وَمَنْ أَحْسَنُ
قَوْلًا مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ
الْمُسْلِمِينَ ﴿فصلت: ٣٣﴾
Artinya ;
Siapakah yang lebih baik
perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan kebajikan, dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang muslim (yang berserah diri)?” (41: 33)
Ayat
ini mencela orang-orang yang mengatakan yang bukan-bukan tentang Al-Qur'an.
Al-Qur'an mempertanyakan: perkataan manakah yang lebih baik daripada Al-Qur'an,
siapakah yang lebih baik perkataannya dari orang yang menyeru manusia agar taat
kepada Allah. Ibnu Sirin, as-Suddi, Ibnu Zaid, dan al-hasan berpendapat bahwa
orang yang paling baik perkataannya itu ialah Rasulullah saw. Apabila membaca
ayat ini, al-hasan berkata bahwa yang dimaksud adalah Rasulullah, ia adalah
kecintaan dan wali Allah. Ia adalah yang disucikan Allah dan merupakan
pilihan-Nya. Ia adalah penduduk bumi yang paling cinta kepada Allah. Allah
memperkenankan seruannya dan ia menyeru manusia agar mengikuti seruan itu.
Sebagian ulama lain berpendapat bahwa ayat ini maksudnya umum, yaitu semua
orang yang menyeru orang lain untuk menaati Allah. Rasulullah termasuk orang
yang paling baik perkataannya, karena beliau menyeru manusia kepada agama
Allah. Ayat ini menerangkan bahwa seseorang dikatakan paling baik apabila perkataannya mengandung tiga perkara, yaitu: 1. Seruan pada orang lain untuk mengikuti agama tauhid,
mengesakan Allah dan taat kepada-Nya. 2.
Ajakan untuk beramal saleh, taat melaksanakan perintah-perintah Allah dan
menghentikan larangan-Nya. 3. Menjadikan Islam sebagai
agama dan memurnikan ketaatan hanya kepada Allah saja. Dengan menerangkan
perkataan yang paling baik itu, seakan-akan Allah menegaskan kepada Rasulullah
bahwa tugas yang diberikan kepada beliau itu adalah tugas yang paling mulia.
Oleh karena itu, beliau diminta untuk tetap melaksanakan dakwah, dan sabar
dalam menghadapi kesukaran-kesukaran dan rintangan-rintangan yang dilakukan
orang-orang kafir. Dari ayat ini dipahami bahwa sesuatu yang paling utama
dikerjakan oleh seorang muslim ialah memperbaiki diri lebih dahulu, dengan
memperkuat iman di dada, menaati segala perintah Allah, dan menghentikan segala
larangan-Nya. Setelah diri diperbaiki, serulah orang lain mengikuti agama
Allah. Orang yang bersih jiwanya, kuat imannya, dan selalu mengerjakan amal
yang saleh, ajakannya lebih diperhatikan orang, karena ia menyeru orang lain
dengan keyakinan yang kuat dan dengan suara yang mantap, tidak ragu-ragu.
Setelah
ayat-ayat yang lalu menjelaskan penghargaan kepada orang-orang yang istikamah
dengan kedatangan malaikat yang membantu mereka, maka ayat-ayat berikut
memberikan pujian terhadap orang yang menyeru ke jalan Allah. Dan siapakah yang
lebih baik perkataannya di antara manusia, daripada orang yang menyeru kepada
Allah agar manusia tidak melakukan kemusyrikan, dan selalu gemar mengerjakan
kebajikan dan berkata dengan penuh keyakinan, “Sungguh, aku termasuk ke dalam
kelompok orang-orang muslim yang berserah diri?”
v
Surat Fussilat
Ayat 33 Arab, Latin, Terjemah dan Tafsir | Baca di TafsirWeb
Politik
Identitas Menuju Pemilu Presiden
Salam dari Jogja …
Politik
identitas dalam pandangan penulis sebagai profesor yang menekuni ilmu
sosiologi dan komunikasi melihat bahwa politik identitas dalam perspektif
sosiologi akan terus hadir dalam narasi politik Indonesia menuju pemilihan
presiden 2024. Kenapa ? Karena kondisi mental dan karakter masyarakat Indonesia
belum terlepas dari sentimen primordialisme dan sektarianisme yang masih kuat
mengakar dalam budaya masyarakat Indonesia sekalipun sudah hidup di era
demokratisasi terbuka dan era digitalisasi modern.
