AMIN ABDULLAH dan PARADIGMA INTEGRASI- INTERKONEKSI
Dewi Masyitoh1, Rahma Dewi Mustika2, Ahilla Salma
Alfaza3, A F Hidayatullah4
UIN Walisongo
Email : 1masyitoh_1808086021@student.walisongo.ac.id,
2rahma_dm_1808086002@student.walisongo.ac.id, 3salma_1808086028@student.walisongo.ac.id, 4afhidayatullah@walisongo.ac.id
Abstrak. Lahirnya pemikiran Amin Abdullah di latar belakangi oleh fenomena-fenomena dikotomis antara agama dan ilmu pengetahuan tidak dapat bersatu atau berdiri sendiri, seperti terdapat dinding pembatas diantara keduanya. Untuk menyelesaikan permasalahan dikotomis keilmuan, Amin Abdullah mencetuskan Paradigma Integras-interkoneksi yang sekarang digunakan oleh UIN Sunan Kalijaga untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Paradigma Integras-interkoneksi yang mana antara agama dan ilmu pengetahuan saling berkaitan. Dengan mengintegrasikan segitiga keilmuan yaitu: hadlarah an-nash, hadlarah al-ilm, dan hadlaroh al-falsafah. Agama dan ilmu pengetahuan memiliki hubungan yang relevan bagi pendidikan perguruan tinggi. Paradigma Integrasi-Interkoneksi menjadi solusi terhadap dikotomis antara agama dan ilmu pengetahan. Metode yang digunakan adalah telaah perpustakaan dengan menggunakan jurnal, artikel, dan lainnya. Pembuatan jurnal ditujukan untuk mengetahui pemikiran Amin Abdullah dan Paradigma Integrasi- Interkoneksi.
I.
PENDAHULUAN
Masa modern adalah suatu tonggak
peradaban manusia, ditandai dengan adanya pandangan hidup sekuler. Berawal dari historis pertarungan antar
kaum gereja dan ilmuan Eropa Barat, menurut kaum sekuler : agama adalah urusan gereja,
sedangkan politik merupakan urusan negara. Agama sebagai suatu hal yang harus
dibedakan dari aspek kehidupan lain. Karena agama merupakan urusan pribadi yang
bersifat sakral dan hanya berhubungan dengan Tuhan. Pandangan yang seperti itu
berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan, baik sosial, budaya, ekonomi,
bahkan pendidikan. Sehingga, modernisasi yang
ditandai sekulerisme dianggap mengancam eksistensi agama. (Minhaji, 2007)
Masyarakat modern
mengalami kehampaan spiritual, dikarenakan pemikiran yang bersifat dikotomis
antara agama dan sains. Maka perlu adanya transformasi dari pandangan dikotomis ke non dikotomis. Agar
terwujudnya integrasi, interkoneksi, holistik (berpikir secara menyeluruh dengan mempertimbangkan segala aspek), terpadu dan tidak terjadi pemisahan, bercerai berai,
runtuh, dan hal hal lain yang memisahkan yg menyebabkan keruntuhan. Jadi,
pendidikan agama dan sains non dikotomik sesuai prinsip dasar teologis-
dogmatis dan filosofis-metodologis (Maksudin, 2015).
Masa modern sekarang banyak ilmu yang berkembang, paradigm berpikir salah satunya. Ilmu pengetahuan yang
bersifat dinamis membuat adanya hal hal baru yang muncul setiap masanya. Salah
satu berkembangnya ilmu tentang
integrase dan interkoneksi yang dicetuskan oleh Prof. Dr. M.
Amin Abdullah, profesor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pendekatan integrasi- interkoneksi dibutuhkan supaya tidak ada pemisah
antar ilmu atau dikotomis. Karena, setiap bidang keilmuan membutuhkan bidang keilmuan
lainnya untuk saling melengkapi . Seperti halnya ilmu agama yang membutuhkan
ilmu lain untuk memahaminya, karena ilmu dan agama saling terkait dan
melengkapi. Pendekatan integrasi-interkoneksi
digunakan untuk memandang suatu ilmu islam maupun umum, seperti
politik, fikih, hadis dan
kajian sosiologi. Jadi, memandang hal dualistik secara holistik atau berpikir
secara menyeluruh dengan mempertimbangkan beberapa aspek sangat penting sehingga dapat bersifat fleksibel. Contohnya ilmu
fikih yang bersifat sakral dan normatif tetapi dilihat sudut pandang integrasi
dan interkoneksi akan terlihat dinamis (Saftri and Sa’dudin, 2019).
