HIDUP ADALAH UJIAN

SELAMAT DATANG DI BLOG " KHAIRUL IKSAN "- Phone : +6281359198799- e-mail : khairul.iksan123@gmail.com

Rabu, 13 September 2023

Politik Identitas : Pro Kontra Muslim >< Muslim, Muslim >< Non Muslim, Non Muslim >< Non Muslim

 



وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ ﴿فصلت: ٣٣﴾

Artinya ;

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan kebajikan, dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)?” (41: 33)

Ayat ini mencela orang-orang yang mengatakan yang bukan-bukan tentang Al-Qur'an. Al-Qur'an mempertanyakan: perkataan manakah yang lebih baik daripada Al-Qur'an, siapakah yang lebih baik perkataannya dari orang yang menyeru manusia agar taat kepada Allah. Ibnu Sirin, as-Suddi, Ibnu Zaid, dan al-hasan berpendapat bahwa orang yang paling baik perkataannya itu ialah Rasulullah saw. Apabila membaca ayat ini, al-hasan berkata bahwa yang dimaksud adalah Rasulullah, ia adalah kecintaan dan wali Allah. Ia adalah yang disucikan Allah dan merupakan pilihan-Nya. Ia adalah penduduk bumi yang paling cinta kepada Allah. Allah memperkenankan seruannya dan ia menyeru manusia agar mengikuti seruan itu. Sebagian ulama lain berpendapat bahwa ayat ini maksudnya umum, yaitu semua orang yang menyeru orang lain untuk menaati Allah. Rasulullah termasuk orang yang paling baik perkataannya, karena beliau menyeru manusia kepada agama Allah. Ayat ini menerangkan bahwa seseorang dikatakan paling baik apabila perkataannya mengandung tiga perkara, yaitu: 1. Seruan pada orang lain untuk mengikuti agama tauhid, mengesakan Allah dan taat kepada-Nya. 2. Ajakan untuk beramal saleh, taat melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan-Nya. 3. Menjadikan Islam sebagai agama dan memurnikan ketaatan hanya kepada Allah saja. Dengan menerangkan perkataan yang paling baik itu, seakan-akan Allah menegaskan kepada Rasulullah bahwa tugas yang diberikan kepada beliau itu adalah tugas yang paling mulia. Oleh karena itu, beliau diminta untuk tetap melaksanakan dakwah, dan sabar dalam menghadapi kesukaran-kesukaran dan rintangan-rintangan yang dilakukan orang-orang kafir. Dari ayat ini dipahami bahwa sesuatu yang paling utama dikerjakan oleh seorang muslim ialah memperbaiki diri lebih dahulu, dengan memperkuat iman di dada, menaati segala perintah Allah, dan menghentikan segala larangan-Nya. Setelah diri diperbaiki, serulah orang lain mengikuti agama Allah. Orang yang bersih jiwanya, kuat imannya, dan selalu mengerjakan amal yang saleh, ajakannya lebih diperhatikan orang, karena ia menyeru orang lain dengan keyakinan yang kuat dan dengan suara yang mantap, tidak ragu-ragu.

Setelah ayat-ayat yang lalu menjelaskan penghargaan kepada orang-orang yang istikamah dengan kedatangan malaikat yang membantu mereka, maka ayat-ayat berikut memberikan pujian terhadap orang yang menyeru ke jalan Allah. Dan siapakah yang lebih baik perkataannya di antara manusia, daripada orang yang menyeru kepada Allah agar manusia tidak melakukan kemusyrikan, dan selalu gemar mengerjakan kebajikan dan berkata dengan penuh keyakinan, “Sungguh, aku termasuk ke dalam kelompok orang-orang muslim yang berserah diri?”

v Surat Fussilat Ayat 33 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir | Baca di TafsirWeb

 

Politik Identitas Menuju Pemilu Presiden

Salam dari Jogja …

Politik identitas dalam pandangan penulis sebagai profesor yang menekuni ilmu  sosiologi dan komunikasi melihat bahwa politik identitas dalam perspektif sosiologi akan terus hadir dalam narasi politik Indonesia menuju pemilihan presiden 2024. Kenapa ? Karena kondisi mental dan karakter masyarakat Indonesia belum terlepas dari sentimen primordialisme dan sektarianisme yang masih kuat mengakar dalam  budaya masyarakat Indonesia sekalipun sudah hidup di era demokratisasi terbuka dan era digitalisasi modern.


