Tafsir QS.Al-Baqoroh Ayat 270
- 271
Predikat Dholim Bagi Orang Yang Tidak Mempergunakan Hartanya (Berinfak) Di Jalan Allah.
Dan Kebolehan Berinfak secara samar atau
terang - terangan
A.
Permasalahan Tentang
Infak
1. Apa
yang dimaksud dengan infak ? (jawaban, Lihat pada link
“ الإنفاق”)
2. Kepada
siapa atau urusan apa saja uang atau benda tersebut boleh, Sunnah bahkan Wajib diinfakkan
? ( permasalahan ini dijelaskan pada Q.S
Al-baqoroh ayat 215 & Q.S.
Al-Baqoroh 261,
262,
264,
dll)
3. Apa
saja niat yang wajib dimunculkan pada saat berinfak ?) (إِنَّمَا
الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
4. Sikap
apa saja yang tidak boleh dilakukan setelah berinfak ? (
Jawaban Q.S. Al-Baqoroh 261,
262,
264)
5. Perbuatan
apa yang lebih baik daripada sedekah yang diiringi
dengan sesuatu yang menyakitkan perasaan si penerima ? ( jawaban pada Q.S.
Al-Baqoroh 263)
6. Dari Mana Dan Bagaimana Keadaan Harta Yang
Akan Diinfakkan ? ( Jawaban QS.Al-Baqoroh
Ayat 267)
7. Apa saja Infak Wajib dan Infak Sunnah ? (Infak Wajib Bisa Berupa
“Nafakah Wajib” dan “Zakat”,
sedangkan Infak Sunnah Bisa Berupa “Sedekah
Sunnah”)
8. Apa Predikat / sebutan bagi orang yang tidak
melaksanakan infak wajib (seperti zakat), tidak melaksanakan nadzar yang baik atau
tidak tidak menginfakkan hartanya di jalan Allah SWT (seperti menggunakan
hartanya untuk maksiat kepada Allah) ?. (Jawaban QS.
Al- Baqoroh Ayat 270).
9. Dalam berinfak, bolehkah secara terang- terangan atau sembunyi – sembunyi
? (Jawaban QS. Al- Baqoroh Ayat 271).
B. Pembahasan
وَمَآ أَنفَقْتُم مِّن نَّفَقَةٍ أَوْ نَذَرْتُم مِّن نَّذْرٍۢ
فَإِنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُهُۥ ۗ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ (البقرة 270)
Apa saja
yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nadzarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat lalim tidak ada seorang penolong pun baginya.
Tafsir Wajiz
Dan apa pun infak yang kamu
berikan, berupa harta atau lainnya, sedikit atau banyak, berdasar kewajiban
atau anjuran Allah, atau nazar yang kamu janjikan, yaitu janji dengan
mewajibkan diri melakukan suatu kebajikan yang tidak diwajibkan oleh Allah
untuk mendekatkan diri kepada-Nya, maka sungguh, Allah mengetahuinya, sebab Dia
Maha Mengetahui segala apa yang kamu niatkan. Siapa yang tidak
melaksanakan kewajiban infak dan tidak menepati janjinya, yaitu bernazar tetapi
tidak melaksanakannya atau tidak memenuhi hak Allah, maka dia termasuk orang
yang zalim, dan bagi orang zalim tidak ada seorang penolong pun yang dapat
menyelamatkannya dari azab Allah.
Tafsir Tahlili
Nazar[1] adalah niat kepada diri
sendiri untuk berbuat suatu kebaikan, apabila suatu maksud yang baik sudah
tercapai, atau selesai terlepas dari suatu hal yang tidak disenangi. Misalnya
seseorang berkata: "Jika aku lulus ujian, aku akan bersedekah sekian
rupiah", atau "akan berpuasa sekian hari," atau "Bila aku
sembuh dari penyakitku ini, maka aku akan menyumbangkan hartaku untuk perbaikan
masjid." Nazar semacam ini tentu saja baik dan diperbolehkan dalam agama,
karena lulus dari ujian, atau sembuh dari penyakit adalah merupakan nikmat
Allah yang patut disyukuri. Berpuasa, bersedekah, dan menyumbangkan harta untuk
kepentingan agama dan kesejahteraan umum, adalah perbuatan yang baik dan
bermanfaat. Tetapi ada pula nazar yang tidak baik, bahkan mendatangkan
kerusakan, maka nazar semacam itu tentu saja tidak diridai Allah swt. Misalnya
seseorang berkata, "Jika nanti aku berbicara dengan saudaraku itu, maka
aku harus berpuasa sekian hari (maksudnya, dia tidak akan berbaikan dengan
saudaranya itu)." Nazar seperti ini tidak dibenarkan dalam agama, karena
walaupun berpuasa itu baik, tetapi bermusuhan dengan saudara sendiri adalah
perbuatan yang tercela. Infak dan nazar yang bagaimanapun yang kita lakukan,
Allah senantiasa mengetahuinya, maka Dia akan memberikan balasan pahala atau
azab. Jika barang yang dinafkahkan atau yang dinazarkan itu adalah yang baik,
dan ditunaikan dengan cara-cara yang baik pula, yaitu dengan ikhlas dan
semata-mata mengharapkan rida Allah, maka Allah akan membalasnya dengan pahala
yang berlipat ganda. Sebaliknya, apabila barang yang
dinafkahkan atau yang dinazarkan itu adalah yang buruk, atau ditunaikan
dengan cara-cara yang tidak baik, misalnya dengan menyebut-nyebutnya,
atau disertai dengan kata-kata yang menyakitkan hati, atau dilakukan
dengan ria, maka Allah tidak akan menerimanya sebagai amal saleh, dan tidak
akan membalasnya dengan pahala apa pun. Demikian pula orang-orang yang enggan menafkahkan hartanya di jalan Allah,
atau dia menafkahkannya untuk berbuat maksiat atau dia tidak mau
melaksanakan nazar yang telah diucapkannya, maka Allah swt akan membalasnya
dengan azab. Pada akhir ayat ini, Allah swt menegaskan bahwa orang-orang yang
berbuat zalim tidak ada seorang penolong pun baginya. Ini merupakan suatu
peringatan, bahwa keengganan menafkahkan
harta di jalan Allah, keengganan
menunaikan nazar yang telah diucapkan atau melaksanakan
infak dan nazar dengan cara-cara yang tidak baik, semua itu adalah perbuatan zalim. Allah swt akan membalasnya
dengan azab, tak seorang pun dapat melepaskan diri dari azab tersebut, meskipun
dia menebusnya dengan pahala amalnya sendiri. Dalam hubungan ini, Allah
berfirman pada ayat lain: ... Tidak ada seorang pun teman setia bagi orang yang
zalim dan tidak ada baginya seorang penolong yang diterima
(pertolongannya)¦(al-Mu'min/40: 18).
Menafkahkan harta di jalan
Allah, baik merupakan sedekah untuk meringankan penderitaan fakir miskin,
maupun infak untuk kepentingan umum, negara dan agama, adalah merupakan
kewajiban orang-orang yang mempunyai harta benda, sebagai anggota masyarakat.
Apabila dia enggan menunaikannya, atau ditunaikan dengan cara-cara yang tidak
wajar, maka dia sendirilah yang akan menerima akibatnya. Sebab itu adalah wajar
sekali apabila Allah mengancam mereka dengan azab seperti tersebut dalam ayat
di atas.
إِن تُبْدُوا۟ ٱلصَّدَقَٰتِ فَنِعِمَّا هِىَ ۖ وَإِن
تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا ٱلْفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيْرٌۭ لَّكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ
عَنكُم مِّن سَيِّـَٔاتِكُمْ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌۭ (البقرة 271)
Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik
sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya
dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik
bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian
kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Tafsir Wajiz
Jika kamu menampakkan
sedekah-sedekahmu, baik yang wajib seperti zakat, maupun yang sunah, bukan
untuk tujuan ria dan pamer, maka itu baik selama itu didasari keikhlasan, sebab
dapat mendorong orang lain bersedekah dan menutup pintu prasangka buruk yang
menjerumuskan pelakunya ke dalam dosa. Dan jika kamu menyembunyikannya dan
memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu sebab itu
dapat menghindari kamu dari sifat ria dan pamrih serta lebih memelihara air
muka kaum fakir yang menerima. Dan dengan bersedekah dari harta yang halal dan
disertai keikhlasan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu, yang
berupa dosa-dosa kecil, bukan dosa besar dan bukan juga yang terkait dengan hak
orang lain. Kebajikan yang dilakukan dengan ikhlas dapat menghapuskan dosa-dosa
kecil seperti disebut dalam Surah Hud/11: 114. Dan Allah Mahateliti dan Maha
Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan, dan Dia akan memberi balasan yang
setimpal.
Tafsir Tahlili
Dalam ayat ini, Allah
menyebutkan orang-orang yang memberikan sedekah kepada fakir miskin dengan
terang-terangan, terlihat dan diketahui atau didengar orang lain. Cara yang
demikian adalah baik, asal tidak disertai perasaan riya. Sebab, menampakkan
sedekah itu akan menghilangkan tuduhan bakhil terhadap dirinya, dan orang yang
mendengarnya akan turut bersyukur dan mendoakannya, dan mereka akan menghormati
dan meniru perbuatannya itu. Selanjutnya, Allah menerangkan, bahwa apabila
sedekah itu diberikan dengan cara diam-diam dan tidak diketahui orang lain,
maka cara yang demikian adalah lebih baik lagi, apabila hal tersebut dilakukan
untuk menghindari perasaan riya dalam hatinya, agar fakir miskin yang
menerimanya tidak merasa rendah diri terhadap orang lain, dan tidak dipandang
hina dalam masyarakatnya. Sebab memberikan sedekah dengan diam-diam, akan
menumbuhkan keikhlasan dalam beramal bagi si pemberi. Keikhlasan adalah jiwa
setiap ibadah dan amal saleh. Banyak hadis Rasulullah saw yang memuji pemberi
sedekah dengan cara sembunyi ini. Di antaranya hadis yang diriwayatkan Iman
al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a. beliau mengatakan bahwa Rasulullah
saw bersabda: "Ada tujuh macam orang yang nanti akan diberi naungan oleh
Allah pada hari kiamat, ketika tidak ada naungan selain naungan-Nya; mereka
adalah: Imam (pemimpin) yang adil, dan pemuda sejak kecilnya telah terdidik dan
suka beribadah kepada Allah, orang yang hatinya selalu terpaut kepada masjid,
dan dua orang yang saling mengasihi dalam menjalankan agama Allah, mereka
berkumpul dan berpisah untuk tujuan itu, dan seorang lelaki yang diajak oleh
seorang perempuan yang memiliki kedudukan yang baik dan kecantikan untuk
berbuat serong tetapi dia menolak dengan mengatakan, "Aku takut kepada
Allah, Tuhan seluruh alam", dan orang yang bersedekah serta merahasiakannya,
sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang dikeluarkan oleh tangan kanannya,
serta orang yang mengingat Allah ketika dia sendirian, lalu dia menangis."
