EPISTEMOLOGI HUKUM ISLAM
A.
Pengertian Usul Fiqh
Istilah usul fikih berasal dari bahasa
Arab usul al-fiqh yang terdiri dari dua kata, yaitu al-usul dan al-fiqh. Kata al-usul,
jama‘ ((plural) dari kata al-asl, menurut bahasa berarti landasan
tempat membangun sesuatu. Menurut istilah seperti dikemukakan Wahbah az-Zuhaili, guru besar Universitas Damaskus, kata al-asl
mengandung beberapa pengertian antara lain bermakna
dalil seperti dalam contoh,‖ al-aslu li wujud al-salah al-Kitabu wa
al- Sunnah (dalil wajib salat adalah al-Qur‘an dan Sunnah)‖. Atau bermakna kaidah
umum yaitu suatu ketentuan yang bersifat umum yang berlaku pada seluruh cakupannya.
Kata fiqh
menurut bahasa berarti pemahaman. Menurut istilah, kata Wahbah al-Zuhaili, fiqh
adalah pegetahuan tentang
hukum-hukum syara‘ yang berhubungan dengan perbuatan mukalaf yang digali
dari satu persatu
dalilnya. Gabungan dari dua kata tersebut
dijadikan nama dari suatu disiplin ilmu, yaitu ushul fiqh (usul fikih).
Dalam mendefenisikannya terdapat berbagai redaksi di kalangan para ahlinya. Antara lain Abdullah
bin Umar al-Baidawi (w. 685 H). Ahl usul fikih
dari kalangan Syafi‘iyah mendefenisikannya sebagai:
― Pengetahuan tentang (a) dalil-dalil fikih
secara global, (b) cara mengistimbatkan (menarik) hukum dari dalil-dalil itu, dan (c) tentang
hal ihwal pelaku istimbat.
Masalah pertama yang menjadi tekanan dalam definisi tersebut
adalah pengetahuan
tentang dalil-dalil secara global. Abd.
Rahim al-Isnawi (w. 773 H) ahli usul fikih dari kalangan Asyafi‘iyah
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pengetahuan tentang dalil-dalil
fikih yang disepakati seperti al-Qur‘an,
as-Sunnah, ijma‘, qiyas dan dalil-dallil
yang tidak disepakati , misalnya istihsan, istislah (maslahah
mursalah), syar‘u man qablana, fatwa sahabat dan ‗urf (adat kebiasaan).
Pengetahuan
tentang dalil-dalil tersebut,
terdiri dari dua segi, yaitu (1) segi kehujahannya
(keabsahannya sebagai landasan pembentukan hukum) seperti kehujahan Sunnah,
kehujahan ijma‘, qiyas dan sebagainya, dan (2) segi penunjukannya terhadap hukum serta metode menarik hukum darinya. Yang disebut terakhir ini, yaitu segi penunjukan dalil terhadap hukum dan metode menarik
hukum darinya, adalah kajian tentang berbagai cara al-Qur‘an dan Sunnah
menunjukkan hukum dari segi kebahasaan seperti
suatu perintah menunjukkan hukum wajib
dan suatu larangan menunjukkan hukum haram selama tidak ada dalil yang
menunjukkan pengertian lain, maupun dari segi tujuan syari‘at (substansinya) seperti dalam praktek
qiyas dalam upaya mengembangkan hukum lewat tujuan syari‘at (maqashid
al-syati‘ah).
Dalam bagian ini dikaji secara rinci metode
pemahaman al- Qur‘an dan Sunnah dari segi-segi tersebut. Pengetahuan tentang
hal- hal tersebut disajikan dalam
bentuk global, bukan menukik pada
rincian perkasus atau dengan kata lain, usul fikih hanya berbicara tentang
kaidah-kaidah atau
ketetapan-ketetapan yang bersifat umum tidak bersifat rinci. Misalnya, seperti
dalam contoh di atas dalam kaidah bahwa suatu perinntah menunjukkan hukum wajib selama tidak ada dalil yang memalingkannya kepada
pengertian-penggertian lain. Usul fikih hanya berbicara tentang masalah umum
seperti itu, tanpa merinci satu persatu perintah yang terdapat dalam al-Qur‘an
dan Sunnah. Rincian dari kaidah-kaidah umum itu bukan kajian usul fikih, tetapi akan dikaji seorang mujtahid
ketika menerapkan kaidah- kaidah umum usul fikih itu kepada satu persatu ayat
dalam al-Qur‘an atau Hadits, atau kasus-kasus dari dalil-dalil lainnya.