Istilah politik identitas  sudah lama dikontruksi sebagai narasi politik oleh kolompok elit politik tertentu di Indonesia sebagai wacana instrumen untuk  menggambarkan rasa kebencian  dan ketakutan kalah pada pihak lawan politiknya agar bisa menurunkan citra dan menyudutkan pigur tertentu yang biasanya dinilai kuat dan berpotensi menang, bisa mengalahkan lawan lainnya sehingga perlu disudutkan dengan narasi tidak nasionalis dan intoleran.


Sebenarnya semua kerja kerja politik di Indonesia tidak lepas dari politik identitas, sebab politik selalu membutuhkan instrumen atau kendaraan media untuk menyatakan diri lewat identitas  seperti agama, suku, ras, kelompok, identitas budaya, faham idiologi, organisasi dan komunitas primordial lainnya. Maka kalau pengertian politik identitas ini kita sepakati maka semua  elit politik Indonesia dan pekerja politik  masuk kategori penguna politik identitas. 


Ketika kelompok PKI menyatakan diri ikut dalam arena politik Indonesia maka sesungguhnya itu juga masuk kategori politik identitas, karena gerakan politiknya mengajak kelompoknya untuk bersatu dalam identitas faham komunis atau yang sehaluan dengan pemikiran sosialis untuk memilih sesama anggotanya, begitu juga ketika ormas Islam dan partai Islam mengkampayekan pentingnya menyatukan pilihan politik umat Islam kepada tokoh elit Islam  maka itu juga politik identitas, yang  sering dilabelkan memakai politik identitas, walaupun banyak ulama setuju dengan   politik identitas yang menawarkan doktrin dan idiologi Islam sebagai alat perjuangan pemersatu umat dan bangsa sebab umat Islam Indonesia paling besar sahamnya dalam kemerdekaan Indonesia.


Politik identitas selalu dilabelkan pada tokoh tokoh Islam pada hal agama lain juga melakukan hal yang sama, bahkan politik kesukuan itu juga politik identitas misalnya isu harus orang Jawa, harus orang Sumatra , harus orang Sulawesi dan seterusnya,  itu semua adalah bagian dari politik identitas yang etnisitas primordialisme.


Isu politik identitas sengaja di tiupkan terus oleh kelompok tertentu yang ketakutan kalah dan tidak senang Islam bersatu, inilah politik adu domba antar umat yang tidak produktif dan merusak semangat demokrasi. 


Munculnya isu politik identitas itu juga tidak lepas dari upaya untuk mengkreditkan kelompok Islam tertentu, karena isu politik identitas dinilai sangat ampuh untuk melumpuhkan rival politik, upaya elit politik tertentu debhan motif niat jahat untuk membongsai popularitas dan ke terpilih tokoh kandidat lawan tanding yang di nilai sangat kuat dan mendapat simpati masyarakat luas terutama pemilih terbesar umat Islam. Wassalam.

Sumber :

Politik Identitas Menuju Pemilu Presiden. - UIN Alauddin Makassar (uin-alauddin.ac.id)

Lahirnya Politik Identitas Menjelang Pemilu 2024

Pemilu memang baru akan diselenggarakan pada tahun 2024. Hajatan demokrasi yang berlangsung selama lima tahun sekali ini selalu mendapatkan perhatian masyarakat luas, termasuk adanya polemik isu penggunaan politik identitas yang sudah mulai muncul dan diperbincangkan.

Melihat Pemilu sebelumnya yang diselenggarakan pada tahun 2019, terdapat banyak pelajaran yang dapat dipetik dalam kontesasi pemilu ini. Salah satunya masih maraknya penggunaan politik identitas oleh para kontestan untuk dapat meningkatkan elektabilitas serta popularitas mereka. Kerap kali politik identitas digunakan secara berlebihan oleh peserta pemilu, hal ini mengakibatkan munculnya polarisasi di dalam masyarakat dan menimbulkan perasaan eksklusif antara kelompok satu dengan lainnya berdasarkan pada etnis atau kepercayaan. Adanya praktik ini di dalam pemilu tentu dapat meningkatkan rasa intoleransi dan berpotensi terjadinya disintegrasi sosial masyarakat (Prasetia, 2019).