Istilah
politik identitas sudah lama dikontruksi sebagai narasi politik oleh
kolompok elit politik tertentu di Indonesia sebagai wacana instrumen
untuk menggambarkan rasa kebencian dan ketakutan kalah pada pihak
lawan politiknya agar bisa menurunkan citra dan menyudutkan pigur tertentu yang
biasanya dinilai kuat dan berpotensi menang, bisa mengalahkan lawan lainnya
sehingga perlu disudutkan dengan narasi tidak nasionalis dan intoleran.
Sebenarnya
semua kerja kerja politik di Indonesia tidak lepas dari politik identitas,
sebab politik selalu membutuhkan instrumen atau kendaraan media untuk
menyatakan diri lewat identitas seperti agama, suku, ras, kelompok,
identitas budaya, faham idiologi, organisasi dan komunitas primordial lainnya.
Maka kalau pengertian politik identitas ini kita sepakati maka semua elit
politik Indonesia dan pekerja politik masuk kategori penguna politik
identitas.
Ketika
kelompok PKI menyatakan diri ikut dalam arena politik Indonesia maka
sesungguhnya itu juga masuk kategori politik identitas, karena gerakan
politiknya mengajak kelompoknya untuk bersatu dalam identitas faham komunis
atau yang sehaluan dengan pemikiran sosialis untuk memilih sesama anggotanya,
begitu juga ketika ormas Islam dan partai Islam mengkampayekan pentingnya
menyatukan pilihan politik umat Islam kepada tokoh elit Islam maka itu
juga politik identitas, yang sering dilabelkan memakai politik identitas,
walaupun banyak ulama setuju dengan politik identitas yang
menawarkan doktrin dan idiologi Islam sebagai alat perjuangan pemersatu umat
dan bangsa sebab umat Islam Indonesia paling besar sahamnya dalam kemerdekaan
Indonesia.
Politik
identitas selalu dilabelkan pada tokoh tokoh Islam pada hal agama lain juga
melakukan hal yang sama, bahkan politik kesukuan itu juga politik identitas
misalnya isu harus orang Jawa, harus orang Sumatra , harus orang Sulawesi dan
seterusnya, itu semua adalah bagian dari politik identitas yang etnisitas
primordialisme.
Isu politik
identitas sengaja di tiupkan terus oleh kelompok tertentu yang ketakutan kalah
dan tidak senang Islam bersatu, inilah politik adu domba antar umat yang tidak
produktif dan merusak semangat demokrasi.
Munculnya
isu politik identitas itu juga tidak lepas dari upaya untuk mengkreditkan
kelompok Islam tertentu, karena isu politik identitas dinilai sangat ampuh
untuk melumpuhkan rival politik, upaya elit politik tertentu debhan motif niat
jahat untuk membongsai popularitas dan ke terpilih tokoh kandidat lawan tanding
yang di nilai sangat kuat dan mendapat simpati masyarakat luas terutama pemilih
terbesar umat Islam. Wassalam.
Sumber :
Politik Identitas
Menuju Pemilu Presiden. - UIN Alauddin Makassar (uin-alauddin.ac.id)
Lahirnya Politik Identitas Menjelang Pemilu 2024
Pemilu
memang baru akan diselenggarakan pada tahun 2024. Hajatan demokrasi yang
berlangsung selama lima tahun sekali ini selalu mendapatkan perhatian
masyarakat luas, termasuk adanya polemik isu penggunaan politik identitas yang
sudah mulai muncul dan diperbincangkan.
Melihat Pemilu sebelumnya yang diselenggarakan pada tahun
2019, terdapat banyak pelajaran yang dapat dipetik dalam kontesasi pemilu ini.