Masalah kedua yang menjadi tekanan dalam defenisi tersebut adalah pengetahuan
tentang cara mengistimbatkan hukum
dari dalil- dalilnya. Metode istimbat yang dibahas dalam bagian ini, adalah bagian dari
metode-metode istimbat secara keseluruhan, karena sebagian besar dari
metode istimbat telah tercakup
dalam bagian pertama di atas. Bagian ini khusus membicarakan metode istimbat
bilamana dalam pandangan mujtahid terjadi pertentangan antara satu dalil dengan dalil yang lain. Misalnya, seperti dikemukakan oleh Abd.
Al-Rahim al-Isnawi, mendahulukan dalil yang tegas atas dalil yang tidak
tegas pengertiannya, mendahulukan Hadits mutawatir atas Hadits yang
tidak sampai Hadits mutawatir, dan lain-lain lagi yang umumnya dibahas dalam kajian ta‘arud al-adillah
(dalil-dalil yang bertentangan) dan metode tarjih (cara mengetahui
mana dalil yang lebih kuat sehingga harus didahulukan).
Masalah ketiga ialah tentang
hal ihwal pelaku istimbat, yaitu mujtahid, seperti pengetahuan
tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang akan meakukan ijjtihad,
tentang ijtihad itu sendiri dan hal-hal yang menjadi lapangannya.
Kalangan Hanafiyah, Malikiyah, dan Hambaliyah seperti dinukil dan disimpulkan oleh Wahbah az-Zuhaili mendefenisikan usul
fikih menjadi: ―Kaidah yang akan digunakan
seorang mujtahid untuk menyimpulkan hukum fikih dari satu persatu dallnya‖. Yang dimaksud dengan ―kaidah-kaidah‖ dalam defenisi
terssebut adalah ketentuan- ketentuan yang bersifat umum yang menjadi pedoman bagi mujtahid
untuk memahami hukum-hukum lebih rinci yang tercakup dalam al- Qur‘a dan Sunnah. Di antara kaidah-kaidah itu ada yang berhubungan
dengan keabsahan satu dalil misalnya keabsahan Hadits Rasulullah untuk
dijadikan sumber hukum dan ada pula
yang berhubungan dengan metode istimbat.
Terakhir yang disebut
ini, yaitu metode istimbat ada yang dari segi kebahasaan seperti kaidah yang
mengatakan bahwa ayat-ayatt yang tegas (qath‘i) menunjukkan hukum, wajib
diamalkan seadanya dan bukan merupakan lapangan
ijthad dan ada dari segi substansinya
(tujuan hukum atau maqashid al-syari‘ah) seperti cara-cara menetapkan
hukum dengan qiyas, istihsan dan
istislah (maslahah mursalah), dan ada pula yang berhubungan
dengan metode tarjih yaitu metode untuk mengetahui mana yang
lebih kuat di antara dalil- dalil yang
kelihatan bertentangan di mata seorang mujtahid.
Dua defenisi tersebut
di atas, bertemu pada satu inti dari
usul fikih yaitu metode atau
kaidah-kaidah yang disepakati untuk
mengistimbatkan hukum dari al-Qur‘an dan Sunnah. Muhammad
Abu Zahrah, seorang ahli usul fikih berkebangsaan Mesir yang hidup pada awal Abad kedua puluh ini
dalam keterangannya menjelaskan bahwa inti
ilmu usul fikih adalah suatu ilmu ya ng menjelaskan metode
mengistimbatkan hukum dari
dalil-dalilnya. Metode istimbat itu seperti tergambar daam dua defenisi di atas ada yang berhubungan dengan kaidah-kaidah
kebahasaan, ada yang berhubungan tujuan hukum,
dan ada pula dalam bentuk
penyelesaian dari dalil-dalil yang
kelihatan bertentangan.