Politik identitas sendiri menurut Clarissa Rile Hayward merupakan politik di mana seseorang ikut serta terlibat dalam mobilisasi yang sama berdasarkan pengalaman, masalah politik, dan tujuan mereka dalam kebaikan kelompok mereka menurut mereka. Menurut Combahee River Collective yang merupakan kelompok feminis kulit hitam, politik identitas adalah politik yang secara konseptual berbeda, yaitu politik liberal yang diselenggarakan atas dasar kepenting individu atau preferensinya. (Hayward & Watson).

Kenapa marak munculnya penggunaan politik identitas di dalam Pemilu?

Penggunaan politik identitas dalam menarik suara masyarakat terbukti cukup efektif. Politik identitas memiliki peran yang besar dalam kampanye pilpres 2019. Bahkan, dapat dikatakan bahwa data dan fakta dinilai tidak banyak meningkatkan suara electoral. Politik identitas kerap kali digunakan sebagai senjata dalam memenangkan suara masyarakat.

Adanya politik identidas dalam pemilu terbukti melahirkan polarisasi yang tajam (Ardipandanto, 2020). Exit Poll Indikator Politik terhadap 2.975 responden yang memberikan hak pilihnya pada tahun 2019 memberikan gambaran terpecahnya masyarakat di Indonesia. Indikator menemukan bahwa kelompok muslim tradisionalis dan nonmuslim cenderung memilih Joko Widodo dan Ma’ruf Amin, sedangkan muslim modernis cenderung memilih Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Pemilih nonmuslim yang memilih Jokowi dan Ma’aruf Amin naik naik 15 persen menjadi 97 persen dibandingkan pada tahun 2014. Demikian juga dengan pemilih yang dekat dengan NU memilih Jokowi-Ma’ruf. Pada Pilpres 2019, 56 persen warga Nahdiyin mengaku memilih Jokowi-Ma’ruf, naik 12 persen dibandingkan pemilu pada tahun 2014.

Sebaliknya, Prabowo-Sandiaga menang telak di kalangan warga Muhammadiyah, Persis, dan ormas-ormas modernis lainnya. Dikarenakan oleh politik identitas ini pemilih sudah memutuskan pilihannya jauh sebelum masa kampanye terbuka dimulai (Ristianto, 2019). Hal ini tentu membuktikan bahwa penggunaan politik identitas masih menjadi cara yang efektif bagi para kontestan pemilu dalam menarik suara masyarakat.

Menurut Pengamat Politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam pada acara diskusi Paramadina Democracy Forum (PDF) Seri ke-3, mengatakan jika ada momentum maka politik identitas masih besar kemungkinannya akan dipakai dalam kontesasi Pemilu tahun 2024. Hal ini dikarenakan politik identitas dinilai memiliki biaya yang murah dan efektif dalam memobilisasi massa. Meski begitu, terkait Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024, Umam memprediksi politik identitas tidak lagi menguat apabila dibandingkan dengan Pilpres 2019. Umam berpendapat dengan adanya koalisi yang dilakukan oleh Prabowo Subianto dengan Joko Widodo dapat mengurangi dukungan dari kelompok kanan/konservatif terhadap Prabowo sehingga penggunaan politik identitas pada pemilu 2024 dinilai akan menurun (Mawangi, 2022).

Hal ini juga selaras dengan apa yang disampaikan oleh ketua umum Partai Golkar Airlangga Hartanto yang meminta organisasi kemasyarakatan untuk tidak lagi memanfaatkan politik identitas menjelang pemilu tahun 2024. Airlangga Hartanto menilai penggunaan politik identitas untuk mendapatkan dukungan masyarakat merupakan sikap yang dapat memecah belah persatuan bangsa (Savitri, 2022).