Salah satunya masih maraknya penggunaan politik identitas oleh para kontestan
untuk dapat meningkatkan elektabilitas serta popularitas mereka. Kerap kali
politik identitas digunakan secara berlebihan oleh peserta pemilu, hal ini
mengakibatkan munculnya polarisasi di dalam masyarakat dan menimbulkan perasaan
eksklusif antara kelompok satu dengan lainnya berdasarkan pada etnis atau
kepercayaan. Adanya praktik ini di dalam pemilu tentu dapat meningkatkan rasa
intoleransi dan berpotensi terjadinya disintegrasi sosial masyarakat (Prasetia,
2019).
Politik identitas sendiri menurut Clarissa Rile Hayward
merupakan politik di mana seseorang ikut serta terlibat dalam mobilisasi yang
sama berdasarkan pengalaman, masalah politik, dan tujuan mereka dalam kebaikan
kelompok mereka menurut mereka. Menurut Combahee River Collective yang
merupakan kelompok feminis kulit hitam, politik identitas adalah politik yang
secara konseptual berbeda, yaitu politik liberal yang diselenggarakan atas
dasar kepenting individu atau preferensinya. (Hayward & Watson).
Kenapa marak munculnya penggunaan politik identitas di
dalam Pemilu?
Penggunaan politik identitas dalam menarik suara
masyarakat terbukti cukup efektif. Politik identitas memiliki peran yang besar
dalam kampanye pilpres 2019. Bahkan, dapat dikatakan bahwa data dan fakta
dinilai tidak banyak meningkatkan suara electoral.
Politik identitas kerap kali digunakan sebagai senjata dalam memenangkan suara
masyarakat.
Adanya politik identidas dalam pemilu terbukti melahirkan
polarisasi yang tajam (Ardipandanto, 2020). Exit Poll Indikator Politik terhadap
2.975 responden yang memberikan hak pilihnya pada tahun 2019 memberikan
gambaran terpecahnya masyarakat di Indonesia. Indikator menemukan bahwa
kelompok muslim tradisionalis dan nonmuslim cenderung memilih Joko Widodo dan
Ma’ruf Amin, sedangkan muslim modernis cenderung memilih Prabowo Subianto dan
Sandiaga Uno. Pemilih nonmuslim yang memilih Jokowi dan Ma’aruf Amin naik naik
15 persen menjadi 97 persen dibandingkan pada tahun 2014. Demikian juga dengan
pemilih yang dekat dengan NU memilih Jokowi-Ma’ruf. Pada Pilpres 2019, 56
persen warga Nahdiyin mengaku memilih Jokowi-Ma’ruf, naik 12 persen
dibandingkan pemilu pada tahun 2014.
Sebaliknya, Prabowo-Sandiaga menang telak di kalangan warga
Muhammadiyah, Persis, dan ormas-ormas modernis lainnya. Dikarenakan oleh
politik identitas ini pemilih sudah memutuskan pilihannya jauh sebelum masa
kampanye terbuka dimulai (Ristianto, 2019). Hal ini tentu membuktikan bahwa
penggunaan politik identitas masih menjadi cara yang efektif bagi para
kontestan pemilu dalam menarik suara masyarakat.
Menurut Pengamat Politik Universitas Paramadina Ahmad
Khoirul Umam pada acara diskusi Paramadina Democracy
Forum (PDF) Seri ke-3, mengatakan jika ada momentum maka politik
identitas masih besar kemungkinannya akan dipakai dalam kontesasi Pemilu tahun
2024. Hal ini dikarenakan politik identitas dinilai memiliki biaya yang murah
dan efektif dalam memobilisasi massa. Meski begitu, terkait Pemilihan Presiden
atau Pilpres 2024, Umam memprediksi politik identitas tidak lagi menguat
apabila dibandingkan dengan Pilpres 2019. Umam berpendapat dengan adanya
koalisi yang dilakukan oleh Prabowo Subianto dengan Joko Widodo dapat
mengurangi dukungan dari kelompok kanan/konservatif terhadap Prabowo sehingga
penggunaan politik identitas pada pemilu 2024 dinilai akan menurun (Mawangi,
2022).
Hal ini juga selaras dengan apa yang disampaikan oleh
ketua umum Partai Golkar Airlangga Hartanto yang meminta organisasi
kemasyarakatan untuk tidak lagi memanfaatkan politik identitas menjelang pemilu
tahun 2024. Airlangga Hartanto menilai penggunaan politik identitas untuk
mendapatkan dukungan masyarakat merupakan sikap yang dapat memecah belah
persatuan bangsa (Savitri, 2022).