Abad ke-21 saat ini telah mencapai
kemajuan yang luar biasa, tetapi antara agama dan ilmu relasinya masih bercorak
dikotomi. Sehingga tampak saling tidak membutuhkan, tidak berhubungan, dan
berjalan sendiri sendiri. Tidak sedikit masyarakat era sekarang berpandangan
bahwa sains dan agama merupakan hal yang terpisah. Upaya menyatukan dianggap
mengurangi objektivitas sains dan sakralitas agama. Karena asumsi sains berasal
dari sesuatu yang bersifat ragu, yang menggunakan metode
ilmiah sebagai landasan
mencari kebenaran. Sedangkan agama
berasal dari keyakinan dengan metode dogmatis dan menggunakan teori kebenaran
yang bersifat doktriner. Untuk merujuk kembali sains dan agama, ilmuwan muslim
ataupun intelektual Indonesia maupun dari belahan bumi lainnya membuat jembatan
epistimologis. Salah satu ilmuan
tersebut adalah M. Amin
Abdullah yang menawarkan paradigm integrasi interkoneksi keilmuan (Waston, 2016).
Muhammad Amin Abdullah merupakan
seorang intelektual islam Indonesia yang cukup cekatan melawan dikotomisasi pendidikan di Indonesia. Usahanya dalam membangkitkan
ajaran islam dari keterpurukan agar umat islam tidak tertinggal dari peradaban.
Karena salah satu factor kemunduran keilmuan islam adalah pandangan bahwa ilmu
keislaman dan umum suatu hal yang berbeda, sehingga ilmu umum dianggap tidak
penting. Amin Abdullah mengajarkan agama dan ilmu umum melalui pendekatan
integrasi dan interkoneksi (Anwari, 2018).
II.
METODE
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah library
research dan di kategorikan sebagai penelitian
kualitatif dimana dalam penelitian ini menekankan pada pendeskripsian pemikiran
M. Amin Abdullah tentang paradigma integrasi- interkoneksi di UIN Sunan Kalijaga. Dalam pengumpulan data penelitian ini di
pergunakan sumber-sumber berupa jurnal-
jurnal penelitian nasional maupun internasional yang terkait (Waston, 2016).
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam memahami tentang pemikiran Amin
Abdullah dan paradigm integrasi interkoneksi di Uin Sunan Kalijaga, di peroleh
hasil pada beberapa jurnal terkait, antara lain:
1.
Jurnal Eka Safitri dkk. Vol. V nomor 1 tahun 2019 yang
berjudul “Aplikasi Integrasi-Interkoneksi Keilmuan Di Lembaga Pendidikan Tinggi” jurnal ini membahas tentang penggunaan paradigm integrasi-interkoneksi
dalam merespon permasalahan- permasalahan keilmuan di Indonesia.
2.
Jurnal waston, vol. 17, No. 1 tahun 2016
yang berjudul “Pemikiran Amin Abdullah Dan Relevansinya Bagi Pendidikan Tinggi
Di Indonesia” jurnal ini membahas tentang epistimologi pemikiran Amin
Abdullah mengenai konsep paradigma
integrasi-interkoneksi dan relevansinya bagi pendidikan tinggi di
Indonesia.
3.
Jurnal Ahmad Najib
Burhani volume 41 no. 1 tahun 2015 yang berjudul “Pengaruh al-Jabiri Terhadap Pemikiran
Keagamaan Di NU Dan Muhammadiyah” jurnal ini membahas
tentang pemikiran al-jabiri yang mendapat respon positif bagi Nahdatul Ulama
dan respon yang kurang baik dari kalangan Muhammadiyah.
4.
Jurnal Maksudin volume IV, nomor 2, tahun 2015 yang
berjudul “Transformasi Pendidikan Agama Dan
Sains Dikotomik Ke Pendidikan Nondikotomik”. Jurnal ini membahas tentang
perubahan paradigma dikotomik menjadi nondikotomik bagi pendidikan di Indonesia yang di harapkan dapat menjadi
solusi bagi permasalahan pendidikan di Indonesia.
5.
Jurnal Abdullah Diu, volume 3, nomor
1, tahun 2018 yang berjudul “Pemikiran Amin Abdullah Tentang Pendidikan Islam
Dalam Pendekatan Integrasi-Interkoneksi”. Jurnal ini membahas tentang penerapan
paradigma integrasi-interkoneksi bagi pendidikan di Indonesia yang diharapkan
dapat melahirkan keilmuan dalam
islam yang mumpuni guna menyongsong peradaban islam di masa depan.
6.
Jurnal luthfi Hadi Aminuddin, volume 4, nomor 1, tahun 2010 yang
berjudul “integrasi ilmu dan agama: studi atas paradigm integrasi-interkonektif
UIN Sunan Kalijaga”. Jurnal ini membahas mengenai implementasi paradigm integrasi-interkonektif dalam
penyusunan kurikulum dan sebagai paying keilmuan UIN Sunan Kalijaga.