Walaupun penggunaan politik identitas menjelang pemilu 2024 dinilai menurun, namun kita harus tetap waspada terhadap praktik politik identitas. Diperlukan juga antisipasi yang dapat memanfaatkan peran dari masyarakat luas untuk dapat mengambil bagian untuk dapat mencegah politik identitas yang dapat memecah belah bangsa sehingga politik identitas dalam pemilu sebelumnya tidak akan terulang kembali.

Sumber :  Lahirnya Politik Identitas Menjelang Pemilu 2024 | kumparan.com

­

Politik Identitas Dalam Pandangan Islam

Dalil-dalil dalam keberadaan pemahaman identitas dalam Islam. Setiap masalah atau hal yang disandarkan kepada Islam harus ada dalil yang mendasari dan menaunginya dalam istilah politik identitas ini.

Keberadaan Identitas dalam ayat alquran ditemukan pada ayat 100 dan 117 surat At-Taubah serta ayat 13 Surah Al-Hujurat.

Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti Mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” (QS: At-Taubah 100)

Sungguh, Allah telah menerima tobat Nabi, orang-orang Muhajirin dan orang-orang Ansar, yang mengikuti Nabi pada masa-masa sulit, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada mereka,(Qs At-Taubah 117)

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.(Al-Hujurat 13).

Sejumlah ayat ayat Al-Qur’an menjelaskan pentingnya wajib berpegang teguh pada identitas Islam dan melarang mengabaikan perintah ini, seperti surat Al Baqarah ayat 104 - 145 menganjurkan mengambil identitas,metode, petunjuk, sasaran,prinsip, dan nilai-nilai serta melarang meninggalkan nila identitas, metode-metode itu baik berkenaan dengan Aqidah, Syariah maupun etika dan akhlak yang harus dibiasakan.

Dalam beberapa hadis disebut bahwa ada golongan musyrikin,munafiqin, fasiqun, ashabu suffah, ahlil badri, baitur ridwan, baiatul aqabah, juga Muhajirin dan Anshar. ini semua adalah komunitas-komunitas yang diseru, dan itu menunjukkan identitas mereka dan sifat-sifat aqidah atau perjuangan mereka.

Menurut Fahrur Roziy dalam tafsirnya berkata bahwa yang dimaksud kaum Muhajirin dan Anshar adalah seperti ungkapan Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu:“Mereka adalah orang-orang yang shalat menghadap dua kiblat dan menyaksikan perang Badar. Al-Sya’by berkata mereka yang ikut dalam sumpah bai’atur ridhwan. Yang benar adalah bahwa mereka adalah pelopor dalam hijrah dan kemenangan.

Fakhru Roziy berkata :Allah berfirman: “Dan Kami jadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa”. (QS: Al-Hujurat : 17)

Ada dua aspek di dalamnya : Pertama adalah dijadikan orang-orang yang berbeda-beda. Yang kedua, dijadikan persatuan antara suku-suku Arab dan antara turunan-turunan Bani Israel.

Identitas keislaman dalam perspektif Fiqhi umumnya adalah gabungan dari komponen:Hukum Islam yang merupakan realitas ibadah, perilaku, moral, transaksi,dan hubungan saling bergantung.Esensi karakter Hukum Islam menurut Ibnu Abidin, Ibnu Rusyd, Ibnu Al-Qayyim dan lainnya mereka mengatakan: “ Sendi sendi syariah yang tak boleh dihancurkan adalah tujuan syariah dan keyakinan syariah, hal itu dipertimbangkan dalam menjalankan amal ibadah”, tujuan dan keyakinan syariah ini yang mengontrol halal dan haramnya sesuatu, Esensi Hukum Islam selalu terintegrasi dengan kondisi territorial dan era umat itu berada dan hidup.