Walaupun penggunaan politik identitas menjelang pemilu
2024 dinilai menurun, namun kita harus tetap waspada terhadap praktik politik
identitas. Diperlukan juga antisipasi yang dapat memanfaatkan peran dari
masyarakat luas untuk dapat mengambil bagian untuk dapat mencegah politik
identitas yang dapat memecah belah bangsa sehingga politik identitas dalam
pemilu sebelumnya tidak akan terulang kembali.
Sumber : Lahirnya Politik
Identitas Menjelang Pemilu 2024 | kumparan.com
Politik Identitas Dalam Pandangan
Islam
Dalil-dalil dalam keberadaan pemahaman
identitas dalam Islam. Setiap masalah atau hal yang disandarkan kepada Islam
harus ada dalil yang mendasari dan menaunginya dalam istilah politik identitas
ini.
Keberadaan Identitas dalam ayat alquran ditemukan pada
ayat 100 dan 117 surat At-Taubah serta ayat 13 Surah Al-Hujurat.
Dan orang-orang yang
terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang Muhajirin
dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti Mereka dengan baik, Allah ridha kepada
mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” (QS: At-Taubah 100)
Sungguh, Allah telah menerima tobat Nabi, orang-orang
Muhajirin dan orang-orang Ansar, yang mengikuti Nabi pada masa-masa sulit,
setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima
tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada mereka,(Qs At-Taubah 117)
“Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal”.(Al-Hujurat 13).
Sejumlah ayat ayat
Al-Qur’an menjelaskan pentingnya wajib berpegang teguh pada identitas Islam dan
melarang mengabaikan perintah ini, seperti surat Al Baqarah ayat 104 - 145 menganjurkan mengambil identitas,metode,
petunjuk, sasaran,prinsip, dan nilai-nilai serta melarang meninggalkan nila
identitas, metode-metode itu baik berkenaan dengan Aqidah, Syariah maupun etika
dan akhlak yang harus dibiasakan.
Dalam beberapa hadis
disebut bahwa ada golongan musyrikin,munafiqin, fasiqun, ashabu suffah, ahlil
badri, baitur ridwan, baiatul aqabah, juga Muhajirin dan Anshar. ini semua
adalah komunitas-komunitas yang diseru, dan itu menunjukkan identitas mereka
dan sifat-sifat aqidah atau perjuangan mereka.
Menurut Fahrur Roziy
dalam tafsirnya berkata bahwa yang dimaksud kaum Muhajirin dan Anshar adalah
seperti ungkapan Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu:“Mereka adalah orang-orang yang
shalat menghadap dua kiblat dan menyaksikan perang Badar. Al-Sya’by berkata
mereka yang ikut dalam sumpah bai’atur ridhwan. Yang benar adalah bahwa mereka
adalah pelopor dalam hijrah dan kemenangan.
Fakhru Roziy berkata :Allah
berfirman: “Dan Kami jadikan kalian
bersuku-suku dan berbangsa-bangsa”. (QS:
Al-Hujurat : 17)
Ada dua aspek di dalamnya : Pertama adalah dijadikan
orang-orang yang berbeda-beda. Yang kedua, dijadikan persatuan
antara suku-suku Arab dan antara turunan-turunan Bani Israel.
Identitas keislaman
dalam perspektif Fiqhi umumnya adalah gabungan dari komponen:Hukum Islam yang
merupakan realitas ibadah, perilaku, moral, transaksi,dan hubungan saling
bergantung.Esensi karakter Hukum Islam menurut Ibnu Abidin, Ibnu Rusyd, Ibnu
Al-Qayyim dan lainnya mereka mengatakan: “ Sendi sendi syariah yang tak boleh
dihancurkan adalah tujuan syariah dan keyakinan syariah, hal itu
dipertimbangkan dalam menjalankan amal ibadah”, tujuan dan keyakinan syariah
ini yang mengontrol halal dan haramnya sesuatu, Esensi Hukum Islam selalu
terintegrasi dengan kondisi territorial dan era umat itu berada dan hidup.