7.
Jurnal Abu Darda, volume 10, nomor 1, tahun 2015 yang berjudul “Integrasi
Ilmu Dan Agama: Perkembangan Konseptual Di Indonesia”. Jurnal ini membahas
tentang hakikat agama yang perlu adanya pemahaman mendalam tentangnya.
Pentingnya integrasi antara ilmu dan agama guna mencetak generasi professional,
berbobot, dan mampu mewujudkan kebebasan akademis dalam kehidupan
bermasyarakat.
8.
Jurnal siswanto, volume 3, nomor 2, tahun 2013 yang
berjudul “Prespektif Amin Abdullah Tentang Integrasi Interkoneksi Dalam Kajian
Islam”. Jurnal ini membahas
tentang dikotomi antara agama
dan sains yang merugikan dunia islam dan dapat menyebabkan kemunduran keilmuan
islam. Dan kemudian problematika itu di pecahkan melalui paradigma yang di
gagas oleh Amin Abdullah yaitu paradigma integrasi-interkoneksi.
9.
Jurnal Zulfata, volume 15, nomor 2, tahun 2016 yang
berjudul “Gagasan Formasi Nalar Arab Al-Jabiri Dan Signifikansinya Untuk
Rekonstruksi Nalar Aceh”. jurnal ini membahas mengenai pemikiran Muhammad Abid
Al-Jabiri dan segala yang mempengaruhi konsep berfikirnya yang kemudian
dijadikan landasan untuk membentuk peradaban masyrakat Aceh.
10.
Jurnal Nurlaelah Abbas tahun 2007 yang berjudul
“Al-Jabiri dan Kritik Nalar: Sebuah Reformasi Pemikiran Islam”. Jurnal ini
membahas mengenaik biografi Al-jabiri dan lahirnya gagasan kritik nalar Arab.
11.
Jurnal H. Akh. Minhaji, volume 2, nomor 2, tahun 2007
yang berjudul “Masa Depan Perguruan Tinggi Islam di Indonesia: perspektif
sejarah- sosial”. Jurnal ini membahas mengenai orientasi pengajaran dalam dunia pendidikan yang cenderung kebaratan yang perlu diubah dengan
menerapkan dua pendekatan yaitu: normative and empirical approaches yang akan
menjadikan UIN berbeda dengan perguruan tinggi lainnya.
12.
Jurnal Irzum Farihah,
volume 3, nomor 2, tahun 2015 yang berjudul
“Filsafat Materialisme Karl Marx: Epistemologi Dialectical and Historical Materialism”. Jurnal ini
membahas mengenai pemikiran Karl Marx mengenai materialism historis yang
menitikberatkan bahwa sejarah dikaitkan dengan materi dan Manusia yang membuat
agama bukan agama yang membuat manusia.
13.
Jurnal Ahmad Izudin, volume 13, nomor 1, tahun 2017 yang
berjudul “Penggunaan Paradigma Integrasi- Interkoneksi Dalam Proses
Pembelajaran Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga”. Jurnal ini
membahas mengenai paradigm integrasi-interkoneksi yang dapat dijadikan solusi
untuk pengembangan ilmu dan
aplikasi pemanfaatannya bagi Program Pascasarjana.
14.
Jurnal Muhammad Muslih,
Volume 12, Nomor 1, tahun
2017 yang berjudul “Tren Pengembangan Ilmu Di UIN Sunan Kalijaga yogyakarta”. Jurnal ini membahas tentang
model kajian yang dapat dijadikan teknis metodelogis paradigm integrasi-interkoneksi. Termasuk informasi
mengenai karya- karya pendukung maupun penentang paradigma
integrasi-interkoneksi.
15.
Dalam jurnal A Genealogycal Study Of
Islamic Education Science at The Faculty Of Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga,
Vol. 56, No. 1. Uyadi fan
Sutrisno, menejelaskan bagaimana silsilah pendidikan Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan serta pendekatan Genealogis yang digunakan.
16.
Dalam jurnal Islamic Course Program in the
Integration-Interconection of Science and Religion in Faculty of Science and
Technology UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Vol. 13 , No. 1 . Laras Mawarti,
menjelaskan bahwa perubahan dari IAIN menjadi UIN menyatakan Paradigma baru
yakni Integrasi-Interkoneksi yang mana dengan paradigma ini diharapkan mampu
menjawab permasalah dikotom ilmu dan agama yang berdiri sendiri.
17.