Secara kajian fiqih, salah satu cara Rasul saw menata perjuangan dan front-front pertempuran adalah membagi kelompok Berdasarkan syiar-syiar tertentu dan ini disebut dengan Syiar Identitas, contohnya :dalam Riwayat Urwah Bin Zubair RA, dari ayahnya Zubair, bahwa Nabi saw menjadikan kaum Muhajirin dengan Syiar Identitas mereka itu Bani Abdurrahman. Sedangkan Syiar Identitas orang-orang Anshar dibagi dua yaitu Syiar Suku Khazraj dengan nama Syiar Bani Abdullah dan Suku Aus Syiar Bani Ubaidillah. Sementara pasukan altileri kaum Anshar dinamakan Khailullah yang artinya kuda perang Allah.

Dalam kajian akidah Islam justru identitas ini sangat mengemuka dimana terjadi perdebatan berabad-abad hanya untuk menentukan keabsahan keimanan komunitas-komunitas yang berkeyakinan tertentu dan menamakan diri mereka Mu’tazilah, Ahlussunnah Wal Jamaah, lalu dalam skop lebih kecil disebut Al-Asy’ariyah dan Al-Maturidiyah. Adalagi golongan lain yang disebut: Al-Murjiah, Al Qadariah, Al Jabariyah.

Dakwah bil hal terhadap pemahaman politik identitas Islam dengan cara memperjuangkan aspirasi umat melalui aturan yang sejalan,mendukung perilaku keadilan dan pemerataan kebijakan tampa takut kehilangan identitas dan selalu mendialogkan dengan pihak pemangku wewenang tentang pentingnya menyiarkan agama dalam berbagai bidang.

Sumber :

Goresan Pagi: Politik Identitas Dalam Pandangan Islam – Majelis Ulama Indonesia (mui.or.id)

 

REFERENSI TAMBAHAN

v  Politik - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

v  Apa Itu Politik? Berikut Pengertian, Tujuan, dan Contoh Perilakunya (detik.com)

v  Apa itu politik (ugm.ac.id)

v  Miriam_Budiardjo_Dasar-Dasar_Ilmu_Politikz-lib.org_.pdf (umj.ac.id)

v  Pengertian Politik - E-JURNAL

v  Pengertian Politik Menurut Para Ahli dan Secara Umum [Lengkap] (jurnalponsel.com)

v  Portal Publikasi Pemilu dan Pemilihan (kpu.go.id)

v  PENJELASAN ATAS UNDANG (kemenkeu.go.id)

v  Yang Abadi Dalam Politik Adalah Kepentingan - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (jatengprov.go.id)

v  Page 12 - Perpustakaan Lemhannas RI

v  Memahami Tentang Beberapa Konsep Politik (Suatu Telaah dari Sistem Politik) | Nambo | MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan (unisba.ac.id)

v  Modul 8 Konsep Dasar Politik

v  Teori Politik

v  ARTIKULASI POLITIK DAN KEPENTINGAN PARTAI POLITIK

v  Mengenal Politik Hukum di Indonesia dan Contohnya (hukumonline.com)

v  SIFAT DAN ARTI ILMU POLITIK (kemenag.go.id)

v  Bahaya Politik Identitas Bagi Keberagaman (bawaslu.go.id)

v  Ahmad Basarah Ingatkan Bahaya Politik Identitas Lahirkan Pembelahan Masyarakat (mpr.go.id)

v  Mahfud: Politik Identitas Bahaya bagi Kehidupan Bangsa dan Negara (detik.com)

v  NU-Muhammadiyah Ingatkan Bahaya Politik Identitas - Kompas.id

v  Strategi Mitigasi Dampak Negatif Politik Identitas

v  Wakil Ketua MPR ingatkan bahaya politik identitas - ANTARA News

v  Rektor UII: Kontestasi politik jangan tonjolkan identitas - ANTARA News

v  Anggota DPR sebut kontestasi politik harus jadi ajang adu program - ANTARA News

v  KSP ajak mahasiswa cegah politik identitas dan adu domba jelang 2024 - ANTARA News

v  KSP: Forum Religion 20 semangat baru perdamaian global - ANTARA News

v  Kementerian Agama Republik Indonesia Kantor Wilayah Provinsi Lampung (kemenag.go.id)

v  Tangkal Bahaya Politik Identitas dengan Penguatan Dialog Lintas Iman - Kompas.id

v  Bahaya Politik Identitas dalam Pemilu, Masyarakat Harus Terlibat Mengawasi - Suaradewata.com

