayah (keterkaitan
ayat satu dengan ayat yang lain), menjelaskan wujûh al-qira’ât (varian bacaan) ayat menurut para imam
Qira’at, dan bahkan kadang ada sebagian penafsir yang menjelaskan fadhilah ayat atau surat tersebut
dan sebagainya.
Pendek kata, metode
tafsir tahlili dapat diibaratkan seperti orang menyajikan makanan secara
prasmanan. Di situ semuanya disediakan, ada soto, sate, lontong opor,
nasi pecel dan sebagainya. Orang disuruh pilihmana bagian-bagian yang ia
inginkan. Namun tentu saja, kadang tidak semua orang mau mengambil semua yang
disajikan tersebut. Itulah barangkali salah satu kelemahan metode tafsir tahlîlî.
Ketiga, metode
maudlu’i (tematik), yaitu menyajikan tafsir secara tematik. Basisnya
adalah tema atau topik tertentu. Tidak semua ayat Al-Qur’an akan ditafsirkan di
sini. Hanya ayat-ayat yang terkait erat dengan tema yang diusung oleh penafsir.
Misalnya, penafsir
membahas tentang isu poligami. Maka ayat ayat terkait dengan isu poligami akan
dikumpulkan, lalu ditafsirkan dan dianalisis secara utuh dan komporehensif.
Mengapa boleh melakukan poligami? Bagaimana konteks sosio-historisnya? Apa saja
syarat-syaratnya dan apa sebenarnya moral
idea atau ide pokok dari ayat-ayat tersebut. Lalu diambil
kesimpulannya, untuk menjawab problem sosial-keagamaan masyarakat kekinian.
Keempat, metode
muqârin (perbandingan), yaitu menafsirkan Al-Qur’an dengan
memperbandingkan, baik membandingkan antara informasi Al-Qur’an dengan
hadis-hadis, atau membandingkan antara kitab tafsir satu dengan kitab tafsir
yang lain.
Tujuan perbandingan
biasanya disamping untuk melengkapi informasi tentang isu atau tema ayat-ayat
yang ditafsirkan, juga untuk mencari sisi-sisi persamaan dan perbedaan,
serta mencari apa kira-kira karakteristik dari masing-masing kitab tafsir yang
diperbadingkan. Apa kira-kira keunggulan dan kekurangan sebuah kitab tafsir
tersebut.
Wa Allahu a`lam.
Catatan: Tulisan ini murni opini penulis, redaksi tidak
bertanggung jawab terhadap konten dan gagasan. Saran dan kritik silakan
hubungi redaksi@artikula.id
Sumber
:
Bagaimana
Menafsirkan Al-Qur’an? - ARTIKULA.ID
Silakan download Kitab Ilmu – Ilmu Al-Quran pada Link dibawah
ini :
v Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an
(archive.org)
v Buku ulumul quran untuk
pemula.pdf (ptiq.ac.id)
v Microsoft Word - Isi buku
Ulumul Qur'an (uinbanten.ac.id)
v (99+) Isi Buku UQ | Muhammad Hamizan - Academia.edu
v (99+) DINAMIKA KAJIAN TAFSIR
AL-QUR`AN DI INDONESIA | Wardani (Professor) - Academia.edu
v (PDF) Problematika Terjemah
Menurut Al-Jahiz (researchgate.net)
v D:\! KANTOR LKiS\@ NASKAH\2.
Pe (uinsa.ac.id)
v KUMPULAN ULUMUL QURAN.pdf
(uin-alauddin.ac.id)
v Diskursus Syarat-Syarat
Mufassir Era Klasik hingga Modern
v METODE PENULISAN BUKU ULUMUL
QUR'ANSTUDI KRITIS ATAS TEORI
TARJAMAH ALQUR’AN DALAM ‘ULUM ALQUR’AN | Al-A'raf : Jurnal Pemikiran Islam dan
Filsafat (uinsaid.ac.id)
v subjektivitas dalam modifikasi
rasm manuskrip mushaf al-qur
v
مباحث في
علوم القرآن (archive.org)
v
علوم القرآن
الكريم
(archive.org)
v
علوم القرآن
الكريم نور الدين عتر.pdf (archive.org)
v
دراسات في
علوم القران الكريم (archive.org)
v
برنامج
المكتبة الشاملة - http://www.shamela.ws (arabicpdfs.com)
v
تقويم حفظ
القرآن الكريم وتعليمه في حلقات جمعيات تحفيظ القرآن الكريم (archive.org)
v
مقدمة في
علوم القرآن (PDF) (alukah.net)
v
مطبوعة علوم
القرآن د إلياس بليح.pdf (umc.edu.dz)
v
علوم القرآن
مدخل إلى تفسير القرآن وبيان إعجازه (archive.org)
v
لمحات في
علوم القرآن واتجاهات التفسير (archive.org)
v
موسوعة علوم
القرآن
(archive.org)
v
تحميل كتاب
الزيادة والإحسان في علوم القرآن أونلاين (tahmil-kutubpdf.net)
v
أسلوب
الإستفهام في القرآن الكريم غرضه - إعرابه (archive.org)
v
تحميل كتاب
التبيان في أيمان القرآن (ط. المجمع) أونلاين (tahmil-kutubpdf.net)
v
الهادي إلى
تفسير غريب القرآن (archive.org)
v
الإتقان في
علوم القرآن (archive.org)
v
تحميل كتاب
المرشد الوجيز إلى علوم تتعلق بالكتاب العزيز (ت قولاج) أونلاين
(tahmil-kutubpdf.net)
v
تعليم تدبر
القرآن الكريم أساليب علمية ومراحل منهجية (archive.org)
v
تحميل كتب
علوم القرآن PDF | مجلة الكتب العربية
(alarabimag.com)
v
جديد العدد
الثالث عشر (archive.org)
v
الانتصار للقرآن الكريم
.. تهافت فرقان متنبئ الامريكان أمام حقائق القرآن
v
الإعجاز الكوني للقرآن
الكريم حقائق كونية جديدة تشهد على إعجاز القرآن في هذا العصر
v
ouloum_alquraan.doc (live.com)
v
ouloum_alquraan.pdf
(almaaref.org)
v
Download Kumpulan Kitab Ulumul
Quran Atau Kitab Ilmu-ilmu Al-Quran Pdf Lengkap - KangDidik.com
v
الدليل إلى مؤلفات علوم القرآن
الكريم
v Terjemah Al Itqon - 2.pdf
(archive.org)
v Terjemah Alitqon fi ulumil
qur'an.pdf - Google Drive
v terjemah Alitqon fibulumil
Qur'an jilid 1.pdf - Google Drive
v الإتقان في علوم القرآن
(perpustakaanislamdigital.com)
v الإتقان في علوم القرآن
: كلمة وتقديم (perpustakaanislamdigital.com)
v الإتقان في علوم القرآن
(perpustakaanislamdigital.com)
v مختصر
الأتقان في علوم القرآن (perpustakaanislamdigital.com)
v تهذيب وترتيب الإتقان
في علوم القرآن : مقدمة (perpustakaanislamdigital.com)
v جميع كتب
علوم القرآن في المكتبة الشاملة shamela.ws | الماس لتطوير الذات
(archive.org)
REFERENSI
LAINNYA :
v ulumul qur'an full.pdf
(uinsu.ac.id)
v Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an
(archive.org)
v
(99+) NUN Jurnal Studi
Alqur'an dan Tafsir di Nusantara | Islah Gusmian - Academia.edu
v
(99+) Kritik Studi Al-Qur'an
Liberal | Fahmi Salim, MA | Aqil Aziz - Academia.edu
v
(99+) MENIMBANG PARADIGMA
HERMENEUTIKA DALAM MENAFSIRKAN AL-QUR'AN | azka annisa - Academia.edu
v
(99+) Gunungan Ilmu: Paradigma
dan Kerangka Kurikulum IAIN Surakarta | Toto Suharto - Academia.edu
v
(99+)
Integratif-komprehensifistik Cumi-Cumi Ilmu | Aziz Firmans - Academia.edu
v
(99+) PENATAAN ILMU DALAM
LINGKUNGAN UIN BANDUNG | MMR UIN Bandung - Academia.edu
v
(99+) MASYARAKAT UTAMA DALAM
AL-QUR`AN: SEBUAH TELAAH TEMATIK | Wardani (Professor) - Academia.edu
v
(99+) Pendidikan Berbasis
Tauhid Perspektif Al-Qur'an | Muhammad Khoiruddin - Academia.edu
v
(99+) TEORI-TEORI PENDIDIKAN DALAM
AL-QUR'AN | STAI AL Hidayah Bogor - Academia.edu
v
(99+) Proc 2015 SQ | Rahimah Embong - Academia.edu
v
(99+) Proc 2017 ICIC | Rahimah
Embong - Academia.edu
v
(99+) ISRAILIYYAT DALAM TAFSIR
| Mohd Farhan Md Ariffin - Academia.edu
v
(99+) Pergeseran Pemikiran
Tafsir di Indonesia | Dr. Cucu Surahman, M.A. - Academia.edu
v
(99+) Tafsir Kontekstual JIL |
Dr. Cucu Surahman, M.A. - Academia.edu
v
(99+) Urgensi Toleransi Antar
Agama dalam Perspektif Tafsir al-Syaârawi | Uly Dina - Academia.edu
v
(99+) PERSPEKTIF AL-QUR`AN
TENTANG PLURALITAS UMAT BERAGAMA | Aldy Ciuutt - Academia.edu
v
(99+) Konsep Istilah Din di
dalam al-Qur'an (The Term Din in Qur'an) | Hamam Faizin - Academia.edu
v
(99+) Jurnal Studi Ilmu ilmu
Al Quran dan Hadi | Kang Jecky - Academia.edu
v
(99+) TEORI INTERPRETASI NASR
HAMID ABU ZAYD | jurnal farabi - Academia.edu
v
(99+) SEJARAH TEKS AL-QUR'AN:
Studi atas Pemikiran John Wansbrough | jurnal farabi - Academia.edu
v
(99+) Rekonstruksi Sejarah
Alquran | Siti Nur Khasanah Khoirodin - Academia.edu
v
(99+) Islam, Sekularisme dan
Demokrasi di Eropa: Pengalaman Perancis | Andar Nubowo - Academia.edu
v
(99+) Mengkaji Al-Quran dan
Orientalis | Qosim Dzulhadi - Academia.edu
v
(99+) KAJIAN ORIENTALIS THD
AL-QURAN HADIS | zein hadi ibnu aidi - Academia.edu
v
(99+) Tafsir Arabisme | kia
manilla - Academia.edu
v
(99+) TIPOLOGI TAFSIR
ISRAILLIYAT SEBAGAI MATERI DAKWAH PENELITI | diah ernawati - Academia.edu
v
(99+) MEMBUMIKAN AL QURAN
Fungsi dan Peran Wah | Dhevi Armedhayanti - Academia.edu
v
(99+) Quraish Shihab
Membumikan al Quran 2 | nur cholis - Academia.edu
v
(99+) Membumikan Al-Qur'an —
DR. M. Quraish Shihab | Idul Choliq - Academia.edu
v
(99+) WAWASAN AL-QURAN | Pandu
Novanto - Academia.edu
v
(99+) Dilarang Mengkomersilkan
| Nur Zainatul Nadra - Academia.edu
v
(99+) Integritas Pendidik
Profesional Menurut Al-Qur`an | sofyan sofyan - Academia.edu
v
(99+) TAFSIR PENDIDIKAN CAK
NUR | Dr. H. Saifuddin Herlambang, MA - Academia.edu
v
(99+) Madzahibul Mufasirin
MADZAHIBUL MUFASSIRIN | Lina Sofy - Academia.edu
v
(99+) KAJIAN TERHADAP
KITAB-KITAB TAFSIR | Feri Burhanudin - Academia.edu
v
(99+) WAHYU MEMANDU ILMU |
Irawan I Dr. Irawan, S.Pd., M.Hum. - Academia.edu
v
(99+) TREN PENGEMBANGAN ILMU
DI UIN MALANG | Muhd Muslih - Academia.edu
v
(99+)
AXIOLOGI_ISLAM_TERHADAP_KEBUDAYAAN.pdf | Muis Iman - Academia.edu
v
(99+) Tafsir Al-Qur'an dengan
Pendekatan Ilmu-Ilmu Kealaman.docx | Musta Inah - Academia.edu
v
(99+) KONTRIBUSI TEORI ILMIAH
TERHADAP PENAFSIRAN | Jurnal Ushuluddin - Academia.edu
v
(99+) Politik Identitas dan
Masa Depan Pluralisme Kita | Abdul Wele - Academia.edu
v
(99+) Panorama Pemikiran Islam
--- Dr ABDUL MUKTI.pdf | Abdul Mukti - Academia.edu
v
(99+) BUKU MUHAMMADIYAH |
POLITIK ELIT MUHAMMADIYAH | Irwan P. Ratu Bangsawan - Academia.edu
v
(99+) Islam Dimensional | i |
LUQMAN AL HAKIM - Academia.edu
v
(99+) AGAMA, KETERBUKAAN DAN
DEMOKRASI | Muslim Share - Academia.edu
v
(99+) Editor: Saidiman Ahmad
Husni Mubarak Testriono | Faiz Rifki - Academia.edu
v
(99+) TELAAH KRITIS GAGASAN
UTAMA CAKNUR DALAM BUKU ISLAM | Faiz Zawahir Muntaha - Academia.edu
v
(99+) Islam dan Sekularisasi
Politik di Indonesia | Mohamad Latief - Academia.edu
v
(99+) Ancaman Nasiolalis
Sekular Eskrtrim di Malaysia | Mohd Shukri - Academia.edu
v
Buku Tafsir Wal Mufassirun.pdf
(uinsu.ac.id)
v
(99+) Kimia dan islam Kuncoro
Hadi | Kuncoro Hadi - Academia.edu
v
(99+) Dasar Dasar kimia Islam
Jilid 2 Kuncoro | Kuncoro Hadi - Academia.edu
v
(99+) ATOM dan STRUKTUR ATOM |
Charina Ayu - Academia.edu
v
(99+) BUKU TEKS PENGANTAR
KIMIA | daisy pea - Academia.edu
v
(99+) Kimia anorganik book |
Munawar Teramatics - Academia.edu
v
(99+) GHAZWUL FIKRI; POLA BARU
MENYERANG ISLAM | Havis Aravik - Academia.edu
v
(99+) Islam, Doktrin dan
Peradaban Jurnal | Idul Choliq - Academia.edu
v
(99+) METODOLOGI STUDI ISLAM |
Rejeki Pertiwi - Academia.edu
v
(99+) METODOLOGI PENELITIAN
THE LIVING QUR'AN DAN HADIS | Mirna Fidiana - Academia.edu
v
(99+) SUHUF: Jurnal Kajian
Al-Qur'an No. 01 Vol. 07 2014 PDF Full | Jurnal SUHUF - Academia.edu
v
(99+) SUHUF, Jurnal Kajian
Al-Qur'an No. 2 Vol. 7 2014 | Jurnal SUHUF - Academia.edu
v
(99+) Jurnal SUHUF Vol. 8 No.
2 2015 | Jurnal SUHUF and Lajnah al-Qur'An - Academia.edu
v
(99+) Kajian Mushaf al-Quran
Dunia | Hasrul BS - Academia.edu
v
(99+) Rasmul Qur'an | Liny Mardhiyatirrahmah -
Academia.edu
v
(99+) Kuliah ulumul quran
(Yunahar Ilyas) | Dela Yuhana - Academia.edu
v
(99+) Kajian Pemikiran Tafsir
Nasr Hamid Abu Zaid | Fakhri Putra Tanoto (Fakhroyy) - Academia.edu
v
(99+) Al Quran dalam
Perspektif Hermeneutika | Donald Q . Tungkagi - Academia.edu
v
(99+) Koleksi Study al-Qur'an
| Baharuddin AR Abd. Rahman - Academia.edu
v
(99+) EPISTEMOLOGI INTEGRASI
INTERKONEKSI M. AMIN ABDULLAH | Ratno Partawi - Academia.edu
v
(99+) Sains Islam Berbasis
Nalar Ayat-ayat Semesta | Azaki Khoirudin - Academia.edu
v
(99+) PERAN TEORI QIRA'AT
DALAM MEMAHAMI AYAT RELASI GENDER | Ahmad Muttaqin - Academia.edu
[1] Tentang syarat – syarat dan adab seorang mufassir silakan klik link “Al-Itqon Fi Ulumil Quran” dan “Mabahits Fi Ulumil Quran”.