Metode pemahaman kebahasaan diperlukan, karena al- Qur‘‘an diturunkan dalam bahasa Arab yang dalam memahaminya memerlukan seperangkat
aturan, ayat-ayat hukum dalam al- Qur‘an dalam pandangan ahli usul fikih
menunjukkan hukum dari berbagai bentuk, sifat dan dari berbagai sisi,
ada bentuk perintah (amar), ada berbentuk larangan (nahi)
dan ada yang memberi pilih (tahyir).
Ada yang bersifat umum dan ada pula yang bersifat khusus, ada yang bersifat mutlaq dan ada pula yang bersifat muqayyat
(dibatasi pengertiannnya), ada yang dari sisi mantuq (tersurat), dan
menurut mayoritas ulama usul fikkih ada pula yang dari sisi mafhum muhalafah
(kebalikan dari hukum yang tersurat), dan lain-lain lagi yang berhubungan
kajian kebahasaan. Usul fikih
menjelaskan cara memahami lafal ayat dan Hadits dari berbagai sisi dan
bentuknya itu.
Metode yang bertentangan dengan penetapan
hukum lewat maqashid al-syari‘‘ah (tujuan syari‘at) diperlukan karena
al—Qur‘an dan Sunnah Rasulullah menurut hasil penelitian ahli usul fikih di samping menunjukkan hukum lewat
pengertian bahasanya juga lewat tujuan hukum. Syari‘at
Islam diturunkan bertujan
untuk kemaslahatan yang
kembali kepada manusia. Adanya suatu perintah atau anjuran untuk melakukan
suatu perbuatan, karena di dalamnya terdapat kemaslahatan bagi manusia. Sebaliknya adanya suatu larangan, karena di dalam perbuatan itu terdapat bahaya bagi kehidupan.
Lewat substansi hukum ini ayat-ayat hukum
yang terbatas jumlahnya itu dapat dikembangkan. Usul fikih menjelaskan
kaidah-kaidah atau metode penetapan hukum lewat hal tersebut misalnya seperti
dalam metode qiyas (analogi), istihsan, iistislah
(maslahah-mursalah), saddu al-zari‘ah dan ‗urf
(adat kebiasaan). Adapun metode yang berhubungan dengan penyelesaian dalil-dalil yang kelihatan
bertentangan diperlukan, karena dalam pandangan seoranng mujtahid,
disebabkan keterbatasan kemampuann akal pikirannya dalam menemukan maksud dari
suatu dalil, bisa jadi di satu hal maksud suatu dalil kelihatan bertentangan
dengan maksud dalil yang lain. Usul fikih menyajikan
metode penyelesaiannya secara rinci
seperti dalam metode tarjih.
B. Sumber-sumber dan Dalil-dalil Hukum Islam yang Disepakati[1].
Sumber-sumber atau dalil-dalil fikih yang
disepakati seperti dikemukakan oleh Dr. Abd. Al-Majid Muhammad al-Khafawi ahli hukum Islam berkebangsaan Mesir, ada 4
(empat) yaitu: 1) Al-Qur‘an, 2) Sunnah Rasulullah, 3) ijma‘ dan 4) Qiyas.
Mengenai keharusan berpegang kepada empat sumber tersebut dapat dipahami dari ayat 59 Surat
an-Nisa‘ yang artinya: ― Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan ulil ‗amri di
antara kamu, kemudian jika kamu berdeda
pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikan hal itu kepada
Allah dan Rasul-Nya, sekiranya kamu benar-benar mengimani Allah dan hari kemudian, yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya‖.