v  Agama Bisa Menciptakan Kedamaian Bahaya, Politik Identitas Bisa Hancurkan Bangsa (rm.id)

v  Bahaya Politik Identitas dalam Pemilu, Masyarakat Harus Terlibat Mengawasi - Suaradewata.com

v  Apa Itu Politik Identitas? Ternyata Ini Bahayanya Politik Identitas Bagi Negara Demokratis - Tribuncirebon.com (tribunnews.com)

v  Politik Identitas Ancaman yang Sangat Berbahaya bagi Bangsa - Halaman 1 (beritasatu.com)

v  Risiko Politik Identitas Terhadap Pluralisme Di Indonesia | Basri | Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan (stiq-amuntai.ac.id)

v  Pilpres 2024: Mengapa Partai Ummat gaungkan 'politik identitas' dan kenapa pilihan itu dianggap 'berbahaya'? - BBC News Indonesia

v  Meneropong Munculnya Politik Identitas pada Pemilu 2024 - UII

v  Lakon Orang-orang Berbahaya, Satire Tentang Bahaya Politik Identitas - Jawa Pos

v  NasDem Ingatkan Bahaya Politik Identitas (mediaindonesia.com)

v  Politik Identitas Tak Terhindarkan, dan Tak Selalu Buruk – CRCS UGM

v  Dr. Stevanus: Hindari Politik Identitas Dalam Pesta Demokrasi 2024 - e-Parlemen DPRD DIY (dprd-diy.go.id)

v  Ancaman Politik Identitas dalam Pemilu 2019 - Komnas HAM

v  Jika Memang Berkualitas, Orang akan Malu Pakai Politik Identitas  | NU Online

v  Politik Identitas Islam di Jawa Barat | NU Online

v  Moderasi Beragama Diperlukan agar Politik Identitas Tidak Muncul   | NU Online

v  Dibutuhkan Lebih dari Sekedar Perubahan Regulasi untuk Mengatasi Politik Uang dan Politik Identitas | NU Online

v  Apa Itu Politik Identitas? Inilah Bahayanya Kerukunan Masyarakat Indonesia (voi.id)

v  Bahaya Politik Identitas dalam Pemilu, Masyarakat Harus Terlibat Mengawasi - Suara Buruh

v  Jaga Persatuan Umat, Komisi Dakwah MUI: Identitas Politik Berbeda dengan Politik Identitas – Majelis Ulama Indonesia

v  Politik Identitas Islam dan Pengaruhnya Terhadap Demokrasi di Indonesia

v  Identitas dalam Politik adalah Sah, Belum Tentu Berbahaya bagi Demokrasi - Media Alkhairaat

v  Bahaya Politik Identitas Menurut Imam Prasodjo - Medcom.id

v  Politik Identitas yang Mengancam Demokrasi Indonesia – Kantor Staf Presiden (ksp.go.id)

v  Politik Identitas Di Indonesia: Antara Nasionalisme

v  pnlitan-2014-kunto.pdf (uny.ac.id)

v  “MUSLIM TANPA MASJID” (uin-malang.ac.id)

v  Paradigma Islam dalam Pembangunan Ilmu Integralistik (Buku 2016).pdf (uin-antasari.ac.id)

v  SUKRON AMIN-FAH.pdf (uinjkt.ac.id)

v  Politik Identitas Prespektif Al-Qur’an

v  PERBANDINGAN PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MUHAMMAD NATSIR

v  Muhammadiyah Konsep Wajah Islam Indonesia 95.pdf (iainpare.ac.id)

v  KONSEP ELITE POLITIK.pdf (uinsi.ac.id)

v  BUKU POLITIK IDENTITAS.pdf (metrouniv.ac.id)

v  Kebangkitan Politik Identitas Islam Pada Arena Pemilihan Gubernur Jakarta - CORE Reader

v  1620100001.pdf (uinsyahada.ac.id)

v  Netralitas ASN dalam Pemilihan Umum Tahun 2024: Pilar Integritas Demokrasi (bawaslu.go.id)

v  Pengertian Politik Dinasti | Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (mkri.id)