(Riwayat al- Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Imam Ahmad dan Ibnu Abi
¦atim meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Umamah bahwa Abu dzarr mengatakan:
Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, sedekah yang
manakah yang paling utama?" Maka Rasulullah saw menjawab, "Sedekah
secara rahasia yang diberikan kepada fakir miskin, atau usaha keras dari orang
yang sedang kekurangan." (Riwayat Ahmad dan Ibnu Abi ¦atim) Allah akan
menutupi dan menghapuskan sebagian dari kesalahan yang pernah dilakukan oleh
orang-orang yang menafkahkan hartanya dengan cara yang baik, sesuai dengan
sedekah yang diberikannya, di samping pahala yang akan diterimanya kelak.
Kemudian Allah memperingatkan, bahwa Dia senantiasa mengetahui apa saja yang
diperbuat hamba-Nya, serta niat yang mendorongnya untuk berbuat. Semua itu akan
dibalas-Nya sesuai dengan amal dan niatnya itu.
ü
Tafsir Jalalain, dll serta Penjelasannya
(270) {وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ نَفَقَة} أَدَّيْتُمْ مِنْ زَكَاة أَوْ صَدَقَة {أَوْ نَذَرْتُمْ مِنْ نَذْر[2]} فَوَفَّيْتُمْ بِهِ {فَإِنَّ اللَّه يَعْلَمهُ[3]} فَيُجَازِيكُمْ عَلَيْهِ {وَمَا لِلظَّالِمِينَ} بِمَنْعِ الزَّكَاة وَالنَّذْر أَوْ بِوَضْعِ الْإِنْفَاق فِي غَيْر مَحَلّه مِنْ مَعَاصِي اللَّه {مِنْ أَنْصَار[4]} مَانِعِينَ لَهُمْ مِنْ عَذَابه (الجلالين) اعْلَمْ أَنَّهُ تَعَالَى بَيَّنَ أَوَّلًا: أَنَّ الْإِنْفَاقَ مِنْهُ مَا يَتْبَعُهُ الْمَنُّ وَالْأَذَى وَمِنْهُ مَا لَا يَكُونُ كَذَلِكَ، وَذَكَرَ حُكْمَ كُلِّ وَاحِدٍ مِنَ الْقِسْمَيْنِ ثُمَّ ذَكَرَ ثَانِيًا: أَنَّ الْإِنْفَاقَ قَدْ يَكُونُ مِنْ جَيِّدٍ وَمِنْ رَدِيءٍ، وَذَكَرَ حُكْمَ كُلِّ وَاحِدٍ مِنَ الْقِسْمَيْنِ، وَذَكَرَ فِي هَذِهِ الْآيَةِ أَنَّ الْإِنْفَاقَ قَدْ يَكُونُ ظَاهِرًا وَقَدْ يَكُونُ خَفِيًّا، وَذَكَرَ كُلَّ وَاحِدٍ مِنَ الْقِسْمَيْنِ، فَقَالَ: إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقاتِ فَنِعِمَّا هِيَ (مفاتيح الغيب (المتوفى: 606هـ)) (271) {إنْ تُبْدُوا} تُظْهِرُوا {الصَّدَقَات[5]} أَيْ النَّوَافِل {فَنِعِمَّا هي[6]} أي نعم شيئا إبداؤه {وَإِنْ تُخْفُوهَا} تُسِرُّوهَا {وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاء فَهُوَ خَيْر لَكُمْ[7]} مِنْ إبْدَائِهَا وَإِيتَائِهَا الْأَغْنِيَاء أَمَّا صَدَقَة الْفَرْض فَالْأَفْضَل إظْهَارهَا لِيُقْتَدَى بِهِ وَلِئَلَّا يُتَّهَم وَإِيتَاؤُهَا الْفُقَرَاء مُتَعَيَّن {وَيُكَفِّر} بِالْيَاءِ وَالنُّون مَجْزُومًا بِالْعَطْفِ عَلَى مَحَلّ فَهُوَ وَمَرْفُوعًا عَلَى الِاسْتِئْنَاف[8]{عنكم من} بعض[9] {سيآتكم وَاَللَّه بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِير[10]} عَالِم بِبَاطِنِهِ كَظَاهِرِهِ لَا يَخْفَى عَلَيْهِ شَيْء مِنْهُ (الجلالين)
[1] Pembahasan tentang
nadzar silakan lihat link di bawah ini :
Ø Pengertian Nazar dan
Ketentuannya dalam Islam (nu.or.id)
Ø Hukum Nazar Sedekah kepada
Non-Muslim (nu.or.id)
Ø Penjelasan Tentang Nadzar dan
Sumpah - Muhammadiyah
Ø Kafarat Sumpah dan Nadzar -
Suara Muhammadiyah
Ø TANYA JAWAB #2 – Ucapan-Ucapan
yang Termasuk Nadzar (mbstarakan.sch.id)
Ø Memahami Fikih Nadzar dalam
Tinjauan Madzhab Syafii (rumaysho.com)
Ø Seputar Hukum Nazar -
Rumaysho.Com
Ø BAZNAS KOTA YOGYAKARTA - Apa
Itu Kafarat Nazar? (jogjakota.go.id)
[2] كتاب
النّذر = هُوَ لُغَة الْوَعْد بِخَير أَو شَرّ وَشرعا الْتِزَام قربَة لم
تتَعَيَّن (السراج الوهاج على متن
المنهاج الغمراوي (المتوفى: بعد
1337هـ)) النذر هو أن يوجب المكلف على نفسه أمراً لم يلزمه به
الشارع (الفقه على المذاهب الأربعة
الجزيري (المتوفى: 1360هـ)) النَّذْرُ مَا
يَلْتَزِمُهُ الْإِنْسَانُ بِإِيجَابِهِ عَلَى نَفْسِهِ يُقَالُ: نَذَرَ
يَنْذُرُ، وَأَصْلُهُ مِنَ الْخَوْفِ لِأَنَّ الْإِنْسَانَ إِنَّمَا يَعْقِدُ
عَلَى نَفْسِهِ خَوْفَ التَّقْصِيرِ فِي الْأَمْرِ الْمُهِمِّ عِنْدَهُ،
وَأَنْذَرْتُ الْقَوْمَ إِنْذَارًا بِالتَّخْوِيفِ، وَفِي الشَّرِيعَةِ عَلَى ضَرْبَيْنِ: مُفَسَّرٍ وَغَيْرِ
مُفَسَّرٍ، فَالْمُفَسَّرُ
أَنْ يَقُولَ: لِلَّهِ عَلَيَّ عِتْقُ رَقَبَةٍ، وَلِلَّهِ عَلَيَّ حَجٌّ،
فَهَهُنَا يَلْزَمُ الْوَفَاءُ بِهِ، وَلَا يَجْزِيهِ غَيْرُهُ وَغَيْرُ الْمُفَسَّرِ أَنْ يَقُولَ:
نَذَرْتُ لِلَّهِ أَنْ لَا أَفْعَلَ كَذَا ثُمَّ يَفْعَلُهُ، أَوْ يَقُولَ:
لِلَّهِ عَلَيَّ نَذْرٌ مِنْ غَيْرِ تَسْمِيَةٍ فَيَلْزَمُ فِيهِ كَفَّارَةُ
يَمِينٍ،لِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ نَذَرَ نَذْرًا
وَسَمَّى فَعَلَيْهِ مَا سَمَّى، وَمَنْ نَذَرَ نَذْرًا وَلَمْ يُسَمِّ فَعَلَيْهِ
كَفَّارَةُ يَمِينٍ»(مفاتيح الغيب
(المتوفى: 606هـ)) النفقة: هي العطاء العاجل في باب من أبواب الخير. أما النذر: فهو التزام قربة من القربات أو صدقة من الصدقات بأن يقول:
لله على نذر أن أفعل كذا من أنواع البر. أو إن شفى الله مريضى فسأفعل كذا. والمعنى: وما أنفقتم- أيها المؤمنون- من نفقة عاجلة قليلة
أو كثيرة، أو التزمتم بنفقة مستقبلة وعاهدتم الله- تعالى- على القيام بها، فإنه-
سبحانه- يعلم كل شيء، ويعلم ما صاحب نياتكم من إخلاص أو رياء، ويعلم ما أنفقتموه
أهو من جيد أموالكم أم من رديئها، وسيجازى المحسن بإحسانه والمسيء بإساءته. فالآية الكريمة بيان لحكم كلى
شامل لجميع أفراد النفقات إثر بيان حكم ما كان منها في سبيل الله- تعالى- و"ما" في قوله: وَما أَنْفَقْتُمْ شرطية أو موصولة و"الفاء" في قوله: فَإِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُهُ رابطة لجواب الشرط إذا اعتبرنا
ما شرطية، ومزيدة في الخير إذا اعتبرناها موصولة و"مِنْ" في قوله: مِنْ نَفَقَةٍ بيانية أو زائدة. (التفسير الوسيط للقرآن الكريم)
[3] قال
أبو جعفر: يعني بذلك جل ثناؤه:
وأي نفقة أنفقتم- يعني أي صدقة تصدقتم- أو أي نذر نذرتم= يعني"بالنذر"،
ما أوجبه المرء على نفسه تبررا في طاعة الله، وتقربا به إليه: من صدقة أو عمل
خير="فإن الله يعلمه"،أي أن جميع ذلك بعلم الله، (1 - في
المخطوطة: "فإن الله يعلم"، والصواب هنا ما في المطبوعة. ثم في
المطبوعة: "جميع ذلك بعلم الله"، وأثبت الصواب من المخطوطة.) لا يعزب عنه منه شيء، ولا يخفى عليه منه قليل
ولا كثير، ولكنه يحصيه أيها الناس عليكم حتى يجازيكم جميعكم على جميع ذلك.فمن كانت
نفقته منكم وصدقته ونذره ابتغاء مرضاة الله وتثبيتا من نفسه، جازاه بالذي وعده من
التضعيف، ومن كانت نفقته وصدقته رئاء الناس ونذوره للشيطان، جازاه بالذي أوعده، من
العقاب وأليم العذاب. قال أبو
جعفر: فإن قال لنا قائل: فكيف قال:"فإن الله يعلمه"ولم
يقل:"يعلمهما"، وقد ذكر النذر والنفقة. قيل: إنما قال:"فإن الله
يعلمه"، لأنه أراد: فإن الله يعلم ما أنفقتم أو نذرتم فلذلك وحد الكناية (جامع البيان في تأويل القرآن الطبري (المتوفى: 310هـ)) فِي
قَوْلِهِ فَإِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُهُ عَلَى اخْتِصَارِهِ، يُفِيدُ الْوَعْدَ الْعَظِيمَ لِلْمُطِيعِينَ،
وَالْوَعِيدَ الشَّدِيدَ لِلْمُتَمَرِّدِينَ، وَبَيَانُهُ مِنْ
وُجُوهٍ أَحَدُهَا: أَنَّهُ تَعَالَى عَالِمٌ بِمَا
فِي قَلْبِ الْمُتَصَدِّقِ مِنْ نِيَّةِ الْإِخْلَاصِ وَالْعُبُودِيَّةِ أَوْ مِنْ
نِيَّةِ الرِّيَاءِ وَالسُّمْعَةِ وَثَانِيهَا: أَنَّ عِلْمَهُ بِكَيْفِيَّةِ نِيَّةِ الْمُتَصَدِّقِ
يُوجِبُ قَبُولَ تِلْكَ الطَّاعَاتِ، كَمَا قَالَ: إِنَّما يَتَقَبَّلُ اللَّهُ
مِنَ الْمُتَّقِينَ [الْمَائِدَةِ: 27] وَقَوْلُهُ فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقالَ
ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ، وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
[الزَّلْزَلَةِ: 7،8] وَثَالِثُهَا:
أَنَّهُ تَعَالَى يَعْلَمُ الْقَدْرَ الْمُسْتَحَقَّ مِنَ الثَّوَابِ وَالْعِقَابِ
عَلَى تِلْكَ الدَّوَاعِي وَالنِّيَّاتِ فَلَا يُهْمِلُ شَيْئًا مِنْهَا، وَلَا
يَشْتَبِهُ عَلَيْهِ شَيْءٌ مِنْهَا.: إِنَّمَا قَالَ: فَإِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُهُ وَلَمْ يَقُلْ: يَعْلَمُهَا، لِوَجْهَيْنِ الْأَوَّلُ:
أَنَّ الضَّمِيرَ عَائِدٌ إِلَى الْأَخِيرِ، كَقَوْلِهِ وَمَنْ يَكْسِبْ خَطِيئَةً
أَوْ إِثْماً ثُمَّ يَرْمِ بِهِ بَرِيئاً وَهَذَا قَوْلُ الْأَخْفَشِ، وَالثَّانِي: أَنَّ الْكِتَابَةَ
عَادَتْ إِلَى مَا فِي قَوْلِهِ وَما أَنْفَقْتُمْ مِنْ نَفَقَةٍ لِأَنَّهَا اسْمٌ
كَقَوْلِهِ وَما أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنَ الْكِتابِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ
بِهِ [الْبَقَرَةِ: 231] (مفاتيح
الغيب (المتوفى: 606هـ)) وقوله: فَإِنَّ
اللَّهَ يَعْلَمُهُ كناية عن
الجزاء عليه، لأن علم الله- تعالى- بالكائنات لا يشك فيه السامعون، فأريد لازم
معناه وهو الجزاء. وإنما كان لازما له لأن القادر لا يصده عن الجزاء إلا عدم العلم
بما يفعله المحسن أو المسيء. وهذه
الجملة الكريمة مع إيجازها قد أفادت الوعد العظيم للمطيعين والوعيد الشديد
للمتمردين، لأن الإنسان إذا أيقن أن الله تعالى لا تخفى عليه خافية من شئون خلقه،
فإن هذا اليقين سيحمله على الطاعة والإخلاص، وسيحضه على المسارعة في الخيرات خصوصا
وإن الجملة قد صدرت بإن
المؤكدة، وتليت بلفظ الجلالة الدال على الاستحقاق الكامل للألوهية. قال بعضهم: وإنما قال- سبحانه-: فَإِنَّ
اللَّهَ يَعْلَمُهُ ولم يقل يعلمها لوجهين: الأول:
أن الضمير عائد إلى الأخير- وهو النذر-، كما في قوله- تعالى-: وَمَنْ يَكْسِبْ
خَطِيئَةً أَوْ إِثْماً ثُمَّ يَرْمِ بِهِ بَرِيئاً. والثاني: أن الكناية عادت إلى ما في قوله: وَما
أَنْفَقْتُمْ مِنْ نَفَقَةٍ لأنها اسم كقوله: وَما أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنَ
الْكِتابِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهِ «تفسير
الفخر الرازي ج 7 ص 74.».(التفسير الوسيط للقرآن الكريم)
[4] ثم
أوعد جل ثناؤه من كانت نفقته رياء ونذوره طاعة للشيطان فقال:"وما
للظالمين من أنصار"، يعني:
وما لمن أنفق ماله رئاء الناس وفي معصية الله، وكانت نذوره للشيطان وفي طاعته. "من أنصار"، وهم جمع"نصير"، كما"الأشراف"
جمع"شريف". ويعني بقوله:"من أنصار"،
من ينصرهم من الله يوم القيامة، فيدفع عنهم عقابه يومئذ بقوة وشدة بطش، ولا بفدية.
وقد دللنا على أن"الظالم" هو الواضع للشيء في غير موضعه.وإنما سمى الله
المنفق رياء الناس، والناذر في غير طاعته، ظالما لوضعه إنفاق ماله في غير موضعه،
ونذره في غير ماله وضعه فيه، فكان ذلك ظلمه. (جامع البيان في تأويل القرآن الطبري (المتوفى: 310هـ)) أَمَّا قَوْلُهُ تَعَالَى: وَما
لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصارٍ
فَفِيهِ مَسْأَلَتَانِ: الْمَسْأَلَةُ الْأُولَى: أَنَّهُ وَعِيدٌ شَدِيدٌ لِلظَّالِمِينَ، وَهُوَ
قِسْمَانِ، أَمَّا ظُلْمُهُ نَفْسَهُ
فَذَاكَ حَاصِلٌ فِي كُلِّ الْمَعَاصِي، وَأَمَّا ظُلْمُهُ غَيْرَهُ فَبِأَنْ لَا
يُنْفِقَ أَوْ يَصْرِفَ الْإِنْفَاقَ عَنِ الْمُسْتَحِقِّ إِلَى غَيْرِهِ، أَوْ
يَكُونَ نِيَّتُهُ فِي الْإِنْفَاقِ عَلَى الْمُسْتَحِقِّ الرِّيَاءَ
وَالسُّمْعَةَ، أَوْ يُفْسِدَهَا بِالْمَعَاصِي، وَهَذَانِ الْقِسْمَانِ
الْأَخِيرَانِ لَيْسَا مِنْ بَابِ الظُّلْمِ عَلَى الْغَيْرِ، بَلْ مِنْ بَابِ
الظُّلْمِ عَلَى النَّفْسِ. الْمَسْأَلَةُ الثَّانِيَةُ: الْمُعْتَزِلَةُ تَمَسَّكُوا بِهَذِهِ الْآيَةِ
فِي نَفْيِ الشَّفَاعَةِ عَنْ أَهْلِ الْكَبَائِرِ، قَالُوا: لِأَنَّ نَاصِرَ
الْإِنْسَانِ مَنْ يَدْفَعُ الضَّرَرَ عَنْهُ فَلَوِ انْدَفَعَتِ الْعُقُوبَةُ
عَنْهُمْ بِشَفَاعَةِ الشُّفَعَاءِ لَكَانَ أُولَئِكَ أَنْصَارًا لَهُمْ وَذَلِكَ
يُبْطِلُ قَوْلَهُ تَعَالَى: وَما لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصارٍ. وَاعْلَمْ
أَنَّ الْعُرْفَ لَا يُسَمِّي الشَّفِيعَ نَاصِرًا بِدَلِيلِ قَوْلُهُ
تَعَالَى: وَاتَّقُوا يَوْماً لَا تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئاً وَلا
يُقْبَلُ مِنْها شَفاعَةٌ وَلا يُؤْخَذُ مِنْها عَدْلٌ وَلا هُمْ يُنْصَرُونَ
[الْبَقَرَةِ: 48] فَفَرَّقَ تَعَالَى
بَيْنَ الشَّفِيعِ وَالنَّاصِرِ فَلَا يَلْزَمُ مِنْ نَفْيِ الْأَنْصَارِ
نَفْيُ الشُّفَعَاءِ. وَالْجَوَابُ
الثَّانِي: لَيْسَ لِمَجْمُوعِ الظَّالِمِينَ أَنْصَارٌ، فَلِمَ قُلْتُمْ
لَيْسَ لِبَعْضِ الظَّالِمِينَ أَنْصَارٌ. فَإِنْ قِيلَ: لَفْظُ الظَّالِمِينَ
وَلَفْظُ الْأَنْصَارِ جَمْعٍ، وَالْجَمْعُ إِذَا قُوبِلَ بِالْجَمْعِ تَوَزَّعَ
الْفَرْدُ عَلَى الْفَرْدِ، فَكَانَ الْمَعْنَى: لَيْسَ لِأَحَدٍ مِنَ
الظَّالِمِينَ أَحَدٌ مِنَ الْأَنْصَارِ. قُلْنَا: لَا نُسَلِّمُ أَنَّ
مُقَابَلَةَ الْجَمْعِ بِالْجَمْعِ تُوجِبُ تَوَزُّعَ الْفَرْدِ عَلَى الْفَرْدِ
لِاحْتِمَالِ أَنْ يَكُونَ الْمُرَادُ مُقَابَلَةَ الْجَمْعِ بِالْجَمْعِ فَقَطْ
لَا مُقَابَلَةَ الْفَرْدِ بِالْفَرْدِ. وَالْجَوَابُ
الثَّالِثُ: أَنَّ هَذَا الدَّلِيلَ النَّافِيَ لِلشَّفَاعَةِ عَامٌّ فِي
حَقِّ الْكُلِّ، وَفِي كُلِّ الْأَوْقَاتِ، وَالدَّلِيلُ الْمُثْبِتُ
لِلشَّفَاعَةِ خَاصٌّ فِي حَقِّ الْبَعْضِ وَفِي بَعْضِ الْأَوْقَاتِ، وَالْخَاصُّ
مُقَدَّمٌ عَلَى الْعَامِّ واللَّه أَعْلَمُ. وَالْجَوَابُ
الرَّابِعُ: مَا بَيَّنَّا أَنَّ اللَّفْظَ الْعَامَّ لَا يَكُونُ قَاطِعًا
فِي الِاسْتِغْرَاقِ، بَلْ ظَاهِرًا عَلَى سَبِيلِ الظَّنِّ الْقَوِيِّ فَصَارَ
الدَّلِيلُ ظَنِّيًّا، وَالْمَسْأَلَةُ لَيْسَتْ ظَنِّيَّةً، فَكَانَ التَّمَسُّكُ
بِهَا سَاقِطًا. الْمَسْأَلَةُ الثَّالِثَةُ: الْأَنْصَارُ جَمْعُ نَصِيرٍ، كَأَشْرَافٍ
وَشَرِيفٍ، وَأَحْبَابٍ وَحَبِيبٍ. (مفاتيح
الغيب (المتوفى: 606هـ)) وقوله:
وَما
لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصارٍ
وعيد شديد للخارجين على طاعة الله أى: ليس للظالمين أى نصير أو مغيث يمنع عقوبة
الله عنهم. والمراد بالظالمين: الواضعون
للأشياء في غير موضعها التي يجب أن توضع فيها، والتاركون
لما أمرهم الله به، فيندرج فيهم الذين
يبطلون صدقاتهم بالمن والأذى والرياء والذين
يتصدقون بالرديء من أموالهم، والذين
ينفقون أموالهم في الوجوه التي نهى الله عنها، والذين لم يوفوا بنذورهم التي عاهدوا الله على الوفاء
بها كما يندرج فيهم كل من ارتكب ما نهى الله عنه أو أهمل فيما كلفه الله به. ثم
بين- سبحانه- أن الصدقة متى صدرت عن المسلّم بالطريقة التي دعت إليها تعاليم
الإسلام فإنها تكون مرجوة القبول عند الله- تعالى- سواء أفعلها المسلّم في السر أم
في العلن،(التفسير الوسيط للقرآن
الكريم)
[5] اخْتَلَفُوا
فِي أَنَّ الْمُرَادَ بِالصَّدَقَةِ الْمَذْكُورَةِ فِي هَذِهِ الْآيَةِ:
التَّطَوُّعُ، أَوِ الْوَاجِبُ، أَوْ مَجْمُوعُهُمَا. فَالْقَوْلُ
الْأَوَّلُ: وَهُوَ قَوْلُ الْأَكْثَرِينَ: أَنَّ الْمُرَادَ مِنْهُ
صَدَقَةُ التَّطَوُّعِ، قَالُوا: لِأَنَّ الْإِخْفَاءَ فِي صَدَقَةِ التَّطَوُّعِ
أَفْضَلُ، وَالْإِظْهَارَ فِي الزَّكَاةِ أَفْضَلُ، وَفِيهِ بَحْثَانِ: الْبَحْثُ
الْأَوَّلُ: فِي أَنَّ الْأَفْضَلَ فِي إِعْطَاءِ صَدَقَةِ التَّطَوُّعِ
إِخْفَاؤُهُ، أَوْ إِظْهَارُهُ، فَلْنَذْكُرْ أَوَّلًا الْوُجُوهَ الدالة على
إِخْفَاءَهُ أَفْضَلُ فَالْأَوَّلُ:
أَنَّهَا تَكُونُ أَبْعَدَ عَنِ الرِّيَاءِ وَالسُّمْعَةِ،قَالَ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لا يقبل الله مُسْمِعٍ وَلَا مُرَاءٍ وَلَا مَنَّانٍ»
وَالْمُتَحَدِّثُ بِصَدَقَتِهِ لَا شَكَّ أَنَّهُ يَطْلُبُ السُّمْعَةَ
وَالْمُعْطِي فِي مَلَأٍ مِنَ النَّاسِ يَطْلُبُ الرِّيَاءَ، وَالْإِخْفَاءُ
وَالسُّكُوتُ هُوَ الْمُخَلِّصُ مِنْهُمَا، وَقَدْ بَالَغَ قَوْمٌ فِي قَصْدِ الْإِخْفَاءِ، وَاجْتَهَدُوا أَنْ لَا
يَعْرِفَهُمُ الْآخِذُ، فَكَانَ بَعْضُهُمْ يُلْقِيهِ فِي يَدِ أَعْمَى،
وَبَعْضُهُمْ يُلْقِيهِ فِي طَرِيقِ الْفَقِيرِ، وَفِي مَوْضِعِ جُلُوسِهِ حَيْثُ
يَرَاهُ وَلَا يَرَى الْمُعْطِيَ، وَبَعْضُهُمْ كَانَ يَشُدُّهُ فِي أَثْوَابِ
الْفَقِيرِ وَهُوَ نَائِمٌ، وَبَعْضُهُمْ كَانَ يُوصِلُ إِلَى يَدِ الْفَقِيرِ
عَلَى يَدِ غَيْرِهِ، وَالْمَقْصُودُ عَنِ الْكُلِّ الِاحْتِرَازُ عَنِ الرِّيَاءِ
وَالسُّمْعَةِ وَالْمِنَّةِ، لِأَنَّ الْفَقِيرَ إِذَا عَرَفَ الْمُعْطِيَ فَقَدْ
حَصَلَ الرِّيَاءُ وَالْمِنَّةَ مَعًا وَلَيْسَ فِي مَعْرِفَةِ الْمُتَوَسِّطِ
الرِّيَاءُ وَثَانِيهَا: أَنَّهُ إِذَا
أَخْفَى صَدَقَتَهُ لَمْ يَحْصُلْ لَهُ بَيْنَ النَّاسِ شُهْرَةٌ وَمَدْحٌ
وَتَعْظِيمٌ، فَكَانَ ذَلِكَ يَشُقُّ عَلَى النَّفْسِ، فَوَجَبَ أَنْ يَكُونَ
ذَلِكَ أَكْثَرَ ثَوَابًا وَثَالِثُهَا:
قَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ جُهْدُ
الْمُقِلِّ إِلَى الْفَقِيرِ فِي سِرٍّ»وَقَالَ أَيْضًا «إِنَّ الْعَبْدَ
لَيَعْمَلُ عَمَلًا فِي السِّرِّ يَكْتُبُهُ اللَّهُ لَهُ سِرًّا فَإِنْ
أَظْهَرَهُ نُقِلَ مِنَ السِّرِّ وَكُتِبَ فِي الْعَلَانِيَةِ، فَإِنْ تَحَدَّثَ
بِهِ نُقِلَ مِنَ السِّرِّ وَالْعَلَانِيَةِ وَكُتِبَ فِي الرِّيَاءِ»وَفِي
الْحَدِيثِ الْمَشْهُورِ «سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ تَعَالَى يَوْمَ
الْقِيَامَةِ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: أَحَدُهُمْ رَجُلٌ
تَصَدَّقُ بِصَدَقَةٍ فَلَمْ تَعْلَمْ شِمَالُهُ بِمَا أَعْطَاهُ يَمِينُهُ»
وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِئُ غَضَبَ
الرَّبِّ» وَرَابِعُهَا: أَنَّ
الْإِظْهَارَ يُوجِبُ إِلْحَاقَ الضَّرَرِ بِالْآخِذِ مِنْ وُجُوهٍ،
وَالْإِخْفَاءَ لَا يَتَضَمَّنُ ذَلِكَ، فَوَجَبَ أَنْ يَكُونَ الْإِخْفَاءُ أَوْلَى،
وَبَيَانُ تِلْكَ الْمَضَارِّ مِنْ
وُجُوهٍ الْأَوَّلُ: أَنَّ فِي الْإِظْهَارِ هَتْكَ عِرْضِ
الْفَقِيرِ وَإِظْهَارَ فَقْرِهِ، وَرُبَّمَا لَا يَرْضَى الْفَقِيرُ بِذَلِكَ وَالثَّانِي: أَنَّ فِي الْإِظْهَارِ إِخْرَاجَ الْفَقِيرِ
مِنْ هَيْئَةِ التَّعَفُّفِ وَعَدَمِ السُّؤَالِ، وَاللَّهُ تَعَالَى مَدَحَ
ذَلِكَ فِي الْآيَةِ الَّتِي تَأْتِي بَعْدَ هَذِهِ الْآيَةِ، وَهُوَ قَوْلُهُ
تَعَالَى: يَحْسَبُهُمُ الْجاهِلُ أَغْنِياءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ
بِسِيماهُمْ لا يَسْئَلُونَ النَّاسَ إِلْحافاً [الْبَقَرَةِ: 273] وَالثَّالِثُ: أَنَّ النَّاسَ رُبَّمَا أَنْكَرُوا عَلَى
الْفَقِيرِ أَخْذَ تِلْكَ الصَّدَقَةِ، وَيَظُنُّونَ أَنَّهُ أَخَذَهَا مَعَ
الِاسْتِغْنَاءِ عَنْهَا، فَيَقَعُ الْفَقِيرُ فِي الْمَذَمَّةِ وَالنَّاسُ فِي
الْغَيْبَةِ وَالرَّابِعُ: أَنَّ فِي إِظْهَارِ الْإِعْطَاءِ إِذْلَالًا لِلْآخِذِ وَإِهَانَةً لَهُ
وَإِزْلَالُ الْمُؤْمِنِ غَيْرُ جَائِزٍ وَالْخَامِسُ: أَنَّ الصَّدَقَةَ جَارِيَةٌ مَجْرَى الْهَدِيَّةِ، وَقَالَ
عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: «مَنْ أُهْدِيَ إِلَيْهِ هَدِيَّةٌ وَعِنْدَهُ
قَوْمٌ فَهُمْ شُرَكَاؤُهُ فِيهَا» وَرُبَّمَا لَا يَدْفَعُ الْفَقِيرُ مِنْ
تِلْكَ الصَّدَقَةِ شَيْئًا إِلَى شُرَكَائِهِ الْحَاضِرِينَ فَيَقَعُ الْفَقِيرُ
بِسَبَبِ إِظْهَارِ تِلْكَ الصَّدَقَةِ فِي فِعْلِ مَا لَا يَنْبَغِي فَهَذِهِ
جُمْلَةُ الْوُجُوهِ الدَّالَّةِ عَلَى أَنَّ إِخْفَاءَ صَدَقَةِ التَّطَوُّعِ
أَوْلَى. وَأَمَّا الْوَجْهُ فِي جَوَازِ
إِظْهَارِ الصَّدَقَةِ، فَهُوَ أَنَّ الْإِنْسَانَ إِذَا عَلِمَ أَنَّهُ إِذَا
أَظْهَرَهَا، صَارَ ذَلِكَ سَبَبًا لِاقْتِدَاءِ الْخَلْقِ بِهِ فِي إِعْطَاءِ
الصَّدَقَاتِ، فَيَنْتَفِعُ الْفُقَرَاءُ بِهَا فَلَا يَمْتَنِعُ، وَالْحَالُ
هَذِهِ أَنْ يَكُونَ الْإِظْهَارُ أَفْضَلَ، وَرَوَى ابْنُ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «السِّرُّ أَفْضَلُ مِنَ الْعَلَانِيَةِ،
وَالْعَلَانِيَةُ أَفْضَلُ لِمَنْ أَرَادَ الِاقْتِدَاءَ بِهِ» قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى
الْحِكِيمُ التَّرْمِذِيُّ: الْإِنْسَانُ إِذَا أَتَى بِعَمَلٍ وَهُوَ
يُخْفِيهِ عَنِ الْخَلْقِ وَفِي نَفْسِهِ شَهْوَةٌ أَنْ يَرَى الْخَلْقُ مِنْهُ
ذَلِكَ وَهُوَ يَدْفَعُ تِلْكَ الشَّهْوَةَ فَهَهُنَا الشَّيْطَانُ يُورِدُ
عَلَيْهِ ذِكْرَ رُؤْيَةِ الْخَلْقِ، وَالْقَلْبُ يُنْكِرُ ذَلِكَ وَيَدْفَعُهُ،
فَهَذَا الْإِنْسَانُ فِي مُحَارَبَةِ الشَّيْطَانِ فَضُوعِفَ الْعَمَلُ سَبْعِينَ
ضِعْفًا عَلَى الْعَلَانِيَةِ، ثُمَّ إِنَّ لِلَّهِ عِبَادًا رَاضُوا أَنْفُسَهُمْ
حَتَّى مَنَّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ بِأَنْوَاعِ هِدَايَتِهِ فَتَرَاكَمَتْ عَلَى
قُلُوبِهِمْ أَنْوَارُ الْمَعْرِفَةِ، وَذَهَبَتْ عَنْهُمْ وَسَاوِسُ النَّفْسِ،
لِأَنَّ الشَّهَوَاتِ قَدْ مَاتَتْ مِنْهُمْ وَوَقَعَتْ قُلُوبُهُمْ فِي بِحَارِ
عَظَمَةِ اللَّهِ تَعَالَى فَإِذَا عَمِلَ عَمَلًا عَلَانِيَةً لَمْ يَحْتَجْ أَنْ
يُجَاهِدَ، لِأَنَّ شَهْوَةَ النَّفْسِ قَدْ بَطَلَتْ، وَمُنَازَعَةَ النَّفْسِ
قَدِ اضْمَحَلَّتْ، فَإِذَا أَعْلَنَ بِهِ فَإِنَّمَا يُرِيدُ بِهِ أَنْ
يَقْتَدِيَ بِهِ غَيْرُهُ فَهَذَا عَبْدٌ كَمُلَتْ ذَاتُهُ فَسَعَى فِي تَكْمِيلِ
غَيْرِهِ لِيَكُونَ تَامًّا وَفَوْقَ التَّمَامِ، أَلَا تَرَى أن لله تَعَالَى
أَثْنَى عَلَى قَوْمٍ فِي تَنْزِيلِهِ وَسَمَّاهُمْ عِبَادَ الرَّحْمَنِ،
وَأَوْجَبَ لَهُمْ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ فِي الْجَنَّةِ، فَقَالَ: أُوْلئِكَ
يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ [الْفُرْقَانِ: 75] ثُمَّ ذَكَرَ مِنَ الْخِصَالِ الَّتِي
طَلَبُوهَا بِالدُّعَاءِ أَنْ قَالُوا وَاجْعَلْنا لِلْمُتَّقِينَ إِماماً
[الْفُرْقَانِ: 74] وَمَدَحَ أُمَّةَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ فَقَالَ: وَمِنْ
قَوْمِ مُوسى أُمَّةٌ يَهْدُونَ بِالْحَقِّ وَبِهِ يَعْدِلُونَ [الْأَعْرَافِ:
159] وَمَدَحَ أمة محمد صلى الله عليه وسلم فقال: كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ
أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
[آلِ عِمْرَانَ: 110] ثُمَّ أَبْهَمَ
الْمُنْكَرَ فَقَالَ: وَمِمَّنْ خَلَقْنا أُمَّةٌ يَهْدُونَ بِالْحَقِّ وَبِهِ
يَعْدِلُونَ [الْأَعْرَافِ: 181] فَهَؤُلَاءِ أَئِمَّةُ الْهُدَى وَأَعْلَامُ
الدِّينِ وَسَادَةُ الْخَلْقِ بِهِمْ يَهْتَدُونَ فِي الذَّهَابِ إِلَى اللَّهِ.
فَإِنْ قِيلَ: إِنْ كَانَ الْأَمْرُ عَلَى مَا ذَكَرْتُمْ فَلِمَ رَجَّحَ الْإِخْفَاءَ عَلَى الْإِظْهَارِ فِي قَوْلِهِ وَإِنْ
تُخْفُوها وَتُؤْتُوهَا الْفُقَراءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ. وَالْجَوَابُ: مِنْ وَجْهَيْنِ الْأَوَّلُ: لا نسلم
قَوْلَهُ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ يُفِيدُ التَّرْجِيحَ فَإِنَّهُ يَحْتَمِلُ أَنْ
يَكُونَ الْمَعْنَى أَنَّ إِعْطَاءَ الصَّدَقَةِ حَالَ الْإِخْفَاءِ خَيْرٌ مِنَ
الْخَيْرَاتِ، وَطَاعَةٌ مِنْ جُمْلَةِ الطَّاعَاتِ، فَيَكُونُ الْمُرَادُ مِنْهُ
بَيَانَ كَوْنِهِ فِي نَفْسِهِ خَيْرًا وَطَاعَةً، لَا أَنَّ الْمَقْصُودَ مِنْهُ
بَيَانُ التَّرْجِيحِ. وَالْوَجْهُ الثَّانِي:
سَلَّمْنَا أَنَّ الْمُرَادَ مِنْهُ التَّرْجِيحُ، لَكِنَّ الْمُرَادَ مِنَ
الْآيَةِ أَنَّهُ إِذَا كَانَتِ الْحَالُ وَاحِدَةً فِي الْإِبْدَاءِ
وَالْإِخْفَاءِ، فَالْأَفْضَلُ هُوَ الْإِخْفَاءُ، فَأَمَّا إِذَا حَصَلَ فِي
الْإِبْدَاءِ أَمْرٌ آخَرُ لَمْ يَبْعُدْ تَرْجِيحُ الْإِبْدَاءِ عَلَى
الْإِخْفَاءِ. الْبَحْثُ
الثَّانِي: أَنَّ الْإِظْهَارَ فِي إِعْطَاءِ الزَّكَاةِ الْوَاجِبَةِ
أَفْضَلُ، وَيَدُلُّ عَلَيْهِ وُجُوهٌ الْأَوَّلُ:
أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى أَمَرَ الْأَئِمَّةَ بتوجيه السعادة لِطَلَبِ الزَّكَاةِ،
وَفِي دَفْعِهَا إِلَى السُّعَاةِ إِظْهَارُهَا وَثَانِيهَا:
أَنَّ فِي إِظْهَارِهَا نَفْيَ التُّهْمَةِ، رُوِي أَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَكْثَرَ صَلَاتِهِ فِي الْبَيْتِ إِلَّا الْمَكْتُوبَةَ
فَإِذَا اخْتَلَفَ حُكْمُ فَرْضِ الصَّلَاةِ وَنَفْلِهَا فِي الْإِظْهَارِ
وَالْإِخْفَاءِ لنفي التُّهْمَةِ،فَكَذَا
فِي الزَّكَاةِ وَثَالِثُهَا: أَنَّ
إِظْهَارَهَا يَتَضَمَّنُ الْمُسَارَعَةَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ تَعَالَى
وَتَكْلِيفِهِ، وَإِخْفَاءَهَا يُوهِمُ تَرْكَ الِالْتِفَاتِ إِلَى أَدَاءِ
الْوَاجِبِ فَكَانَ الْإِظْهَارُ أَوْلَى، هَذَا كُلُّهُ فِي بَيَانِ قَوْلِ مَنْ
قَالَ الْمُرَادُ بِالصَّدَقَاتِ الْمَذْكُورَةِ فِي هَذِهِ الْآيَةِ صَدَقَةُ
التَّطَوُّعِ فَقَطْ. الْقَوْلُ الثَّانِي:
وَهُوَ قَوْلُ الْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ أَنَّ اللَّفْظَ مُتَنَاوِلٌ لِلْوَاجِبِ وَالْمَنْدُوبِ،
وَأَجَابَ عَنْ قَوْلِ مَنْ قَالَ: الْإِظْهَارُ فِي الْوَاجِبِ أَوْلَى مِنْ وُجُوهٍ الْأَوَّلُ: أَنَّ إِظْهَارَ زَكَاةِ
الْأَمْوَالِ تُوجِبُ إِظْهَارَ قَدْرِ الْمَالِ، وَرُبَّمَا كَانَ ذَلِكَ سَبَبًا
لِلضَّرَرِ، بِأَنْ يُطْمِعَ الظَّلَمَةَ فِي مَالِهِ، أَوْ بِكَثْرَةِ
حُسَّادِهِ، وَإِذَا كَانَ الْأَفْضَلُ لَهُ إِخْفَاءَ مَالِهِ لَزِمَ مِنْهُ لَا
مَحَالَةَ أَنْ يَكُونَ إِخْفَاءُ الزَّكَاةِ أَوْلَى وَالثَّانِي: أَنَّ هَذِهِ الْآيَةَ إِنَّمَا نَزَلَتْ فِي أَيَّامِ
الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالصَّحَابَةُ مَا كَانُوا
مُتَّهَمِينَ فِي تَرْكِ الزَّكَاةِ فَلَا جَرَمَ كَانَ إِخْفَاءُ الزَّكَاةِ
أَوْلَى لَهُمْ لِأَنَّهُ أَبْعَدُ عَنِ الرِّيَاءِ وَالسُّمْعَةِ أَمَّا الْآنَ
فَلَمَّا حَصَلَتِ التُّهْمَةُ كَانَ الْإِظْهَارُ أَوْلَى بِسَبَبِ حصول التهمة الثالث: أن لَا نُسَلِّمُ دَلَالَةَ قَوْلِهِ
فَهُوَ خَيْرٌ عَلَى التَّرْجِيحِ وَقَدْ سَبَقَ بَيَانُهُ. (مفاتيح الغيب (المتوفى: 606هـ))
[6] وَفِي
الْآيَةِ مَسَائِلُ: الْمَسْأَلَةُ الْأُولَى: سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صَدَقَةُ السِّرِّ أَفْضَلُ أَمْ صَدَقَةُ الْعَلَانِيَةِ
فَنَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ. الْمَسْأَلَةُ الثَّانِيَةُ: الصَّدَقَةُ تُطْلَقُ عَلَى الْفَرْضِ وَالنَّفْلِ قَالَ تَعَالَى:
خُذْ مِنْ أَمْوالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ [التَّوْبَةِ: 103] وقال: إِنَّمَا الصَّدَقاتُ لِلْفُقَراءِ وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «نَفَقَةُ الْمَرْءِ عَلَى عِيَالِهِ صَدَقَةٌ» وَالزَّكَاةُ لَا تُطْلَقُ إِلَّا عَلَى الْفَرْضِ، قَالَ أَهْلُ
اللُّغَةِ أَصْلُ الصَّدَقَةِ «ص د ق» عَلَى هَذَا التَّرْتِيبِ مَوْضُوعٌ
لِلصِّحَّةِ وَالْكَمَالِ، وَمِنْهُ قَوْلُهُمْ: رَجُلٌ صَدْقُ النَّظَرِ،
وَصَدْقُ اللِّقَاءِ، وَصَدَقُوهُمُ الْقِتَالَ، وَفُلَانٌ صَادِقُ الْمَوَدَّةِ،
وَهَذَا خَلٌّ صَادِقُ الْحُمُوضَةِ، وَشَيْءٌ صَادِقُ الْحَلَاوَةِ، وَصَدَقَ
فُلَانٌ فِي خَبَرِهِ إِذَا أَخْبَرَ بِهِ عَلَى الْوَجْهِ الَّذِي هُوَ عَلَيْهِ
صَحِيحًا كَامِلًا، وَالصَّدِيقُ يُسَمَّى صَدِيقًا لِصِدْقِهِ فِي الْمَوَدَّةِ،
وَالصَّدَاقُ سُمِّيَ صَدَاقًا لِأَنَّ عَقْدَ النِّكَاحِ بِهِ يَتِمُّ
وَيَكْمُلُ، وَسَمَّى اللَّهَ تَعَالَى الزَّكَاةَ صَدَقَةً لِأَنَّ الْمَالَ
بِهَا يَصِحُّ وَيَكْمُلُ، فَهِيَ سَبَبٌ إِمَّا لِكَمَالِ الْمَالِ وَبَقَائِهِ،
وَإِمَّا لِأَنَّهُ يُسْتَدَلُّ بِهَا عَلَى صِدْقِ الْعَبْدِ فِي إِيمَانِهِ
وَكَمَالِهِ فِيهِ. الْمَسْأَلَةُ الثَّالِثَةُ: الْأَصْلُ
فِي قَوْلِهِ فَنِعِمَّا نِعْمَ مَا، إِلَّا أَنَّهُ أُدْغِمَ أَحَدُ
الْمِيمَيْنِ فِي الْآخَرِ، ثُمَّ فِيهِ ثَلَاثَةُ أَوْجَهٍ مِنَ الْقِرَاءَةِ: قَرَأَ
أَبُو عَمْرٍو وَقَالُونُ وَأَبُو بَكْرٍ عَنْ عَاصِمٍ فَنِعِمَّا بِكَسْرِ
النُّونِ وَإِسْكَانِ الْعَيْنِ وَهُوَ اخْتِيَارُ أَبِي عُبَيْدٍ، قَالَ:
لِأَنَّهَا لُغَةُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَالَ
لِعَمْرِو بْنِ الْعَاصِ: «نِعْمَا بِالْمَالِ الصَّالِحِ لِلرَّجُلِ الصَّالِحِ»
هَكَذَا رُوِيَ فِي الْحَدِيثِ بِسُكُونِ الْعَيْنِ، وَالنَّحْوِيُّونَ قَالُوا:
هَذَا يَقْتَضِي الْجَمْعَ بَيْنَ السَّاكِنَيْنِ، وَهُوَ غَيْرُ جَائِزٍ إِلَّا
فِيمَا يَكُونُ الْحَرْفُ الْأَوَّلُ مِنْهُمَا حَرْفَ الْمَدِّ وَاللِّينِ،
نَحْوَ: دَابَّةٍ وَشَابَّةٍ، لِأَنَّ مَا فِي الْحَرْفِ مِنَ الْمَدِّ يَصِيرُ
عِوَضًا عَنِ الْحَرَكَةِ، وَأَمَّا الْحَدِيثُ فَلِأَنَّهُ لَمَّا دَلَّ الْحِسُّ
عَلَى أَنَّهُ لَا يُمْكِنُ الْجَمْعُ بَيْنَ هَذَيْنِ السَّاكِنَيْنِ عَلِمْنَا
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا تَكَلَّمَ بِهِ
أَوْقَعَ فِي الْعَيْنِ حَرَكَةً خَفِيفَةً عَلَى سَبِيلِ الِاخْتِلَاسِ وَالْقِرَاءَةُ الثَّانِيَةُ قَرَأَ ابْنُ
كَثِيرٍ وَنَافِعٌ بِرِوَايَةِ ورش وعاصم فِي رِوَايَةِ حَفْصٍ فَنِعِمَّا هِيَ
بِكَسْرِ النُّونِ وَالْعَيْنِ وَفِي تَقْرِيرِهِ وَجْهَانِ أَحَدُهُمَا: أَنَّهُمْ لَمَّا
احْتَاجُوا إِلَى تَحْرِيكِ الْعَيْنِ حَرَّكُوهَا مِثْلَ حَرَكَةِ مَا قَبْلَهَا وَالثَّانِي: أَنَّ هَذَا عَلَى
لُغَةِ مَنْ يَقُولُ (نِعِمْ) بِكَسْرِ النُّونِ وَالْعَيْنِ، قَالَ سِيبَوَيْهِ:
وَهِيَ لُغَةُ هُذَيْلٍ، الْقِرَاءَةُ
الثَّالِثَةُ وَهِيَ قِرَاءَةُ سَائِرِ الْقُرَّاءِ فَنِعِمَّا هِيَ بِفَتْحِ
النُّونِ وَكَسْرِ الْعَيْنِ، وَمَنْ قَرَأَ بِهَذِهِ الْقِرَاءَةِ، فَقَدْ أَتَى
بِهَذِهِ الْكَلِمَةِ عَلَى أَصْلِهَا وَهِيَ (نَعِمْ) قال طرفة: نعم الساعون في
الأمر المير = الْمَسْأَلَةُ الرَّابِعَةُ: قَالَ الزَّجَّاجُ: مَا فِي تَأْوِيلِ
الشَّيْءِ، أَيْ نِعْمَ الشَّيْءُ هُوَ، قَالَ أَبُو عَلِيٍّ الْجَيِّدُ: فِي
تَمْثِيلِ هَذَا أَنْ يُقَالَ: ما في تأويل شيء، لأن ما هاهنا نَكِرَةٌ،
فَتَمْثِيلُهُ بِالنَّكِرَةِ أَبْيَنُ، وَالدَّلِيلُ عَلَى أَنَّ ما نكرة هاهنا
أَنَّهَا لَوْ كَانَتْ مَعْرِفَةً فَلَا بُدَّ لَهَا من الصلة، وليس هاهنا مَا
يُوصَلُ بِهِ، لِأَنَّ الْمَوْجُودَ بَعْدَ مَا هُوَ هِيَ، وَكَلِمَةُ هِيَ
مُفْرَدَةٌ وَالْمُفْرَدُ لَا يَكُونُ صِلَةً لِمَا وَإِذَا بَطَلَ هَذَا
الْقَوْلُ فَنَقُولُ: مَا نُصِبَ عَلَى التَّمْيِيزِ، وَالتَّقْدِيرُ: نِعْمَ
شَيْئًا هِيَ إِبْدَاءُ الصَّدَقَاتِ، فَحُذِفَ الْمُضَافُ لِدَلَالَةِ الْكَلَامِ
عَلَيْهِ. (مفاتيح الغيب (المتوفى:
606هـ))
[7] قال
أبو جعفر: يعني بقوله جل ثناؤه:"إن
تبدوا الصدقات" إن تعلنوا الصدقات فتعطوها من تصدقتم بها
عليه="فنعما هي"، يقول: فنعم الشيء هي="وإن تخفوها"، يقول:
وإن تستروها فلم تعلنوها= (2) "وتؤتوها الفقراء"، يعني: وتعطوها الفقراء
في السر= (3) "فهو خير لكم"، يقول: فإخفاؤكم إياها خير لكم من إعلانها. وذلك
في صدقة التطوع، كما:- 6195 - حدثنا بشر، قال: حدثنا يزيد، قال: حدثنا سعيد، عن
قتادة قوله:"إن تبدوا الصدقات فنعما هي وإن تخفوها وتؤتوها الفقراء فهو خير
لكم"، كل مقبول إذا كانت النية صادقة، وصدقة السر أفضل. وذكر لنا أن الصدقة
تطفئ الخطيئة كما يطفئ الماء النار.
6196 - حدثني المثنى، قال: حدثنا
إسحاق، قال: حدثنا ابن أبي جعفر، عن أبيه، عن الربيع، في قوله:"إن تبدوا الصدقات
فنعما هي وإن تخفوها وتؤتوها الفقراء فهو خير لكم"، قال: كل مقبول إذا كانت
النية صادقة، والصدقة في السر أفضل. وكان يقول: إن الصدقة تطفئ الخطيئة كما يطفئ
الماء النار. 6197 - حدثني المثنى، قال: حدثنا عبد الله، قال: حدثني
معاوية، عن علي، عن ابن عباس قوله:"إن تبدوا الصدقات فنعما هي وإن تخفوها
وتؤتوها الفقراء فهو خير لكم"، فجعل الله صدقة السر في التطوع تفضل علانيتها
بسبعين ضعفا، وجعل صدقة الفريضة: علانيتها أفضل من سرها، يقال بخمسة وعشرين ضعفا،
وكذلك جميع الفرائض والنوافل في الأشياء كلها. (1) .6198 - حدثني عبد
الله بن محمد الحنفي، قال: حدثنا عبد الله بن عثمان، قال: حدثنا عبد الله بن
المبارك، قال: سمعت سفيان يقول في قوله:"إن تبدوا الصدقات فنعما هي وإن
تخفوها وتؤتوها الفقراء فهو خير لكم"، قال: يقول: هو سوى الزكاة. (2) . وقال
آخرون: إنما عنى الله عز وجل بقوله:"إن تبدوا الصدقات فنعما
هي"، إن تبدوا الصدقات على أهل الكتابين من اليهود والنصارى فنعما هي، وإن تخفوها وتؤتوها فقراءهم فهو خير
لكم. قالوا: وأما ما أعطى فقراء المسلمين من زكاة وصدقة تطوع، فإخفاؤه أفضل من علانيته. ذكر من قال ذلك: 6199 -
حدثني يونس، قال: أخبرنا ابن وهب، قال: ثني عبد الرحمن بن شريح، أنه سمع يزيد بن
أبي حبيب يقول: إنما نزلت هذه الآية: (3) " إن تبدوا الصدقات فنعما هي"،
في الصدقة على اليهود والنصارى. (4) - حدثني عبد الله بن محمد الحنفي، قال: أخبرنا عبد
الله بن عثمان، قال: أخبرنا ابن المبارك، قال: أخبرنا ابن لهيعة، قال: كان يزيد بن
أبي حبيب يأمر بقسم الزكاة في السر= قال عبد الله: أحب أن تعطى في العلانية= يعني
الزكاة. قال أبو جعفر: ولم يخصص الله من قوله:"إن تبدوا الصدقات فنعما
هي" [شيئا دون شيء] ، فذلك على العموم إلا ما كان من زكاة واجبة، (1) فإن
الواجب من الفرائض قد أجمع الجميع على أن الفضل في إعلانه وإظهاره سوى الزكاة التي
ذكرنا اختلاف المختلفين فيها مع إجماع جميعهم على أنها واجبة، فحكمها في أن الفضل
في أدائها علانية، حكم سائر الفرائض غيرها. (جامع البيان في تأويل القرآن الطبري (المتوفى: 310هـ)) وقوله عَزَّ وَجَلَّ إِنْ
تُبْدُوا الصَّدَقاتِ فَنِعِمَّا هِيَ الْآيَةَ رُوِيَ عَنْ
ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ هَذَا فِي صَدَقَةِ التَّطَوُّعِ فَأَمَّا فِي
الْفَرِيضَةِ فَإِظْهَارُهَا أَفْضَلُ لِئَلَّا تَلْحَقَهُ تُهْمَةٌ وَعَنْ الْحَسَنِ وَيَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ
وَقَتَادَةَ الْإِخْفَاءُ فِي جَمِيعِ الصَّدَقَاتِ أَفْضَلُ وَقَدْ مَدَحَ
اللَّهُ تَعَالَى عَلَى إظْهَارِ الصَّدَقَةِ كَمَا مَدَحَ عَلَى إخْفَائِهَا فِي
قَوْله تَعَالَى الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهارِ
سِرًّا وَعَلانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَجَائِزٌ أَنْ يَكُونَ
قَوْله تَعَالَى وَإِنْ تُخْفُوها وَتُؤْتُوهَا الْفُقَراءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ فِي صَدَقَةِ التَّطَوُّعِ عَلَى مَا رُوِيَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ وَجَائِزٌ
أَنْ يَكُونَ فِي جَمِيعِ
الصَّدَقَاتِ الْمَوْكُولِ أَدَاؤُهَا إلَى أَرْبَابِهَا مِنْ نَفْلٍ أَوْ فَرْضٍ دُونَ مَا كَانَ مِنْهَا أَخْذُهُ إلَى
الْإِمَامِ إلَّا أَنَّ عُمُومَ اللَّفْظِ يَقْتَضِي جَمِيعَهَا لِأَنَّ الْأَلِفَ
وَاللَّامَ هُنَا لِلْجِنْسِ فَهِيَ شَامِلَةٌ لِجَمِيعِهَا وَهَذَا يَدُلُّ عَلَى
أَنَّ جَمِيعَ الصَّدَقَاتِ مَصْرُوفَةٌ إلَى الْفُقَرَاءِ وَأَنَّهَا إنَّمَا
تُسْتَحَقُّ بالفقر لا غير وَأَنَّ مَا ذَكَرَ اللَّهُ تَعَالَى مِنْ أَصْنَافِ
مَنْ تُصْرَفُ إلَيْهِمْ الصَّدَقَةُ فِي قَوْله تَعَالَى إِنَّمَا الصَّدَقاتُ
لِلْفُقَراءِ وَالْمَساكِينِ إنما «12- أحكام في»يَسْتَحِقُّ مِنْهُمْ مَنْ
يَأْخُذُهَا صَدَقَةً بِالْفَقْرِ دُونَ غَيْرِهِ وَإِنَّمَا ذَكَرَ الْأَصْنَافَ
لِمَا يَعُمُّهُمْ مِنْ أَسْبَابِ الْفَقْرِ دُونَ مَنْ لَا يَأْخُذُهَا صَدَقَةً
مِنْ الْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا فَإِنَّهُمْ لَا
يَأْخُذُونَهَا صَدَقَةً وَإِنَّمَا تَحْصُلُ فِي يَدِ الْإِمَامِ صَدَقَةً
لِلْفُقَرَاءِ ثُمَّ يُصْرَفُ إلَى الْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَالْعَامِلِينَ
مَا يُعْطَوْنَ عَلَى أَنَّهُ لَيْسَ بِصَدَقَةٍ لَكِنْ عِوَضًا مِنْ الْعَمَلِ
وَلِدَفْعِ أَذِيَّتِهِمْ عَنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ أَوْ لِيُسْتَمَالُوا بِهِ
إلَى الْإِيمَانِ وَمِنْ الْمُخَالِفِينَ مَنْ يَحْتَجُّ بِذَلِكَ فِي جَوَازِ
إعْطَاءِ جَمِيعِ الصَّدَقَاتِ لِلْفُقَرَاءِ دُونَ الْإِمَامِ وَأَنَّهُمْ إذا
أعطوا الفقراء صَدَقَةِ الْمَوَاشِي سَقَطَ حَقُّ الْإِمَامِ فِي الْأَخْذِ
لِقَوْلِهِ تَعَالَى وَإِنْ تُخْفُوها وَتُؤْتُوهَا الْفُقَراءَ فَهُوَ خَيْرٌ
لَكُمْ وذلك عام في سائرها لأن الصدقة هاهنا اسْمٌ لِلْجِنْسِ وَلَيْسَ فِي هَذَا
عِنْدَنَا دَلَالَةٌ عَلَى مَا ذَكَرُوا لِأَنَّ أَكْثَرَ مَا فِيهِ أَنَّهُ
خَيْرٌ لِلْمُعْطِي فَلَيْسَ فِيهِ سُقُوطُ حَقِّ الإمام في الأخذ وليس كونها خيرا
له نَافِيًا لِثُبُوتِ حَقِّ الْإِمَامِ فِي الْأَخْذِ إذْ لَا يَمْتَنِعُ أَنْ
يَكُونَ خَيْرًا لَهُمْ وَيَأْخُذُهَا الْإِمَامُ فَيَتَضَاعَفُ الْخَيْرُ
بِأَخْذِهَا ثَانِيًا وَقَدْ قَدَّمْنَا قَوْلَ
مَنْ يَقُولُ إنَّ هَذَا فِي صَدَقَةِ التَّطَوُّعِ وَمِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ مَنْ يَقُولُ إنَّ الْإِجْمَاعَ قَدْ حَصَلَ
عَلَى أَنَّ إظْهَارَ صَدَقَةِ الْفَرْضِ أَوْلَى مِنْ إخْفَائِهَا كَمَا قَالُوا
فِي الصَّلَوَاتِ الْمَفْرُوضَةِ وَلِذَلِكَ أُمِرُوا بِالِاجْتِمَاعِ عَلَيْهَا
فِي الْجَمَاعَاتِ بِأَذَانٍ وَإِقَامَةٍ وَلِيُصَلُّوهَا ظَاهِرِينَ فَكَذَلِكَ
سَائِرُ الْفُرُوضِ لِئَلَّا يُقِيمَ نَفْسَهُ مَقَامَ تُهْمَةٍ فِي تَرْكِ
أَدَاءِ الزَّكَاةِ وَفِعْلِ الصَّلَاةِ قَالُوا فَهَذَا يُوجِبُ أَنْ يَكُونَ
قَوْله تَعَالَى وَإِنْ تُخْفُوها وَتُؤْتُوهَا الْفُقَراءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ فِي التَّطَوُّعِ خَاصَّةً لِأَنَّ سِتْرَ الطَّاعَاتِ النَّوَافِلِ أَفْضَلُ
مِنْ إظْهَارِهَا لِأَنَّهُ أَبْعَدُ مِنْ الرِّيَاءِ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّ عَرْشِهِ
أَحَدُهُمْ رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ لَمْ تعلم شماله ما تصدقت به يمينه وهذا
إنَّمَا هُوَ فِي التَّطَوُّعِ دُونَ الْفَرْضِ وَيَدُلُّ عَلَى أَنَّ الْمُرَادَ
صَدَقَةُ التَّطَوُّعِ أَنَّهُ لَا خِلَافَ أَنَّ الْعَامِلَ إذَا جَاءَ قَبْلَ
أَنْ تُؤَدَّى صَدَقَةُ الْمَوَاشِي فَطَالَبَهُ بِأَدَائِهَا أَنَّ الْفَرْضَ
عَلَيْهِ أَدَاؤُهَا إلَيْهِ فَصَارَ إظْهَارُ أَدَائِهَا فِي هَذِهِ الْحَالِ
فَرْضًا وَفِي ذَلِكَ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ الْمُرَادَ بِقَوْلِهِ تَعَالَى وَإِنْ
تُخْفُوها وَتُؤْتُوهَا الْفُقَراءَ صَدَقَةُ التَّطَوُّعِ وَاَللَّهُ تَعَالَى
أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ. (أحكام
القرآن للجصاص الحنفي (المتوفى: 370هـ)) أَمَّا قَوْلُهُ تَعَالَى: وَإِنْ
تُخْفُوها وَتُؤْتُوهَا الْفُقَراءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ فَالْإِخْفَاءُ
نَقِيضُ الْإِظْهَارِ وَقَوْلُهُ/ فَهُوَ كِنَايَةٌ عَنِ الْإِخْفَاءِ، لِأَنَّ
الْفِعْلَ يَدُلُّ عَلَى الْمَصْدَرِ، أَيِ الْإِخْفَاءُ خَيْرٌ لَكُمْ، وَقَدْ
ذَكَرْنَا أَنَّ قَوْلَهُ خَيْرٌ لَكُمْ يُحْتَمَلُ أَنْ يَكُونَ الْمُرَادُ
مِنْهُ أَنَّهُ فِي نَفْسِهِ خَيْرٌ مِنَ الْخَيْرَاتِ، كَمَا يُقَالُ: الثَّرِيدُ
خَيْرٌ وَأَنْ يَكُونَ الْمُرَادُ مِنْهُ التَّرْجِيحُ، وَإِنَّمَا شَرَطَ
تَعَالَى فِي كَوْنِ الْإِخْفَاءِ أَفْضَلَ أَنْ تُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ لِأَنَّ
عِنْدَ الْإِخْفَاءِ الْأَقْرَبَ أَنْ يَعْدِلَ بِالزَّكَاةِ عَنِ الْفُقَرَاءِ،
إِلَى الْأَحْبَابِ وَالْأَصْدِقَاءِ الَّذِينَ لَا يَكُونُونَ مُسْتَحِقِّينَ
لِلزَّكَاةِ، وَلِذَلِكَ شَرَطَ فِي الْإِخْفَاءِ أَنْ يَحْصُلَ مَعَهُ إِيتَاءُ
الْفُقَرَاءِ، وَالْمَقْصُودُ بَعْثُ الْمُتَصَدِّقِ عَلَى أَنْ يَتَحَرَّى
مَوْضِعَ الصَّدَقَةِ، فَيَصِيرُ عَالِمًا بِالْفُقَرَاءِ، فَيُمَيِّزُهُمْ عَنْ
غَيْرِهِمْ، فَإِذَا تَقَدَّمَ مِنْهُ هَذَا الِاسْتِظْهَارُ ثُمَّ أَخْفَاهَا
حَصَلَتِ الْفَضِيلَةُ. (مفاتيح
الغيب (المتوفى: 606هـ))
[8] فَفِيهِ مَسَائِلُ: الْمَسْأَلَةُ
الْأُولَى: التَّكْفِيرُ
فِي اللُّغَةِ التَّغْطِيَةُ وَالسَّتْرُ، وَرَجُلٌ مُكَفَّرٌ فِي السِّلَاحِ
مُغَطًّى فِيهِ، وَمِنْهُ يُقَالُ: كَفَّرَ عَنْ يَمِينِهِ، أَيْ سَتَرَ ذَنْبَ
الْحِنْثِ بِمَا بَذَلَ مِنَ الصَّدَقَةِ، وَالْكَفَّارَةُ سِتَارَةٌ لِمَا حَصَلَ
مِنَ الذَّنْبِ. الْمَسْأَلَةُ
الثَّانِيَةُ: قَرَأَ ابْنُ كَثِيرٍ وَأَبُو عَمْرٍو
وَعَاصِمٌ فِي
رِوَايَةِ أَبِي بَكْرٍ نُكَفِّرُ بِالنُّونِ وَرَفْعِ الرَّاءِ وَفِيهِ وُجُوهٌ أَحَدُهَا:
أَنْ يَكُونَ عَطْفًا عَلَى مَحَلِّ مَا بَعْدَ الْفَاءِ وَالثَّانِي: أَنْ يَكُونَ خَبَرَ مُبْتَدَأٍ مَحْذُوفٍ
أَيْ وَنَحْنُ نُكَفِّرُ وَالثَّالِثُ:
أَنَّهُ جُمْلَةٌ مِنْ فِعْلٍ وَفَاعِلٍ مُبْتَدَأٍ بِمُسْتَأْنِفَةٍ مُنْقَطِعَةٍ
عَمَّا قَبْلَهَا، وَالْقِرَاءَةُ الثَّانِيَةُ قِرَاءَةُ حَمْزَةَ وَنَافِعٍ
وَالْكِسَائِيِّ بِالنُّونِ وَالْجَزْمِ، وَوَجْهُهُ أَنْ يُحْمَلَ الْكَلَامُ
عَلَى مَوْضِعِ قَوْلِهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ فَإِنَّ مَوْضِعَهُ جَزْمٌ، أَلَا
تَرَى أَنَّهُ لَوْ قَالَ: وَإِنْ تُخْفُوهَا تَكُنْ أَعْظَمَ لِثَوَابِكُمْ،
لَجَزَمَ فَيَظْهَرَ أَنَّ قَوْلَهُ خَيْرٌ لَكُمْ فِي مَوْضِعِ جَزْمٍ،
وَمِثْلُهُ فِي الْحَمْلِ عَلَى مَوْضِعِ الْجَزْمِ قِرَاءَةُ مَنْ قَرَأَ مَنْ
يُضْلِلِ اللَّهُ فَلا هادِيَ لَهُ وَيَذَرُهُمْ [الْأَعْرَافِ: 186] بِالْجَزْمِ،
وَالْقِرَاءَةُ الثَّالِثَةُ قِرَاءَةُ ابْنِ عَامِرٍ وَحَفْصٍ عَنْ
عَاصِمٍ يُكَفِّرُ بِالْيَاءِ وَكَسْرِ الْفَاءِ وَرَفْعِ الرَّاءِ، وَالْمَعْنَى:
يُكَفِّرُ اللَّهُ أَوْ يُكَفِّرُ الْإِخْفَاءُ، وَحُجَّتُهُمْ
أَنَّ مَا بَعْدَهُ عَلَى لَفْظِ الْإِفْرَادِ وَهُوَ قَوْلُهُ وَاللَّهُ بِما
تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ فَقَوْلُهُ يُكَفِّرُ يَكُونُ أَشْبَهَ بِمَا بَعْدَهُ، وَالْأَوَّلُونَ أَجَابُوا وَقَالُوا لَا بَأْسَ بِأَنْ يَذْكُرَ لَفْظَ الْجَمْعِ
أَوَّلًا ثُمَّ لَفْظَ الْإِفْرَادِ ثَانِيًا كَمَا أَتَى بِلَفْظِ الْإِفْرَادِ
أَوَّلًا وَالْجَمْعِ ثَانِيًا فِي قَوْلِهِ سُبْحانَ الَّذِي أَسْرى بِعَبْدِهِ
لَيْلًا [الْإِسْرَاءِ: 1] ثُمَّ قَالَ: وَآتَيْنا مُوسَى الْكِتابَ
[الْإِسْرَاءِ: 2] وَنَقَلَ صَاحِبُ «الْكَشَّافِ» قِرَاءَةً
رَابِعَةً وَتُكَفِّرْ
بِالتَّاءِ مَرْفُوعًا وَمَجْزُومًا وَالْفَاعِلُ الصَّدَقَاتُ، وَقِرَاءَةً
خَامِسَةً وَهِيَ
قِرَاءَةُ الْحَسَنِ بِالتَّاءِ وَالنَّصْبِ بِإِضْمَارِ (أَنْ) وَمَعْنَاهَا إن
تخفوها يكن خير لَكُمْ، وَأَنْ نُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ فَهُوَ خَيْرٌ
لكم. (مفاتيح الغيب (المتوفى: 606هـ)) أى أنه- سبحانه- يستر
السيئات التي يرتكبها الشخص، ويخفيها ولا يظهرها عند إثابته إياه على فعله
الحسن لأن ما فعله من حسنات مسح ما فعله من سيئات فهو كقوله- تعالى-: وَأَقِمِ
الصَّلاةَ طَرَفَيِ النَّهارِ وَزُلَفاً مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَناتِ
يُذْهِبْنَ السَّيِّئاتِ ذلِكَ ذِكْرى لِلذَّاكِرِينَ (التفسير الوسيط للقرآن الكريم)
[9] قوله: (بعض) {سَيِّئَاتِكُمْ} أشار بذلك إلى
أن {مِّن} للتبعيض لأن الصدقات لا تكفر جميع السيئات، بخلاف التوبة فتكفر
جميعها (حاشية
الصاوي المالكي،
(1175 - 1241 هـ) الْمَسْأَلَةُ
الثَّالِثَةُ فِي
دُخُولِ (مِنْ) فِي قَوْلِهِ مِنْ سَيِّئاتِكُمْ وُجُوهٌ أَحَدُهَا:
الْمُرَادُ: وَنُكَفِّرُ عَنْكُمْ بَعْضَ سَيِّئَاتِكُمْ لِأَنَّ السَّيِّئَاتِ
كُلَّهَا لَا تُكَفَّرُ بِذَلِكَ، وَإِنَّمَا يُكَفَّرُ بَعْضُهَا ثُمَّ أَبْهَمَ
الْكَلَامَ فِي ذَلِكَ الْبَعْضِ لِأَنَّ بَيَانَهُ كَالْإِغْوَاءِ بِارْتِكَابِهَا
إِذَا عَلِمَ أَنَّهَا مُكَفَّرَةٌ، بَلِ الْوَاجِبُ أَنْ يَكُونَ الْعَبْدُ فِي
كُلِّ أَحْوَالِهِ بَيْنَ الْخَوْفِ وَالرَّجَاءِ وَذَلِكَ إِنَّمَا يَكُونُ مَعَ
الْإِبْهَامِ وَالثَّانِي: أَنْ يَكُونَ
(مِنْ) بِمَعْنَى مِنْ أَجْلِ، وَالْمَعْنَى: وَنُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ أَجْلِ
ذُنُوبِكُمْ، كَمَا تَقُولُ: ضَرَبْتُكَ مِنْ سُوءِ خُلُقِكَ أَيْ مِنْ أَجْلِ
ذَلِكَ وَالثَّالِثُ: أَنَّهَا صِلَةٌ
زَائِدَةٌ كَقَوْلِهِ فِيها مِنْ كُلِّ الثَّمَراتِ [محمد: 15] وَالتَّقْدِيرُ:
وَنُكَفِّرُ عَنْكُمْ جَمِيعَ سَيِّئَاتِكُمْ وَالْأَوَّلُ أَوْلَى وَهُوَ الْأَصَحُّ. (مفاتيح الغيب (المتوفى: 606هـ))
[10] وَهُوَ إِشَارَةٌ
إِلَى تَفْضِيلِ صَدَقَةِ السِّرِّ عَلَى الْعَلَانِيَةِ، وَالْمَعْنَى أَنَّ اللَّهَ عَالِمٌ بِالسِّرِّ
وَالْعَلَانِيَةِ وَأَنْتُمْ إِنَّمَا تُرِيدُونَ بِالصَّدَقَةِ طَلَبَ
مَرْضَاتِهِ، فَقَدْ حَصَلَ مَقْصُودُكُمْ فِي السِّرِّ، فَمَا مَعْنَى
الْإِبْدَاءِ، فَكَأَنَّهُمْ نُدِبُوا بِهَذَا الْكَلَامِ إِلَى الْإِخْفَاءِ
ليكون أبعد من الرياء. (مفاتيح
الغيب (المتوفى: 606هـ))
أى أن الله- تعالى- عليم
علما دقيقا بكل ما تعملونه أيها المؤمنون، فعليكم أن تخلصوا له أعمالكم، وأن
تراقبوه في سركم وجهركم، وأن تسارعوا في عمل الخيرات التي ترفع درجاتكم عند
خالقكم. وبذلك نرى أن الآية الكريمة قد
مدحت صدقتي الجهر والسر متى كان المتصدق متبعا آداب الإسلام وتوجيهاته، ومبتعدا عن
كل ما يبطل الصدقات، ويحبط الأعمال. (التفسير الوسيط للقرآن الكريم)