Dalam jurnal al-Hikmah
yang berjudul Muhammad Abid Al-Jabiri. Vol, 1. No,2. Nurliana Damanik menjelaskan bahwa
al-Jabiri memiliki epistimologi yakni: Bayani, berdasarkan teks (al- Qur’an dan
Hadis), ‘Irfani, berdasarkan pada pengalaman, dan Bayani, berdasarkan pada akal
dan rasio.
DISKUSI
Dikotomi ilmu atau terjadinya pemisahan
agama dari ilmu pengetahuan terjadi pada abad pertengahan, yaitu ketika
umat Islam belum terlalu memperdulikan ilmu pengetahuan. Pada saat itu, tokoh
yang paling berpengaruh dimasyarakat adalah ulama tarekat dan ulama fiqih.
Keduanya mendoktrin paham taklid dan membatasi kajian agama hanya dalam bidang, seperti
tafsir, fiqih, tauhid,
dan lain sebagainya
(Aminuddin, no date).
Sementara itu, ulama tidak tertarik
mempelajari alam dan kehidupan manusia secara objektif, bahkan ada yang mengharamkan untuk mempelajari filsafat. Salah satu masalah paling
mendasar dialami oleh umat Islam adalah lemahnya epistimologi ilmu pengetahuan. Kelemahan tidak hanya terjadi
pada ilmu pengetahuan yang kontemporer tetapi juga pada pengembangan ilmu-ilmu klasik
yang sejalan dengan pemikiran (Ilmu, no date).
Pada abad ke-19 terjadi perubahan
dimana ilmu dan agama dapat diterima oleh sebagian umat. Banyak ilmuan yang
mengkritik pengembangan IPTEK yang dipisahkan dari agama, salah satunya yakni
M. Amin Abdullah. Amin Abdullah merupakan seorang pemikir
prolifik dalam cendekiawan
Muslim Indonesia. Amin Abdullah mampu mengkritik banyak argumen yang
bertentangan, tetapi juga mampu melahirkan konsep cerdas yang dapat menjawab
permasalahan dikotom ilmu (Ushuluddin, 2013).
Amin
Abdullah lahir pada 28 Juli
1953 di Margomulyo, Tayu, Pati, Jawa Tengah. Pada 1972 beliau tamat dari
pendidikan menengah di Kulliyat al-Mu’alimin al- Islamiyah (KMI), Pesantren
Gontoor, Ponorogo, Jawa Timur. Pada tahun 1981 Amin Abdullah menyelesaikan
kuliah S1 dengan Prodi Perbandingan Agama di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
hingga akhirnya pada tahun 2000 Amin Abdullah kembali ke UIN Sunan Klaijaga Yogyakarta sebagai Guru Besar Filsafat
Islam. Pada tahun selanjutnya, yakni 2001 hingga
tahun 2010, Amin Abdullah diberi kepercayaan oleh UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta untuk menjabat
sebagai Rektor (Ushuluddin, 2013).
Fenomena dikotom ilmu telah mengusik pikiran
Amin Abdullah terhadap persoalan masyarakat, untuk
meluruskan dan membenahi persoalan tersebut Amin Abdullah mengemukakan
prespektifnya dalam Paradigma Integrasi-Interkonektif yang mana pemikiran Amin
Abdullah sangat dipengaruhi oleh Muhammad ‘Abid al-Jabiri yang mengemukakan epistimologi menjadi tiga bagian
(Ushuluddin, 2013).
Muhammad ‘Abid al-Jabiri adalah
seorang cendekiawan muslim kreatif dalam melontarkan kritik-kritik untuk menyadarkan umat.
Beliau lahir di Feji, Maroko pada
tahun 1936 M. Beliau meraih gelar
doktor di Universitas Muhammad V Rabat-Maroko, yang kemudian pada kampus yang
sama beliau menjadi dosen filsafat dan pemikiran Islam (‘GAGASAN FORMASI NALAR
ARAB ĀBID AL- JĀBIRĪ DAN SIGNIFIKANSINYA UNTUK REKONSTRUKSI NALAR ACEH.pdf’, no
date).
Al-Jabiri menekankan epistimologi
pemikiran Arab kontemporer untuk menyelesaikan persoalan dikotom yakni: Pertama,
epistimologi bayani adalah pemikiran yang menekankan pada teks, nas sebagai
sumber pengetahuan bayani adalah al-Qur’an dan Hadis. Kedua, epistimologi
Irfani adalah pemikiran berdasarkan pengalaman atau proses nalar berdasarkan pada ilham dan kasyf
sebagai sumber pengetahuan, pengetahuan ruhani diperoleh melalui tiga tahap,
yaitu persiapan, penerimaan dan pengungkapan
baik secara lukisan maupun tulisan.
Ketiga, epistimologi burhani adalah pemikiran berdasarkan kepada rasio,
akal yang dilakukan lewat dalil-dalil logika (‘Dewan Ensiklopedi Islam,
Ensiklopedi Islam , cet 4 (Jakarta : Ikhtiar Baru Van Houve,
1997), h. 228.’, 1997)
Pemikiran
al-Jabiri banyak dilatar belakangi oleh ajaran Marxime yang mashyur pada
masanya. Al-Jabiri sebagai seorang yang lahir di negara bekas protektoriat
Prancis, al-Jabiri tidak mengalami kesulitan untuk memahami buku atau pemikiran
berbahasa Prancis, oleh karena itu al-Jabiri banyak menggunakan pemikiran kaum strukturalis maupun kaum post-modernis
yang sebgaian besar lahir di Prancis (Theosofi and Islam, no date).
Karl Heinrich Marx lahir pada tahun
1818 di Trier, Prussia (sekarang Jerman). Marx merupakan seorang filosof dan
ahli ekonomi Jerman. Ciri khas Karl Marx yaitu meterialisme historis, hal ini berarti keberadaaan menentukan kesadaran
dimana kondisi-kondisi kehidupan materiil
menentukan tingkat kesadaran normative seseorang. Pemikiran Marx ini sangat dipengaruhi oleh Hegel. Hanya saja
berbeda dengan Hegel yang menjadikan ide sebagai pusatnya, sedangkan Marx
menjadikan materi sebagai sumber utama (Farihah, 2015).
IAIN Sunan Kalijaga telah mengalami
pergantian menjadi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Berdasarkan keputusan
Presiden No. 50 Tahun 2004. Perubahan tersebut
melahirkan paradigma baru dalam
mengkaji studi tentang ilmu agama dan umum, yakni paradigma integrasi-
interkoneksi. Paradigma ini diharapkan mampu menjawab persoalan yang dialami
oleh kedua ilmu (agama dan ilmu) dalam peradaban Islam (Mawarti, 2015).
Pengaruh pemikiran tokoh cendekiawan sebelumnya, menjadikan
Amin Abdullah menggagas Paradigma Integrasi-Interkoneksi, Integrasi secara
bahasa berasal kata (To Integrate) yang mana
muncul kata Integration. Sedangkan, Interkoneksi secara bahasa berasal dari kata (Inter
dan Connect) menjadi kata Connection. Sehingga, Integrasi dapat diartikan
dengan “menghubungkan dan sekaligus menyatukan antara dua hal atau lebih”, Interkoneksi adalah “mempertemukan
atau menghubungkan dua hal atau lebih” (Sejarah-sosial, 2007).
Kajian di UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta akan menghubungkan, mengaitkan, atau jika memungkinkan menyatukan kedua ilmu yakni
ilmu agama dan ilmu umum,
melalui dialek segitiga: tradisi teks (hadarah al-nas), tradisi akademik-ilmiah
(hadarah al-‘ilm), dan tradisi etik-kritis (hadarah al-falsafah). Istilah
interkoneksi diajukan mungkin karena adanya kritik tentang tidak mungkinnya
integrasi antara kedua ilmu (ilmu dan agama). Karena, integrasi bisa dimengerti dan dilaksanakan, jika antara kedua ilmu tidak diperlukan
interkoneksi (Muslih, 2017).
Pendidikan Islam bertujuan
mengeksplorasi dan menganalisis konsep tertentu dalam bidang pendidikan
dan membandingkannya dengan konsep- konsep dalam disiplin ilmu lain. Kata
Integrasi dinilai baik daripada dialog karena tujuannya menyatukan lebih dari
satu disiplin ilmu (State, 2018).
Lahirnya konsep integrasi-
interkoneksi ini membawa suasana baru bagi perkembangan pemikiran Islam,
khususnya bagi civitas akademik UIN Sunan Kalijaga yang akan membawa agama dan
ilmu pengetahuan ke arah kemajuan. Meskipun, awalnya tidak berjalan sesuai
keinginan dan terdapat banyak cacian, seiring berjalannya waktu UIN Sunan Kalijaga mampu membuktikan
bahwa nilai-nilai ke-Islaman sebagai dasar pengembangan keilmuan, mampu
dikembangkan oleh semua staf pengajar. Hal ini dapat dibuktikan dengan perilaku
dosen yang memberikan materi kuliah dengan melihat dua aspek penting yaitu
teori yang disampaikan dengan aplikasi praktik di lapangan yang memperhatikan
esensi nilai dari konsep integrasi- interkoneksi (Sunan and Yogyakarta, 2017).
IV.
KESIMPULAN
Dikotomi ilmu yang terjadi di
masyarakat menimbulkan dampak besar terhadap kedua ilmu. Ilmu agama dianggap
tidak penting oleh bangsa Barat, begitupula sebaliknya. Dengan adanya fenomena
ini, Amin Abdullah menggagas Paradigma Integrasi-Interkoneksi yang mana tujuannya
untuk menyatukan kembali atau menjadikan kedua ilmu ini saling berkaitan
satu sama lain tidak berdiri sendiri. Pemikiran Amin Abdullah
sangat dipengaruhi oleh M. Abid al-Jabiri yang mencetuskan trilogi epistimologi
, yakni: epistimologi bayani, epistimologi ‘Irfani, dan
epistimologi burhani. Al-Jabiri merupakan filosof mashyur
pada masanya. Pemikiran
al-Jabiri dipengaruhi oleh Marxime. Paradigma integrasi-interkonesi digunakan oleh IAIN Sunan Kalijaga untuk transformasi menjadi UIN Sunan
Kalijaga pada tahun 2004. Diharapkan UIN Sunan Kalijaga mampu bersaing dengan
Univ netral atau umum, seperti UGM, UNY, dan sebagainya dalam mengembangkan
pendidikan yang lebih baik lagi berbasis agama dan ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin, L. H. (no date). Integrasi
Ilmu dan Agama : Studi Atas Paradigma
Integratif- Interkonektif UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta, pp. 181–214.
Anwari, misbakhul. 2018.
‘NoTitle市民科学の可能性と課題。市民調査団体への聞き取り調査’, 3(September),
pp. 160–164.
Dewan Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi
Islam , cet 4 (Jakarta : Ikhtiar Baru
Van Houve, 1997), h. 228.’ (1997), 4,
pp. 1–22.
Farihah, I. 2015. FILSAFAT MATERIALISME KARL MARX (
Epistimologi Dialectical and Historical Materialism ) Pendahuluan Karl Marx adalah seorang filosof , sosiolog , ekonom , mewarnai
dalam pemikirannya adalah Das Kapital .
Pada dasarnya Das Kapital menjelaskan tentang pemahaman filosofi keadilan
sosial dengan mengambil kasus ketidakadilan dalam ekonomi . Pemikiran Marx dan analisis
sangat terkenal yaitu dialectical and historical materialism, 3(2).
GAGASAN FORMASI NALAR ARAB ĀBID AL-JĀBIRĪ DAN SIGNIFIKANSINYA UNTUK REKONSTRUKSI NALAR
ACEH.pdf (no date).
Ilmu, I. (no date) Integrasi Ilmu dan
Agama: Perkembangan Konseptual di Indonesia.
Maksudin, M. 2015. Transformasi
Pendidikan Agama dan Sains Dikotomik ke Pendidikan Nondikotomik. Jurnal
Pendidikan Islam, 4(2), p. 277. doi: 10.14421/jpi.2015.42.277-298.
Mawarti, L. 2015. Islamic
Course Program ( Program Pendamping Keagamaan ) in the Integration-Interconnection of Science and Religion in Faculty of Science and Technology UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Minhaji, A. 2007. Masa Depan
Perguruan Tinggi Islam di Indonesia; Perspektif Sejarah-Sosial. Tadris
Jurnal Pendidikan Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Pamekasan, 2(2), p. 154.
Muslih, M. 2017. Tren pengembangan ilmu di uin sunan kalijaga yogyakarta. doi: 10.21274/epis.2017.12.1.103-139.
Saftri, E. and Sa’dudin, I. 2019.
Aplikasi Integrasi Interkoneksi Keilmuan Di Lembaga Pendidikan Tinggi. Tadrib: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 5(1), pp. 122–137. doi:
10.19109/tadrib.v5i1.2731.
Sejarah-sosial, P. 2007. MASA DEPAN
PERGURUAN TINGGI ISLAM DI
INDONESIA (Perspektif Sejarah- Sosial) H. Akh. Minhaji’.
State, S. K. 2018. A GENEALOGYCAL
STUDY OF ISLAMIC EDUCATION
SCIENCE AT THE FACULTY OF. 56(1), pp. 29–58. doi:
10.14421/ajis.2018.561.29-58.
Sunan, U. I. N. and Yogyakarta, K.
2017. Penggunaan Paradigma Integrasi- Interkoneksi dalam Proses Pembelajaran di
Program Pascasarjana. 13(1). doi: 10.18196/AIIJIS.2017.0069.110-140.
Theosofi, J. and Islam, P. (no date)
‘AL- HIKMAH’.
Ushuluddin, F. 2013. TENTANG INTEGRASI INTERKONEKSI DALAM. 3.
Waston, W. 2016. Pemikiran
Epistemologi Amin Abdullah Dan Relevansinya Bagi Pendidikan Tinggi Di
Indonesia. Profetika: Jurnal Studi Islam, 17(01), p. 80. doi: 10.23917/profetika.v17i01.2102.
Sumber :
JSSH P-ISSN:2579-9088 Vol.
4 Nomor 1, Maret 2020 | Dewi,
Rahma, Ahilla, Hidayatullah 81 – 88 --- 9
Link Artikel Jurnal Tentang Paradigma Integrasi –
Interkoneksi
v
Forum
Komunikasi Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
(uin-suka.ac.id)
v implementasi
paradigma integrasi-interkoneksi
v
Praksis
Paradigma Integrasi-Interkoneksi_ISI.pdf (uin-suka.ac.id)
v Paradigma
Integrasi-Interkoneksi Islamisasi Ilmu
v Epistemologi
Keilmuan Integratif-Interkonektif M. Amin
v
083111098_BAB3.pdf
(walisongo.ac.id)
v
(99+)
Paradigma Integrasi-Interkoneksi Amin Abdullah | Zaimatuz Zakiyah -
Academia.edu
v
(99+)
Gunungan Ilmu: Paradigma dan Kerangka Kurikulum IAIN Surakarta | Toto Suharto -
Academia.edu
v
(99+)
PARADIGMA QURANI UNTUK PENGEMBANGAN ILMU INTEGRALISTIK | Muhammad Zainal Abidin
- Academia.edu
v
(99+)
KEPENTINGAN INTEGRASI ILMU NAQLI DAN ILMU AQLI DALAM | imam awaludin -
Academia.edu
v
(99+)
AKHLAK TASAWUF INTEGRASI TASAWUF DAN SAINS | Nurainun Pasaribu - Academia.edu
v
(99+)
Konsep Islamisasi Ilmu Pengetahuan | kusuma dewi - Academia.edu
v
(99+)
WORLDVIEW ISLAM DAN BARAT (Study Komparatif) | Dedy Irawan - Academia.edu
v
(99+)
SUMBER ILMU PENGETAHUAN STUDI KOMPERATIF ISLAM DAN BARAT | Didin Qonytha -
Academia.edu
v
(99+) NALAR
ISLAM | Abdul Mukti - Academia.edu
v
(99+)
Mendudukkan Kembali Makna Ilmu dan Sains dalam Islam | Ari Ashari -
Academia.edu
v
(99+)
Perbedaan Sains dan Knowledge | Sofian Hadi - Academia.edu
v
(99+)
Posisi Umat Islam Dalam Perkembangan Ilmu Dan Filsafat | Ahmad Fadhil -
Academia.edu
v
(99+)
Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam | Maman Suratman - Academia.edu
v
(99+)
Sains Islam Dalam Diskursus Filsafat Ilmu | Mohammad Muslih - Academia.edu
v
(99+)
Rekonstruksi Metodologi Pengembangan Sains berbasis Agama | Muhd Muslih -
Academia.edu
v
(99+)
Sains Islam Berbasis Nalar Ayat-ayat Semesta | Azaki Khoirudin - Academia.edu
v
(99+)
Paradigma Sains Islam (Sebuah Reintegrasi Keilmuan | Mahram Mubarak M -
Academia.edu
v
(99+)
Reformulasi Pendidikan Sains pada Perguruan Tinggi Islam | Edy Chandra -
Academia.edu
v
(99+)
AXIOLOGI_ISLAM_TERHADAP_KEBUDAYAAN.pdf | Muis Iman - Academia.edu
v
(99+)
KONSEP EPISTEMOLOGI ISLAM | Puspita Lestari - Academia.edu
v
(99+)
BAYANI, BURHANI DAN IRFANI | Rahmathias Jusuf - Academia.edu
v
(99+)
PENATAAN ILMU DALAM LINGKUNGAN UIN BANDUNG | MMR UIN Bandung - Academia.edu
v
(99+)
BUNGA_RAMPAI_SEJARAH_KEBUDAYAAN_PEMIKIRA.pdf | Muhamad Berkah - Academia.edu
v
(99+)
Islamisasi Ilmu Pengetahuan Menjawab Tantangan Sekularisme Barat | Winda Roini
- Academia.edu
v
(99+)
Islamisasi Ilmu Pengetahuan (Metodologi Islamisasi) | Moch A L F I Syahrin -
Academia.edu
v
(99+)
TREN PENGEMBANGAN ILMU DI UIN MALANG | Muhd Muslih - Academia.edu
v
(99+)
Model Pengembangan Keilmuan Uin Malang & Uin Jogja | SMP QUEEN AL FALAH 2 -
Academia.edu
v
(99+)
Interkoneksi-Integrasi Agama dan Ilmu | anugrah arifin - Academia.edu
v
(99+)
Interkoneksi-Integrasi Agama dan Ilmu | anugrah arifin - Academia.edu
v
(99+)
WAHYU MEMANDU ILMU | Irawan I Dr. Irawan, S.Pd., M.Hum. - Academia.edu
v
(99+)
Kimia dan islam Kuncoro Hadi | Kuncoro Hadi - Academia.edu
v
(99+)
METODOLOGI STUDI ISLAM Suatu Kajian Integratif | Muh Arif - Academia.edu
v
(99+)
Islam dan Isu-isu Ilmu Kontemporer | IDWAR ST - Academia.edu
v
(99+)
Asal Usul Kejadian Manusia Menurut Teori Darwin dan AlQuran | Faszly Rahim -
Academia.edu
v
(99+)
HARUN YAHYA DAN KRITIKANNYA TERHADAP TEO | Hafizatul Ilma - Academia.edu
v
(99+) HARUN
YAHYA | Ramdan Nugraha - Academia.edu
v
(99+)
BEBERAPA RAHASIA AL-QUR'AN - Harun Yahya. Pdf.PDF | Asriadi Accy - Academia.edu
v
(99+)
Harun Yahya - Suara Hati dan Al Qur'an (2003).pdf | Robbie Balboa -
Academia.edu
v
(99+)
Harun Yahya - Keajaiban Penciptaan Manusia.pdf | Robbie Balboa - Academia.edu
v
(99+)
Dunia Semut - Harun Yahya | Asfar Syafar - Academia.edu
v
(99+)
Bagaimana Seorang Muslim Berfikir - Harun Yahya. Pdf.pdf | Asriadi Accy -
Academia.edu
v
(99+)
Panorama Pemikiran Islam --- Dr ABDUL MUKTI.pdf | Abdul Mukti - Academia.edu
v
(99+)
KEAJAIBAN FLORA DAN FAUNA | Lestari Rumah Hijab - Academia.edu
v
(99+)
ALLAH SANG TABIB | Diki Maulana ديكي مولانا
- Academia.edu
v
(99+)
buku integrasi islam | Vikki Ainuzzakki - Academia.edu
v
(99+)
sains dalam islam | Vikki Ainuzzakki - Academia.edu
v
(99+)
sains dan kejuruteraan Islam | Asnuurien Najma - Academia.edu
v
(99+)
SAINS DALAM ALQUR'AN | Wildan Fadhlillah - Academia.edu
v
(99+)
TEKNOLOGI DALAM Al-QUR'AN | Muhammad Ghazali - Academia.edu
v
(99+)
KONSEP CAHAYA DALAM AL-QUR'AN DAN SAINS | Yuni Ningshi - Academia.edu
v
(99+)
PARAMETER KEBENARAN ILMU PENGETAHUAN (SAINS) DALAM AL-QUR'AN | salwa manna -
Academia.edu
v
(99+)
GEMPA MENURUT AL-QUR'AN DAN SAINS | Jojo Bbb - Academia.edu
v
(99+)
AIR DALAM PERSEFEKTIF ALQUR'AN DAN SAIN.pdf | sawaluddin regar - Academia.edu
v
(99+)
BATAS DUA LAUT. AlQuran Menyibak Rahasia Lautan. | Agus S Djamil - Academia.edu
v
(99+)
Ayat-ayat Laut | Agus S Djamil - Academia.edu
v
(99+)
Kegelapan Dasar Laut dalam Perspektif Al-Qur’an | Moh Lutfi Salim Al Hanani -
Academia.edu
v
(99+)
Al-Qur`Ân Sebagai Dasar Dan Sumber Pendidikan | Mahlail Syakur Sf. -
Academia.edu
v
(99+)
Keruntuhan Teori Revolusi - Harun Yahya | Asfar Syafar - Academia.edu
v
(99+)
Penciptaan dan Pemeliharaan Alam dalam Perspektif Al-Qur’an | muhammad sam -
Academia.edu
v
(99+)
Alquran dan Konservasi Lingkungan: Telaah Ayat-Ayat Ekologis | Dede Rodin -
Academia.edu
v
(99+)
HARUN YAHYA - MELIHAT KEBAIKAN DI SEGALA HAL | Faisal Hanif Hafizh -
Academia.edu
v
(99+)
Buku Multi Perspektif Surat Al Mulk | Ahmad Goniawan - Academia.edu
v
(99+)
ZAMAN BATU: SATU PEMBOHONGAN SEJARAH | Saibie Saiba - Academia.edu
v
(99+)
Asal Usul Kejadian Manusia Menurut Teori Darwin dan AlQuran | Faszly Rahim -
Academia.edu
v
(99+)
ENSIKLOPEDI ISLAM NUSANTARA | Fathul Hilal - Academia.edu