v  WARNING! Waspada Politik Identitas Menjelang Pemilu 2024 (bawaslu.go.id)

v  Dampak Politik Identitas Pada Pilpres 2019: Perspektif Populisme [The Impact of Identity Politics On President Election 2019: Populism Perspective] | Ardipandanto | Jurnal Politica Dinamika Masalah Politik Dalam Negeri dan Hubungan Internasional (dpr.go.id)

v  PANDANGAN PARTAI POLITIK TERHADAP MEDIA SOSIAL SEBAGAI SALAH SATU ALAT KOMUNIKASI POLITIK UNTUK MENDEKATI PEMILIH MUDA (GEN Y DAN Z): STUDI KASUS PDI-P DAN PSI | Andriana | Jurnal Penelitian Politik (lipi.go.id)

v  View of BUZZER: POLITIC’S INTEREST AND MASLAHAH (uinmataram.ac.id)

v  (99+) Identitas Politik Umat Islam Kuntowijoyo | azmi al amien - Academia.edu

v  (99+) PESANTREN: SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA | azmi al amien - Academia.edu

v  (99+) SOSIOLOGI PESANTREN: DIALEKTIKA TRADISI KEILMUAN PESANTREN DALAM MERESPON DINAMIKA MASYARAKAT (Potret Pesantren di Lombok Nusa Tenggara Barat | Samsul Lutfi - Academia.edu

v  Identitas Politik Umat Islam Kuntowijoyo

v  PEMIKIRAN TRANSFORMATIF POLITIK ISLAM KUNTOWIJOYO DITINJAU DARI PERSPEKTIF FILSAFAT POLITIK (ugm.ac.id)

v  POLITIK IDENTITAS DAN PERILAKU POLITIK KIAI DI KOTA

v  Dampak Politik Identitas terhadap Elektabilitas Calon. Kepala Desa 

v  Politik Identitas dan Mitos Pemilih Rasional*

v   Microsoft Word - PENGARUH POLITIK IDENTITAS TERHADAP KEMENANGAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI KABUPATEN SINTANG.docx (ipdn.ac.id)

v  125972-ID-politik-identitas-dan-pencitraan-kandida.pdf (neliti.com)

v  Dampak Politik Identitas Pada Pilpres 2019: Perspektif Populisme [The Impact of Identity Politics On President Election 2019: Populism Perspective] | Ardipandanto | Jurnal Politica Dinamika Masalah Politik Dalam Negeri dan Hubungan Internasional (dpr.go.id)

v  Paramadina Democracy Forum Seri ke-8 - Universitas Paramadina

v  pengaruh politik identitas terhadap kemenangan pemilihan

v  Politik Identitas Menuju Pemilu Presiden. - UIN Alauddin Makassar (uin-alauddin.ac.id)

v  FACTSHEET-POLITIK-IDENTITAS.pdf (ui.ac.id)

v  Microsoft Word - Politik Identitas dan Pemilu 2019_CSIS Election Series.docx

v  POLITIK IDENTITAS DAN REPRESENTASI POLITIK

v  Pengamat Nilai Kadar Politik Identitas di Indonesia Tidak Separah Amerika Serikat (kompas.tv)

v  Politik Identitas Dianggap Sebagai "Winning Template" di Pilpres 2019 (kompas.com)

v  POLITIK IDENTITAS DIBALIK PANGGUNG PILKADES

v  Menyikapi Politik Identitas Dalam Pemilu, Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi : Polisi Harus Melakukan Penegakan Hukum Secara Tegas – PATROLI NUSANTARA NEWS

v  Burhanuddin Muhtadi: Politik Identitas, Intoleransi Meningkat – CONVEY Indonesia

v  Home (indikator.co.id)

v  Pemilu 2024: Pemilih muda, dinamika politik penuh kejutan, dan polarisasi - Sejumlah hal yang perlu Anda ketahui - BBC News Indonesia

v  Survei Indikator: Erick Thohir Konsisten di Urutan Pertama Cawapres Favorit Gen Z-Milenial | Republika Online

v  SENTOLO - Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilu (kulonprogokab.go.id)