Perintah mentaati Allah dan Rasul-Nya artinya
perintah untuk mengikuti al-Qur‘an
dan Sunnah Rasulullah, sedangkan perintah untk mentaati ulil-‗amri menurut Abdul
Wahhab Khallaf ialah perintah mengikuti ijma‘, yaitu hukum-hukum
yang disepakati oleh para mujtahidin, karena mereka itulah ulil-amri (pemimpin)
kaum muslimin dalam hal pembentkan hukum-hukum Islam. Adapun perintah untuk
mengembalikan kejadian-kejadian yang diperselisihkan antara umat Islam
kepada Allah dan Rasul-Nya, artinya ialah perintah untuk melakukan qiyas, karena dengan qyas itulah terlaksana perintah
untuk mengembalikan sesuatu
masalah kepada al-Qur‘an dan Sunnah Rasulullah.
C. Sumber-sumber dan Dalil-dalil Hukum Islam yang tidak Disepakati[2].
Dalil-dalil hukum yang tidak disepakati di
kalangan ulama antara lain yang terpenting adalah 1) istihsan, 2) maslahah mursalah, 3)‗urf (adat-istiadat), 4) istishab, 5) syar‘u man
qablana, 6) mazahab sahabat, dan 7) sadd al-zari‘ah.
Lebih jelasnya pembahasan tentang
Sumber-sumber dan Dalil-dalil Hukum
Islam, baik yang disepakati ataupun yang tidak disepakati silakan baca atau download
di link berikut ini :
I.
Literatur Bahasa Indonesia
ü DEFINISI USHUL FIQH SEBAGAI METODE
IJTIHAD (pa-tigaraksa.go.id)
ü Pengantar-Belajar-Usul-Fikih-PSHI-FH-UII.pdf
ü Ushul Fikih - Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
ü Ushul Fiqh Metode Ijtihad Hukum Islam
by Agus Miswanto (z-lib.org).pdf (situbondokab.go.id)
ü Usul al-Fiqh - Wikipedia Bahasa
Melayu, ensiklopedia bebas
ü Ushul Fiqh - UIN - Ar Raniry Repository
(ar-raniry.ac.id)
ü Ushul Fiqh.pdf (ar-raniry.ac.id)
ü 351962-struktur-konseptual-ushul-fiqh-91826bcc.pdf
(penerbitwidina.com)
ü Buku & covernya Buku Ushul Fiqh
Moh Bahrudin.pdf (radenintan.ac.id)
ü Summary of Fiqih/ Ushul Fiqih
(uinsu.ac.id)
ü Pendidikan Agama Islam
(uin-alauddin.ac.id)
ü Pengantar usul fiqh.pdf
(ar-raniry.ac.id)
ü Dinamika Pemikiran Ushul Fiqh Imam
Ghozali | Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (walisongo.ac.id)
ü SEJARAH USHUL FIQH MASUK DI INDONESIA
| Rahmawati | Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah (iain-manado.ac.id)
ü Penulis Awal Ilmu Ushul Fiqh |
NU Online Jabar
ü Hadist Sebagai Sumber Hukum Dalam
Kajian Ushul Fiqh (pa-martapuraokut.go.id)
ü Kitab-induk-ushul-fikih-fix.pdf (uinsu.ac.id)
ü Ilmu Usul Fiqh.pdf (uinsa.ac.id)
ü View of Model Pembelajaran Ushul
Fiqih Berdimenasi Soft Skils (uinmataram.ac.id)
ü View of Perkembangan Ushul Fiqh di
Era Modern (stitnualhikmah.ac.id)
ü Awal.doc - Prinsip Ilmu Ushul
Fiqh.pdf (umsu.ac.id)
ü Artikel-Definisi-Ushul-Fiqh.pdf
(pta-banten.go.id)
ü View of Ushul Fiqh Sebagai Kerangka
Berpikir Dalam Istinbath Hukum Ekonomi Islam (laaroiba.ac.id)
ü View of PERIODISASI PERKEMBANGAN
USHUL FIQH (iainlangsa.ac.id)
ü buku pak suwarjin Ushul Fiqh.pdf
(iainbengkulu.ac.id)
ü 372123-none-ac662d96.pdf (neliti.com)
ü Buku Ilmu Ushul Fiqh.pdf
(uinkhas.ac.id)
ü Ushul Fikih_Dr Hj Darmawati SAg.pdf
(uin-alauddin.ac.id)
II.
Literatur Bahasa Arab
ü
أصول
الفقه - ويكيبيديا (wikipedia.org)
ü
مفهوم
أصول الفقه - موضوع (mawdoo3.com)
ü
أصول الفقه | تراث
(turath.io)
ü
216.1 كتب أصول
الفقه وقواعده - المكتبة الوقفية للكتب المصورة PDF (waqfeya.net)
ü
تاريخ
أصول الفقه.pdf (archive.org)
ü
عِلْم أصول الفقه: تعريفه
وأهميته ونشأته (saaid.org)
ü
تعريف
أصول الفقه - موضوع (mawdoo3.com)
ü
كتب أصول الفقه - المكتبة
الشاملة (shamela.ws)
ü
الفرق
بين الفقه وأصول الفقه (islamweb.net)
ü
____
____ _____ ________ _ _______ ____ _______ - __ ____ _______ _________.pdf
(archive.org)
ü
أصول
الفقه الحنفي للشيخ وهبة الزحيلي.pdf (archive.org)
ü
أصول
الفقه.pdf (uoanbar.edu.iq)
ü
أصول
الفقه - المعرفة (marefa.org)
ü
khulasahusulfiqh.pdf
(archive.org)
ü
مقدمة
في أصول الفقه وتعريفاته (alukah.net)
ü
ما
أهم كتب أصول الفقه لدى الحنابلة؟ - الإسلام سؤال وجواب (islamqa.info)
ü
تحميل
كتاب تشجير أصول الفقه pdf - مكتبة نور
(noor-book.com)
ü
تعريف
أصول الفقه: كتاب أصول الفقه من ورقات إمام الحرمين بشرح الحطاب
(habous.gov.ma)
ü
أصول
الفقه من الاجتهاد الشرعي إلى التفكير الإنساني - إسلام أون لاين
(islamonline.net)
ü
(99+)
د
محمود عثمان علم اصول الفقه.doc | محمود عثمان
- Academia.edu
ü
(PDF)
دور
علم اصول الفقه في توضيح المفاهيم المشوهة (researchgate.net)
ü
أصول
الدين وأصول الفقه معناهما والفرق بينهما (islamweb.net)
ü
التأصيل
المنهجي: علم أصول الفقه … معاصرًا | منهجيتُنا العلمية | مؤسسة هنداوي
(hindawi.org)
ü
أصول
الفقه - المعرفة (marefa.org)
ü
أصول
الفقه1.pdf (umc.edu.dz)
ü
منسوبو
قسم أصول الفقه (imamu.edu.sa)
ü
تعريف
الشريعة، والفقه، وأصول الفقه . - الإسلام سؤال وجواب (islamqa.info)
ü
أهمية
علم أصول الفقه للمتفقه - الإسلام سؤال وجواب (islamqa.info)
ü
كيف
تطور الفقه الإسلامي ؟ - الإسلام سؤال وجواب (islamqa.info)
ü
تحميل
كتاب دروس في أصول الفقه للمبتدئين pdf - مكتبة نور
(noor-book.com)
ü aelmosolfeqh.pdf
(alukah.net)
ü
كتب في أصول الفقه (islamweb.net)
ü
كتب أصول الفقه في
المذاهب الأربعة - موضوع (mawdoo3.com)
[1] Lebih
jelasnya tentang bahasan ini silakan klik link dibawah ini :
ü
مصادر
التشريع الإسلامي أو الأدلة المتفق عليها بين جمهور العلماء بالاسـتقراء
ü
مصادر
التشريع الإسلامي المتفق عليها
ü
ما
هي مصادر التشريع الإسلامي - موضوع (mawdoo3.com)
ü
مصادر
التشريع الإسلامي - الإسلام سؤال وجواب (islamqa.info)
ü
الفصل الأول في المصادر المتفق عليها
ü
وهذه الأدلة الأربعة اتفق جمهور
المسلمين على الاستدلال بها
ü
منهاج النبوة
| ما هي مصادر التشريع المتفق عليها والمختلف فيها؟ (minhajnobowa.net)
ü
من المتفق عليه بين جمهور الفقهاء
ü
أجمع أهل العلمِ على أربعةٍ من مصادر التشريع الإسلامي
ü محاضرة في الشريعة الإسلامية وفقهها ومصادرها
ü
دعوة الحق -
التشريع الإسلامي بين الاكتفاء بالنصوص والتوسع في المصادر. (habous.gov.ma)
ü
الإجماع
أحد مصادر التشريع (islamweb.net)
ü
مصادر_التشريع_الإسلامي_ومناهج_الإستنباط.pdf (archive.org)
ü
Quraan_Kareem_Tashri3_Islami.pdf
(archive.org)
ü
كتب
مصادر التشريع الإسلامي - مكتبة نور (noor-book.com)
ü
الوجيز في أصول التشريع اسلامي : Free Download, Borrow, and Streaming : Internet Archive
ü
الفصل الأول في المصادر المتفق عليها
ü
هل
يمكن أن نضيف مصدراً جديداً للمصادر التبعية في الإسلام؟ (syria.tv)
ü
المصادر التي يُستمّد منها الإسلام هي القرآن والسنة والإجماع
والقياس
ü
أصول
التشريع الإسلامي التكميلية - بين التقديس والدنيوة (dohainstitute.org)
ü
من أهم مصادر التشريع الإسلامي
ü
أما
الأدلة المتفق عليها، فهي: الكتاب، والسنة، والإجماع، والقياس
ü
الشريعة
الإسلامية من الصلاحية إلى الضرورة (ج3) - حكمة يمانية (hekmahyemanya.com)
ü
مصادر
التشريع الإسلامي - المعرفة (marefa.org)
ü
مصادر
التشريع الإسلامي - ويكيبيديا (daralhikma.org)
ü
"القياس" مصدر أساسى لـ الفتوى.. ماذا نعرف عن
معناه وأركانه؟ - اليوم السابع (youm7.com)
ü
مصادر
التشريع - ویکيوحدت (wikivahdat.com)
ü
القسم
الرابع الإجماع والقياس.ppt (live.com)
ü
كتب
مصادر التشريع الإسلامي - مكتبة نور (noor-book.com)
ü
فصل:
مصادر التشريع الإسلامي:|نداء الإيمان (al-eman.com)
ü
دراسة
: القواعد الأصولية وعالمية التشريع - إسلام أون لاين (islamonline.net)
ü
article_6741_f0ff6485202acb6191423584f7cbda22.pdf
(ekb.eg)
[2]
Lebih jelasnya tentang bahasan ini silakan
klik link dibawah ini :
ü
مصادر
التشريع الإسلامي المختلف فيها والتي لم يتفق جمهور الفقهاء على الاستدلال بها
كثيرة
ü
مصادر
التشريع الإسلامي المختلف فيها
ü
الفصل الثاني في المصادر المختلف فيها
ü
مصادر أخرى للشريعة مختلف عليها
ü مصادر وأدلة التشريع الإسلامي المختلف فيها شرع من قبلنا أنموذجاً
ü
أثر
الأدلة المختلف فيها (مصادر التشريع التبعية) في الفقه الإسلامي
ü
tachrii_source.pdf
(archive.org)
ü
بحث
الشروط الأصولية في الأدلة المختلف فيها.pdf (archive.org)
ü
منظومة
لمحة الزها فى الأدلة المختلف فيها.pdf (archive.org)
ü
تحميل
كتاب مصادر التشريع الاسلامي فيما لا نص فيه pdf - مكتبة نور (noor-book.com)
ü
تحميل
كتاب مصادر التشريع الاسلامي فيما لا نصفيه pdf - مكتبة نور (noor-book.com)
ü
تحميل
كتاب 4732 مصادر التشريع الإسلامي فيما لا نص فيه pdf - مكتبة نور (noor-book.com)
ü
الكتاب
الخامس في الأدلة المختلف بها