Secara kajian fiqih,
salah satu cara Rasul saw menata perjuangan dan front-front pertempuran adalah
membagi kelompok Berdasarkan syiar-syiar tertentu dan ini disebut dengan Syiar
Identitas, contohnya :dalam Riwayat Urwah Bin Zubair RA, dari ayahnya Zubair,
bahwa Nabi saw menjadikan kaum Muhajirin dengan Syiar Identitas mereka itu Bani
Abdurrahman. Sedangkan Syiar Identitas orang-orang Anshar dibagi dua yaitu
Syiar Suku Khazraj dengan nama Syiar Bani Abdullah dan Suku Aus Syiar Bani
Ubaidillah. Sementara pasukan altileri kaum Anshar dinamakan Khailullah yang
artinya kuda perang Allah.
Dalam kajian akidah
Islam justru identitas ini sangat mengemuka dimana terjadi perdebatan
berabad-abad hanya untuk menentukan keabsahan keimanan komunitas-komunitas yang
berkeyakinan tertentu dan menamakan diri mereka Mu’tazilah, Ahlussunnah Wal
Jamaah, lalu dalam skop lebih kecil disebut Al-Asy’ariyah dan Al-Maturidiyah.
Adalagi golongan lain yang disebut: Al-Murjiah, Al Qadariah, Al Jabariyah.
Dakwah bil hal terhadap
pemahaman politik identitas Islam dengan cara memperjuangkan aspirasi umat
melalui aturan yang sejalan,mendukung perilaku keadilan dan pemerataan
kebijakan tampa takut kehilangan identitas dan selalu mendialogkan dengan pihak
pemangku wewenang tentang pentingnya menyiarkan agama dalam berbagai bidang.
Sumber :
Goresan Pagi:
Politik Identitas Dalam Pandangan Islam – Majelis Ulama Indonesia (mui.or.id)
REFERENSI
TAMBAHAN
v Politik - Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
v Apa Itu Politik?
Berikut Pengertian, Tujuan, dan Contoh Perilakunya (detik.com)
v Miriam_Budiardjo_Dasar-Dasar_Ilmu_Politikz-lib.org_.pdf
(umj.ac.id)
v Pengertian
Politik - E-JURNAL
v Pengertian Politik Menurut
Para Ahli dan Secara Umum [Lengkap] (jurnalponsel.com)
v Portal Publikasi Pemilu dan Pemilihan
(kpu.go.id)
v PENJELASAN ATAS
UNDANG (kemenkeu.go.id)
v Yang Abadi Dalam
Politik Adalah Kepentingan - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (jatengprov.go.id)
v Page 12 -
Perpustakaan Lemhannas RI
v Modul
8 Konsep Dasar Politik
v ARTIKULASI
POLITIK DAN KEPENTINGAN PARTAI POLITIK
v Mengenal Politik
Hukum di Indonesia dan Contohnya (hukumonline.com)
v SIFAT DAN ARTI
ILMU POLITIK (kemenag.go.id)
v Bahaya Politik
Identitas Bagi Keberagaman (bawaslu.go.id)
v Ahmad Basarah
Ingatkan Bahaya Politik Identitas Lahirkan Pembelahan Masyarakat (mpr.go.id)
v Mahfud: Politik
Identitas Bahaya bagi Kehidupan Bangsa dan Negara (detik.com)
v NU-Muhammadiyah
Ingatkan Bahaya Politik Identitas - Kompas.id
v Strategi Mitigasi
Dampak Negatif Politik Identitas
v Wakil Ketua MPR
ingatkan bahaya politik identitas - ANTARA News
v Rektor UII:
Kontestasi politik jangan tonjolkan identitas - ANTARA News
v Anggota DPR sebut
kontestasi politik harus jadi ajang adu program - ANTARA News
v KSP ajak
mahasiswa cegah politik identitas dan adu domba jelang 2024 - ANTARA News
v KSP: Forum
Religion 20 semangat baru perdamaian global - ANTARA News
v Kementerian Agama Republik Indonesia
Kantor Wilayah Provinsi Lampung (kemenag.go.id)