v  Survei Indikator Politik Indonesia: Elektabilitas PDIP Tertinggi, PAN Melejit (beritasatu.com)

v  Indikator Politik: Prabowo Subianto Populer di Kalangan Gen Z (metrotvnews.com)

v  Politik Identitas Picu Hoaks dan Kampanye Hitam - TIMES Indonesia

v  Politik Identitas.pdf (uns.ac.id)

v  Anak Muda Bisa Kenali Rekam Jejak Partai Lewat Fitur Baru Bijak Memilih (goodnewsfromindonesia.id)

v  Survei Indikator Sebut Mayoritas Publik Ingin Sistem Pemilu Proporsional Terbuka (sindonews.com)

v  Sosok HT di Mata Pendeta, Anak Tuhan yang Perjuangkan Hak Rakyat (sindonews.com)

v  3bc-Politik_identitas_dalam_.pdf (ukwms.ac.id)

v  Maraknya politik identitas penyumbang penurunan indeks demokrasi - ANTARA News

v  front pembela islam (fpi) sumber kekuatan politik

v  Menguatnya Intoleransi dan Politik Identitas (mediaindonesia.com)

v  Download PDF view of the file Dinamika Sosial Politik.pdf (brin.go.id)

v  Survei Voxpol: 53,4% Publik Percaya Hukum Biasa Dipakai jadi Alat Jegal Lawan Politik - Survei-capres | Merdeka.com

v  sinopsis_ipol (unand.ac.id)

v  Meneropong Munculnya Politik Identitas pada Pemilu 2024 - UII

v  POLITIK IDENTITAS ETNIS DAN AGAMA PARTAI ACEH. DALAM QANUN BENDERA DAN LAMBANG ACEH

v  Kebangkitan Etnis Menuju Politik Identitas - Dr. Sri Astuti Buchari, M.Si - Google Books

v  Bedah Buku “Kebangkitan Etnis Menuju Politik Identitas” – Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada (ugm.ac.id)

v  View of Kebangkitan Politik Identitas dalam Proses Demokratisasi di Indonesia Pasca Orde Baru (umm.ac.id)

v  View of POLITIK IDENTITAS LOKAL DALAM PROSES DEMOKRASI INDONESIA (unisda.ac.id)

v  Kebangkitan Politik Identitas dalam Proses Demokratisasi 

v  BAB I.pdf (unand.ac.id)

v  POLITIK IDENTITAS ETNIS MANDAR DALAM PEMERINTAHAN

v  View of POLITIK IDENTITAS DAN PERILAKU POLITIK KIAI DI KOTA SUKABUMI MENJELANG PEMILIHAN UMUM 2024 (kpu.go.id)

v  View of POLITIK IDENTITAS MASYARAKAT MULTIETNIS KOTA SAWAHLUNTO DALAM PILKADA WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2018 (unand.ac.id)

v  Vol 2 No 1 (2020): Edisi April | Jurnal Demokrasi dan Politik Lokal (unand.ac.id)

v  POLITIK IDENTITAS DAN KRISIS IDENTITAS: MENGUNGKAP REALITAS PRAKTEK POLITIK DI INDONESIA | Rambe | Jurnal el-Qanuniy: Jurnal Ilmu-Ilmu Kesyariahan dan Pranata Sosial (iain-padangsidimpuan.ac.id)

v  View of PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP SISTEM POLITIK IDENTITAS (e-journal.id)

v  BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA YOGYAKARTA - Forum Komunikasi Antar Partai Politik Kota Yogyakarta (jogjakota.go.id)

v  Politik (mediaindonesia.com)

v  Menyoal Istilah “Pembina Politik” di Kecamatan dan Desa Saat Pilkada 2020 - Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Tolitoli (bawaslu.go.id)

v  Waspadai Bahaya Politik Uang, Induk dari Korupsi - ACLC KPK

v  Politik Uang di Indonesia: Patronase dan Klientelisme Pada Pemilu Legislatif 2014  – PolGov UGM

v  Survei LIPI: Masyarakat Memandang Politik Uang Bagian dari Pemilu, Tidak Dilarang (kompas.com)

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar: