Sekularisme - Pluralisme dan Liberalisme sebagai pandangan Hidup dalam Berdemokrasi
Pendapat MUI
terhadap Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme
Trilogi
paham yang oleh MUI pada tahun 2005 dianggap sesat. Hal ini karena bagi MUI
sebagaimana yang di ulas oleh Budhy
Munawar Rachman dalam reorientasi
pembaharuan Islam menganggap bahwa sekularisme,
liberalisme dan Pluralisme dikalangan masyarakat telah menimbulkan keresahan
sehingga sebagian Masyarakat meminta menetapkan fatwa terkait masalah tersebut.
Bagi MUI Pluralisme
agama[1] adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan
karenanya kebenaran setiap agama adalah relatif. Bagi MUI dalam menerjemahkan
arti pluralisme yaitu setiap agama tidak boleh mengklaim bahwa agamanya adalah
yang paling benar diantara yang lain. Selanjutnya liberalisme[2] juga dipahami sebagai nash-nash agama (Al-Quran dan Sunnah) dengan
menggunakan akal pikiran yang bebas; dan menerima doktrin-doktrin agama yang
sesuai dengan akal pikiran. Sedangkan sekularisme[3] adalah memisahkan urusan dunia dari agama hanya dihunakan untuk mengatur
hubungan pribadi dengan Tuhan, sedangkan hubungan antar sesama manusia diatur
hanya dengan berdasarkan kesepakatan sosial. Berdasarkan defenisi tersebut
MUI membuat ketentuan hukum bahwa Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme
adalah paham yang bertentangan dengan Islam. Adapun dalil yang digunakan adalah
Q.3:38, Q.3:19 Barang siapa mencari agama selain agama Islam
maka sekali-kali tidaklah akan terima (agama itu) daripadanya dan dia di
akhirat termasuk orang-orang yang rugi. dan Sesungguhnya agama (yang diridai)
disisi Allah hanyalah Islam. Dalam tafsirannya, MUI
menganggap bahwa dalam masalah akidah dan ibadah umat Islam wajib bersifat
eksklusif, dalam arti haram mencampur adukkan akidah dan ibadah umat muslim
dengan akidah dan ibadah pemeluk agama lain.
Teokrasi atau Demokrasi
Teokrasi
adalah suatu negara yang mengakui hukum agama sebagai satu-satunya aturan
mutlak. Dalam negara teokrasi, Kedaulatan tertinggi bersifat mutlak dan suci
karena kedaulatan tertinggi ada ditangan Tuhan maka pemimpin akan mengklaim
dirinya sebagai wakil Tuhan dan atau mendapatkan kekuasaan dari Tuhan.
Sedang Konsep Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga
negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah
hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara
langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan
hukum.
Konsep
Teokrasi dan demokrasi memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing, namun
yang paling penting untuk diperhatikan bersama adalah kontekstualisasinya dalam
bernegara. Dalam konteks ke Indonesiaan dengan begitu ragam perbedaan tentu
akan sulit jika memaksakan suatu Agama sebagai sistem bernegara karena
masyarakat yang sangat beragam Culture yang dibentuk oleh tatanilai keyakinan serta kearifan lokal setiap
warga negaranya. Belum lagi ketika berbicara trauma masalalu tentang bagaimana
teokrasi yang terkesan dipaksakan pada abad pertengahan di Eropa. Banyak nyawa
yang harus dikorbankan demi sebuah keyakinan dan atas nama Tuhan. Mestinya
agama sebagai perekat untuk mewujudkan kedamaian dan keadilan.
Konsep
demokrasi adalah konsep paten yang sudah diakui bersama, demikian para pendiri
bangsa oleh mereka telah diletakkan pancasila, UUD 1945 sebagai dasar
bernegara. Dari itu semua lahirlah konsep Demokrasi, setiap warga negara
memiliki hak yang sama dan haknya hanya dibatasi oleh hak yang lainnya. Maka
penting untuk menjaga dan merawat kebesamaan yang telah dipelihara selama 70
Tahun lebih. harus lahir sebuah konsep berdemokrasi dan suatu pandangan hiup
bernegara dalam rangka memelihara dan merawat kebhinekaan dan persatuan.
Penulis menawarkan Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme sebagai solusi
demokrasi. berikut penulis akan uraikan satu persatu.
Sekularisme
Syamsul
Arifin salah satu pengajar di Universitas
Muhammadiyah malang pada wawancara tahun 2008 mengungkapkan bahwa “by
design fatwa MUI mereduksi. Masyarakat digiring pada makna
yang sempit tentang sekularisme, pluralisme dan liberalisme. Jadi patut
mempersoalkan kembali fatwa itu. Dalam konteks Indonesia fatwa MUI proyek
sekularisme masih sangat dimungkinkan. Agama-agama di Indonesia sekalipun ingin
diperankan dalam wilayah publik bukan pada konteks simbolnya, tapi pada nilai
substansinya. dengan konsep sekularisme bukan berarti meminggirkan tapi
pembagian peran, kapan agama seharusnya berperan dan kapan
ia harus berhenti”.
Sekularisme
menurut MUI adalah berpangkal pada anti agama yang akan menggerogoti Moralitas
ber Agama. Sekularisme seolah-olah hanya dilihat sebagai semata-mata untuk
memperlebar hubungan antara agama dengan kehidupan sosial, padahal sebenarnya
adalah dalam sekularisme tidak ada yang dijauhkan. Justru pada setiap Individu
terpahami agama sebagai tata nilai sehingga penganutnya akan lebih mengedapankan
substansi dari beragama. Mari kita lihat defenisi sekularisme;
Istilah
sekularisme pertamakali digunakan oleh penulis Inggris George Holyoake (1846).
Secara Etimologi, istilah sekularisme berasal dari kata larin saecul yang berarti sekaligus ruang dan waktu. Ruang
menunjuk pada pengertian duniawi sedangkan waktu menunjuk pada masa kini.
Sehingga saeculum berarti
dunia ini, dan sekaligus sekarang, masa kini. Defenisi Holyoake bahwa
sekularisme adalah suatu etik yang didasarkan pada prinsip moral alamiah dan
terlepas dari agama-wahyu atau supranaturalis tersebut dapat ditafsirkan lebih
luas, bahwa sekularisme dapat menunjang kebebasan beragama, dan kebebasan dari
pemakaaan kepercayaan dengan menyediakan sebuah rangka yang netral dalam
masalah kepercayaan, serta tidak menganak emaskan agama tertentu. Holyoake
sangat mendukung tatanan sosial yang terpisah dari agama, tanpa merendahkan dan
mengkritik sebuah kepercayaan beragama.
Sekularisme
adalah suatu kerangka alamiah yang sebenarnya tidak bisa ditolak oleh masyarakat
dalam berdemokrasi. Nilai-nilai demokrasi adalah nilai-nilai persamaan hak,
sedangkan yang paling menjamin persamaan hak dalam kehidupan sosial adalah
paham sekularisme. Fenomena kafir-mengkafirkan masih terus terjadi, karena
remeh temeh persoalan yang kemudian dibesar-besarkan. Masalah agama jika
dipahami sebagai alat untuk mentransformasikan nilai maka tentunya untuk
menjadi muslim kita tidak perlu menyebut bahwa kita adalah seorang muslim. Pada
diri setiap insan akan tercermin agamanya, masalah agama adalah masalah antara
Individu dengan Tuhannya. ada konsep universal yang kita akui bersama, maka
konsep itu mestinya dibumikan tanpa harus memaksakan kepada kelompok tertentu
yang berbeda agama. Sekularisme dalam demokrasi adalah konsep yang paling
tepat, karena hanya sekularisme yang menjamin persamaan hak untuk memeluk agama
masing-masing.
Dalam
Demokrasi secara konseptual sekularisme adalah pemisahan antara agama dengan
politik. Jadi, dengan pemahaman semacam itu berarti agama adalah urusan pribadi
dan masyarakat; bukan urusan politik. Lanjut Budhy munawar Rachman bahwa
sekularisme adalah pemisahan antara agama dan negara tujuannya untuk meniadakan
intervensi agama terhadap negara, sebaliknya juga peniadaan intervensi negara
tergadap agama. Adalah ekstrem jika memandang sekularisme sebagai paham anti
agama. namun demikian, keduanya tidak bisa dipisahkan dengan sebuah garis
demarkasi. Ibaratnya kalau kita membuat lingkaran, akan selalu ada arsir
ditengah yang saling beririsan. Sekularisme bukan berarti penghapusan agama
dari ruang privat, tapi menjadikan kehidupan betul-betul untuk manusia.
Sekularisme justru akan menjadikan agama lebih berfungsi, dalam arti
substantif.
Sekularisme
menjamin semua agama dalam bernegara, maka Sekularisme dalam berdemokrasi
adalah sesuatu yang harus ada dan terpelihara.
Pluralisme
Hamka Haq, Guru besar UIN
Sultan Alauddin, Makassar pada suatu wawancara 2008 mengungkapkan “Pemahaman
MUI bahwa Pluralisme tak lain dari sinkretisme adalah keliru. Karena semua
agama, baik Islam, Kristen, Hindu maupun Buddha, tidak berpaham bahwa
pluralisme itu berarti sinkretisme agama-agama. Kalau yang dimaksud haram oleh
MUI adalah pluralisme dalam pengertian itu, maka saya menganggap fatwa tersebut
adalah sebuah kemubaziran”.
Fatwa
MUI pada tahun 2005 adalah mengharamkan pluralisme karena pluralisme adalah
paham yang “menyamakan semua agama”. Menurut MUI pluralisme dinyatakan
menyimpang karena pertama, menyatakan
semua agama benar. Kedua, Teologi
pluralisme yaitu teologi yang mencampuradukkan agama menjadi satu, dan menjadi
sebuah agama yang baru.
Ada
banyak pandangan tentang defenisi Pluralisme, tidak sedikit diantaranya
mengungkapkan bahwa semua agama menuju pada satu realitas tunggal selama agama
itu memberikan pengaruh yang baik secara moral dan etis pada para penganutnya
masing-masing. Namun sebelum jauh membahas itu. Pluralisme menurut Budhy
adalah kebhineka-tunggal-ikaan. Perbedaan diakui dan akan tetap ada. Dalam konteks Indonesia,
penerimaan terhadap kelompok lain adalah sebuah keharusan. Maka tidak salah
jika mengatakan bahwa pluralisme adalah paham yang harus dipertahankan dalam
berdemokrasi karena hanya pluralisme yang akan membuat antara satu sama lain
saling mengakui perbedaan termasuk agama.
Pluralisme
dalam demokrasi adalah satu-satunya alat mengokohkan perbedaan sebagai
kekuatan. Pluralisme mendorong setiap orang untuk menyadari dan mengenal
keragaman disegala bidang kehidupan, seperti agama, sosial, budaya, sistem
politik, etnisitas, tradisi lokal dan sebagainya.
Dalam
pengertian kontemporer, pertama, pluralisme
adalah keterlibatan aktif dalam keragaman dan perbedaannya untuk membangun
peradaban bersama. Kedua, pluralisme
dipahami sebagai pertalian kebhinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban. dan Ketiga, berdasarkan pengertian kedua pluralisme bukan relativisme.
Jadi
pluralisme sebenarnya adalah niscaya sebagaimana perbedaan lahir, maka tidak
salah jika beberapa orang memandang jika pluralisme sebenarnya adalah sesuatu
yang alamiah. Olehnya itu pluralisme adalah produk tuhan. Pluralisme bukan
tentang kebenaran semua agama, tetapi tentang bagaimana memelihara kebhinekaan
tanpa harus terlihat lebih superior dari yang lain. Agama lahir bukan untuk di
sombongkan tetapi salah satu pedoman hidup agar manusia menjadi bijaksana,
salah satunya adalah menerima perbedaan-perbedaan yang ada. dalam berdemokrasi,
pluralisme adalah sesuatu yang harus menjadi pandangan secara menyeluruh, jika
tidak maka simbol Bhineka Tunggal Ika akan menjadi sekedar kata-kata yang
sesungguhnya tidak pernah dibumikan. mari rawat kebersamaan, semai setiap cinta
pada hati yang lain, dengan begitu akan tumbuh banyak cinta dalam rangka
merawat Indonesia untuk mewujudkan kebaikan-kebaikan yang merupakan buah dari
perbedaan.
Fathi Osman
mendefenisikan pluralisme sebagai bentuk kelembagaan dimana penerimaan terhadap
keragaman melikupi masyarakat tertentu atau dunia menyeluruh. Semua manusia
harusnya menikmati hak-hal kesempatan yang sama, dan seharusnya memenuhi
kewajiban yang sama sebagai warga negara dan dunia. Setiap kelompok semestinya
memiliki hak untuk berhimpun dan berkembang, memelihara identitas dan
kepentingannya, menikmati kesetaraan hak-hal dan kewajiban-kewajiban dalam
negara dan dunia Internasional.
Semua
manusia yang lahir dimuka bumi adalah sama, memiliki hak yang sama. Maka
rawatlah kebersamaan untuk nusantara jaya. Suatu hari anak cucu harus mewarisi
warisan kebhinekaan, bukan menjadi pribadi-pribadi yang saling memusuhi satu
sama lain.
Liberalisme
Sitti
Ruhani Dzuhatin, Pengajar senior UIN Sunan Kalijaga dalam sebuah wawancara
2006, beliau mengungkapkan bahwa “terus terang saya sangat keberatan dengan
pandangan MUI yang memiliki suatu kecenderungan dan judgemental. Jangankan bicara tentang liberalisme, menerjemahkan islam yang kaffah(menyeluruh) merekapun tidak mampu mengakomodasi ekspresi-ekspresi Islam
yang berbeda.
MUI
mengharamkan Liberalisme karena penggunaan akal (rasio) yang berlebihan dalam
pemikiran agama. KH Ma’ruf amin ketua komisi Fatwa MUI (saat itu) menjelaskan
bahwa liberalisme adalah upaya untuk memberikan penafsiran kepada ajaran-ajaran
agama diluar dari qaidah yang disepakati (qawa id
al-tafsir al-nushuh) ……..
Liberalisme
adalah paham yang berusaha memperbesar wilayah kebebasan individu dan mendorong
kemajuan sosial. dalam pengertian filosofis lebwralisme merupakan tata
pemikiran yang landasan pemikirannya adalah manusia yang bebas. Bebas karena
manusia mampu berpikir dan bertindak sesuai dengan apa yang di inginkan.
Liberalisme adalah paham pemikiran yang optimis tentang manusia. Prinsipnya adalah
kebebasan dan tanggung jawab. tanpa adanya sikap tanggung jawab maka tatanan
sosial liberal tak akan pernah terwujud.
Yang
harus ditekankan dalam liberalisme adalah tidak ada kebebasan tanpa batas.
Liberalisme memberikan inspirasi bagi semangat kebebasan berpikir kepada
masyarakay untuk mencari solusi terbaik dalam menghadapi masalah-masalah yang
tengah dihadapi (Budhy munawar, 2010)
Kebebasan
yang dimaksud dalam liberalisme terbatas pada kebebasan orang lain atau
kelompok masyarakat. Liberalisme adalah yang paling menjamin persamaan hal
dalam demokrasi termasuk dalam beragama. Negara akan demokratis ketika
liberalisme dihadikan sebagai pandangan hidup, bagi John Lucke, Negara
disirikan untuk melindungi hal milik pribadi. Demikian agama, dalam konteks demokrasi
negara harus melindungi semua agama.
Liberalisme
adalah satu-satunya paham yang peduli pada aspirasi universal yang dirumuskan
oleh PBB yaitu Hak Asasi Manusia. isi UU No.12tahun
2005 salah satu diantaranya adalah “setiap orang berhak atas kebebasan
berpikir, berkeyakinan, dan beragama” maka terbukti bahwa tidak menganut paham
liberalisme berarti kita telah saling menjauhkan diri dari HAM.
Dalam
demokrasi, Liberalisme intinya adalah kebebasan berpikir kepada masyarakat.
Sekali lagi tidak ada kebebasan yang tidak terbatas dalam liberalisme kecuali
kita menghendaki anarkisme.
Pada suatu wawancara dengan kautzar Azhari
Noer (2006), beliau mengungkapkan “dalam demokrasi , kebebasan setiap individu
dijamin. Yakni kebebasan individu selama tidak mengganggu kebebaan yang lain.
Intinya
adalah, liberalisme tidak selalu buruk secara etis. karena kiberalisme
mempunyai beberapa arti. dalam konteks ekonomi misalnya yang dimana liberalisme
ekonomi melahirkan kapitalisme justru mendapat banyak kritik. namun dalam konteks
kebebasan berpendapat justru banyak mendapatkan apresiasi. Dalam konteks
beragama, liberalisme adalah konsep yang paling mungkin untuk memastikan saling
menerima antara satu samalain. Dengan liberalisme, dalam kehidupan berbangsa
bernegara semua orang akan bertumpu pada kepercayaan masing-masing yang di
yakini.
Sekularisme, Pluralisme, Liberalisme sebagai
pandangan bersama
Belakangan bangsa kita telah banyak
diributkan oleh persoalan-persoalan diintegritas, masalah Intoleran,
Mayoritas-minoritas, semuanya begitu heboh dalam seluruh pentas kehidupan
berbangsa. Tentu hal tersebut sangat jauh dari apa yang telah kita cita-citakan
bersama. Pluralisme, Liberalisme dan sekularisme merupakan suatu tawaran dalam
menjawab persoalan anak bangsa. Bangsa yang beradab adalah bangsa yang
didalamnya terkandung nilai-nilai kedamaian, keadilan, rasa tanggung jawab
kepada sesama, serta kesamaan hak. Indonesia telah menjalani proses ini selama
70 tahun lamanya, merusak yang telah dirawat adalah perilaku yang sangat tidak
humanis. Cara terbaik adalah merawat kebersamaan, di wujudkan dalam kebersamaan
yang saling menghormati.
Referensi:
Reorientasi Pembaruan Islam, 2010. Budhy Munawar Rachman.
Sumber :
[1] Beberapa
artikel tentang “Pluralisme Agama” silakan klik link di bawah ini :
ü BAHAYA
FAHAM PLURALISME AGAMA - Universitas Islam Sultan Agung (unissula.ac.id)
ü Islam,
Pluralisme, dan Multikulturalisme (kemenag.go.id)
ü PLURALISME
AGAMA SEBAGAI SEBUAH REALITAS* (uin-malang.ac.id)
ü Pluralisme agama -
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
ü Pluralisme
Agama, Apakah boleh? - IAINU Tuban
ü Pluralisme
dan Pluralitas – IAIN SALATIGA
ü PERDEBATAN
DI SEPUTAR PLURALISME AGAMA (uin-malang.ac.id)
ü TINJAUAN
TENTANG PLURALISME AGAMA
ü 337371-pluralisme-agama-di-indonesia-tantangan-cc2d5e8e.pdf
(neliti.com)
ü PLURALISME
AGAMA PERSPEKTIF ISLAM
ü ABDUL
WAHID-buku PLURALISME AGAMA_Compressed.pdf (uinmataram.ac.id)
ü Abdurrahman
Wahid, Pluralitas dan Pluralisme Agama (uingusdur.ac.id)
ü PLURALISME
AGAMA DAN PENDIDIKAN INKLUSIF - UIN Sunan Gunung Djati Bandung (uinsgd.ac.id)
ü Pluralisme
Agama di Indonesia: Tantangan dan Peluang Bagi Keutuhan Bangsa - Neliti
ü PLURALISME
DAN TITIK TEMU AGAMA-AGAMA - UIN Sunan Gunung Djati Bandung (uinsgd.ac.id)
ü View of
Konflik Agama dan Pluralisme Agama di Indonesia (sttsappi.ac.id)
ü Tren
pluralisme agama: tinjauan kritis - Anis Malik Thoha - Google Buku
ü KONSEP
PLURALISME AGAMA DALAM AL- QUR'AN
ü Pluralisme: Pengertian,
Macam dan Bentuk-Bentuknya (gramedia.com)
ü PANDANGAN MUI
TERHADAP PLURALISME AGAMA
ü pluralisme
agama menurut nurcholis madjid (1939-2005)
ü 1429_Pluralisme+Agama-2012.pdf
(usd.ac.id)
ü View
of KONSEP PLURALISME AGAMA PERSPEKTIF ISLAM DAN HINDU (iahntp.ac.id)
ü PLURALISME
AGAMA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN
ü Pluralisme
agama di Amerika (ugm.ac.id)
ü Pluralitas
agama dan kepercayaan di Indonesia
ü (PDF)
PLURALISME AGAMA DALAM KONTEKS KEISLAMAN DI INDONESIA (researchgate.net)
ü 5
Contoh Pluralisme Agama yang Terjadi di Lingkungan Sekitar | kumparan.com
ü Diskursus
Pluralisme Agama di Indonesie.pdf (uinsi.ac.id)
ü PLURALISME
AGAMA DAN TOLERANSI DALAM ISLAM
ü View
of Pluralisme Beragama Dalam Bingkai Kebhinekaan (iahntp.ac.id)
ü PLURALISME SEBAGAI
KENISCAYAAN
ü Urgensi
Pluralisme Menurut Enam Agama Resmi di Indonesia | Shofwan | FIKRAH
(iainkudus.ac.id)
[2] Beberapa
artikel tentang “Liberalisme” silakan klik link di bawah ini :
ü Liberalisme - Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
ü Liberalisme
Adalah Paham Kebebasan sebagai Hak Individu, Apa Ciri-cirinya? (detik.com)
ü Liberalisme
adalah Ideologi Politik: Sejarah, Ciri, dan Contoh (sampoernaacademy.sch.id)
ü Pengertian Liberalisme:
Filosofi, dan Sejarah Awal Ideologi Liberalisme - Gramedia Literasi
ü 562397-liberalisme-john-locke-dan-pengaruhnya-d-dc795760.pdf
(neliti.com)
ü Liberalisme
dan Peran Negara dalam Pandangan John Locke (binus.ac.id)
ü Ideologi
Liberalisme: Pengertian, Latar Belakang, dan Dampak Halaman all - Kompas.com
ü Liberalisme
Adalah Paham Kebebasan sebagai Hak Individu, Apa Ciri-cirinya? (detik.com)
ü View of
LIBERALISME JOHN LOCKE DAN PENGARUHNYA DALAM TATANAN KEHIDUPAN (ipts.ac.id)
ü Liberalisme
dan Komunitarianisme
ü Liberalisme,
Suatu Paham Menuju Kebebasan dan Pandangan Tentang Islam (umsida.ac.id)
ü Liberalisme
di Indonesia (kompas.com)
ü Pendidikan
dan Faham Liberalisme
ü Etika
Mahasiswa dan Ideologi Liberalisme
ü Liberalisme
dan Rasionalitas sebagai Basis Rule of Law
ü LIBERALISME
DALAM PEMIKIRAN ISLAM
ü Liberalisme sosial -
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
ü Badan
Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Semarang (semarangkota.go.id)
ü Ideologi
Liberalisme: Sejarah, Ciri-Ciri dan Contoh Penerapannya (tirto.id)
ü Pertemuan+5+dan+6+(+Masa+Liberalisme).pdf
(uny.ac.id)
ü Liberalisme-Klasik-Complete-Indonesian.pdf
(iea.org.uk)
ü Liberal
adalah Ideologi Kebebasan, Berikut Sejarah, Ciri, dan Negara Penganutnya - Hot
Liputan6.com
ü Pengertian
Liberalisme, Ciri, dan Nilai-nilainya | kumparan.com
ü Ujung
Sejarah Liberalisme - Marginalia - majalah.tempo.co
ü liberalisme - Wikikamus
bahasa Indonesia (wiktionary.org)
ü Pengaruh
Paham Liberalisme dan Neoliberalisme
ü Liberalisme
Indonesia: pergumulan Islam, negara dan kebebasan
ü Urgensi
Pluralisme Menurut Enam Agama Resmi di Indonesia | Shofwan | FIKRAH
(iainkudus.ac.id)
ü IDEOLOGI
LIBERALISME SEBAGAI DASAR KONSEP
ü Kumpulan Artikel Terbaru
liberalisme - Kompasiana.com
ü Liberalisme
dan Sosialisme di Indonesia | Sejarah Kelas 11 (ruangguru.com)
ü Liberalisme
Adalah Paham Berdasar Kebebasan, Berikut Pengertian dan Ciri-Ciri - Hot
Liputan6.com
ü Perkembangan
Islam Liberal di Indonesia (kemenag.go.id)
ü Global
Governance (unbara).pdf (unila.ac.id)
ü Sejarah
Lahirnya Liberalisme dan Contoh Penerapannya | kumparan.com
ü Parlementaria
Terkini - Dewan Perwakilan Rakyat (dpr.go.id)
ü MUI
- Majelis Ulama Indonesia - MUI - Majelis Ulama Indonesia
ü View
of Corak Pemikiran Pengusung Liberalisme di Indonesia (kopertais14.or.id)
ü Liberalisme
dan Fundamentalisme (ugm.ac.id)
ü PENDIDIKAN
LIBERALISME DALAM TINJAUAN FILSAFAT
ü Publikasi
: Liberalisme Klasik: Perkenalan Singkat (freiheit.org)
ü (99+)
MEMBONGKAR KEDOK LIBERALISME ISLAM DI INDONESIA | syafieh syafieh -
Academia.edu
ü (99+)
BUKU BAHAYA LIBERALISASI ISLAM | Ferli Rismawan - Academia.edu
ü
(99+)
FATWA HUKUM ISLAM LIBERAL | Jafar Shodiq - Academia.edu
[3] Beberapa artikel tentang “Sekuralisme”
silakan klik link di bawah ini :
ü Memikirkan Kembali Arti
Sekularisme – Character Building (binus.ac.id)
ü Sekularisme - Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
ü Sekularisme Adalah: Definisi, Problematika, dan
Contohnya di Indonesia (gramedia.com)
ü Pengertian Sekularisme, Asal
Usul, Jenis, dan Contohnya yang Perlu Diketahui - Hot Liputan6.com
ü Sekularisme Adalah:
Pengertian, Sejarah, dan Permasalahan - BAMS (jambiprov.go.id)
ü Sekularisme: Ajaran Dan
Pengaruhnya Dalam Dunia Pendidikan
ü SEKULARISASI
DAN SEKULARISME AGAMA - jurnal uin sgd
ü Sekularisme dalam Konstitusi
Beberapa Negara | Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (mkri.id)
ü Islam dan sekularisme -
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
ü BRIN - Mengkritisi Makna
Sekularisme dari Berbagai Disiplin Ilmu
ü Masalah Sekularisme dan
Dampaknya dalam Hubungan Mayoritas-Minoritas – CRCS UGM
ü Sekularisme dalam perspektif
agama Kristen – Character Building (binus.ac.id)
ü ASAL-USUL
PEMIKIRAN TENTANG SEKULARISME DI
ü Sekularisme adalah Paham yang
Memisahkan Agama dan Pemerintahan, Kenali Jenisnya - Hot Liputan6.com
ü View of SEKULARISME
(iaipd-nganjuk.ac.id)
ü Sekularisme dan Deprivatisasi
Agama di Era Kontemporer
ü Sekularisme: Pengertian,
Prinsip Dasar, dan Jenis-jenisnya | kumparan.com
ü Islam dan
Sekularisme dalam Al-Qur'an Adhelia
ü (PDF) FENOMENA SEKULARISME
(researchgate.net)
ü Berita Harian Sekularisme Terbaru Hari Ini -
Kompas.com
ü Sekularisme Adalah Ideologi,
Berikut Pengertian Lengkapnya - Nasional Katadata.co.id
ü Sekularisme, Trauma Masa Lalu
Bangsa Eropa - Jurnalposmedia
ü Sekularisme
sebagai tantangan pendidikan Islam
ü kebudayaan sekularisme dan
kehidupan beragama
ü Menciptakan masyarakat
inklusif tidak berarti menumbuhkan sekularisme - ANTARA News
ü Benarkah AS Negara
Sekularisme? (detik.com)
ü Neo-Sekularisme
dalam Pemikiran Abdullahi Ahmed an-
ü PUSAD Paramadina | Sekularisme
Ramah Agama (paramadina-pusad.or.id)
ü View of Sekularisme Dalam
Pendidikan Dan Politik Di Indonesia (universitaspahlawan.ac.id)
ü View of Sekularisme sebagai
tantangan pendidikan Islam kontemporer (uika-bogor.ac.id)
ü Apa Itu Sekulerisme ? |
Almanhaj
ü PBNU: Agama Bisa Redam Ide
Sekularisme Global
ü Beda Sekularisme dan
Sekularisasi Menurut Nurcholis Madjid | Republika Online
ü Melihat Praktik Sekularisme di
Turki dan Indonesia (hukumonline.com)
ü Tampilan Agama dan Sekularisme
Di Indonesia (Hybriditas dan Komoditas Agama) (stkyakobus.ac.id)
ü Sampel Buku Islam dan
Sekularisme.pdf (unikom.ac.id)
ü TINJAUAN UMUM SEKULARISME DI
TURKI
ü Menelisik Sekularisme
Mempengaruhi Agama dalam Kehidupan Publik Prancis (sindonews.com)
ü Banyak Umat Terseret Arus
Sekularisme, Kehidupan Dunia Pun Kering Makna - Muhammadiyah
ü 01-SEKULARISME-lukman.pdf -
Google Drive
ü 3 Contoh Sekularisme dalam
Kehidupan Sehari-hari beserta Ciri-cirinya – Blog Mamikos
ü ISLAM DAN
SEKULARISME DALAM AL-QUR'AN
ü Argumen Islam untuk
sekularisme - Budhy Munawar-Rachman - Google Books
ü Sekularisme, liberalisme, dan
pluralisme - Budhy Munawar Rachman - Google Books
ü 6 Cara Mengatasi Sekularisme
dalam Kehidupan Masyarakat | kumparan.com
ü Sekularisme di Dunia Islam |
Republika Online
ü UPAYA REKONSTRUKSI
SEKULARISASI
ü Islam dan sekularisme
(stekom.ac.id)
ü Refleksi atas Sekularisme
Prancis (detik.com)
ü Sekularisme Ataturk:
“Madaniyah” atau “Lā Dῑniyah”?
ü (PDF) SEKULARISME
(researchgate.net)
ü Sekularisme dan Identitas
Muslim Eropa | Mudzakkir | Jurnal Kajian Wilayah (lipi.go.id)
ü Yenny Wahid: Sekularisme Tak Bisa Diterapkan di Indonesia (nu.or.id)