v Tangkal Bahaya
Politik Identitas dengan Penguatan Dialog Lintas Iman - Kompas.id
v Bahaya Politik
Identitas dalam Pemilu, Masyarakat Harus Terlibat Mengawasi - Suaradewata.com
v Agama Bisa
Menciptakan Kedamaian Bahaya, Politik Identitas Bisa Hancurkan Bangsa (rm.id)
v Bahaya Politik
Identitas dalam Pemilu, Masyarakat Harus Terlibat Mengawasi - Suaradewata.com
v Politik Identitas
Ancaman yang Sangat Berbahaya bagi Bangsa - Halaman 1 (beritasatu.com)
v Meneropong
Munculnya Politik Identitas pada Pemilu 2024 - UII
v Lakon Orang-orang
Berbahaya, Satire Tentang Bahaya Politik Identitas - Jawa Pos
v NasDem Ingatkan
Bahaya Politik Identitas (mediaindonesia.com)
v Politik Identitas
Tak Terhindarkan, dan Tak Selalu Buruk – CRCS UGM
v Ancaman Politik
Identitas dalam Pemilu 2019 - Komnas HAM
v Jika Memang
Berkualitas, Orang akan Malu Pakai Politik Identitas | NU Online
v Politik Identitas
Islam di Jawa Barat | NU Online
v Moderasi Beragama
Diperlukan agar Politik Identitas Tidak Muncul | NU Online
v Apa Itu Politik
Identitas? Inilah Bahayanya Kerukunan Masyarakat Indonesia (voi.id)
v Bahaya Politik
Identitas dalam Pemilu, Masyarakat Harus Terlibat Mengawasi - Suara Buruh
v Politik Identitas
Islam dan Pengaruhnya Terhadap Demokrasi di Indonesia
v Identitas dalam
Politik adalah Sah, Belum Tentu Berbahaya bagi Demokrasi - Media Alkhairaat
v Bahaya Politik
Identitas Menurut Imam Prasodjo - Medcom.id
v Politik Identitas
yang Mengancam Demokrasi Indonesia – Kantor Staf Presiden (ksp.go.id)
v Politik
Identitas Di Indonesia: Antara Nasionalisme
v pnlitan-2014-kunto.pdf
(uny.ac.id)
v “MUSLIM TANPA
MASJID” (uin-malang.ac.id)
v Paradigma Islam
dalam Pembangunan Ilmu Integralistik (Buku 2016).pdf (uin-antasari.ac.id)
v SUKRON
AMIN-FAH.pdf (uinjkt.ac.id)
v Politik Identitas
Prespektif Al-Qur’an
v PERBANDINGAN
PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MUHAMMAD NATSIR
v Muhammadiyah
Konsep Wajah Islam Indonesia 95.pdf (iainpare.ac.id)
v KONSEP ELITE
POLITIK.pdf (uinsi.ac.id)
v BUKU POLITIK
IDENTITAS.pdf (metrouniv.ac.id)
v Kebangkitan Politik Identitas Islam
Pada Arena Pemilihan Gubernur Jakarta - CORE Reader
v 1620100001.pdf
(uinsyahada.ac.id)
v Netralitas ASN
dalam Pemilihan Umum Tahun 2024: Pilar Integritas Demokrasi (bawaslu.go.id)
v Pengertian
Politik Dinasti | Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (mkri.id)
v WARNING! Waspada
Politik Identitas Menjelang Pemilu 2024 (bawaslu.go.id)
v View of BUZZER:
POLITIC’S INTEREST AND MASLAHAH (uinmataram.ac.id)
v (99+) Identitas
Politik Umat Islam Kuntowijoyo | azmi al amien - Academia.edu
v (99+) PESANTREN:
SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA | azmi al amien - Academia.edu
v
Identitas Politik
Umat Islam Kuntowijoyo
v POLITIK
IDENTITAS DAN PERILAKU POLITIK KIAI DI KOTA
v Dampak Politik
Identitas terhadap Elektabilitas Calon. Kepala Desa
v Politik
Identitas dan Mitos Pemilih Rasional*
v 125972-ID-politik-identitas-dan-pencitraan-kandida.pdf
(neliti.com)
v Paramadina
Democracy Forum Seri ke-8 - Universitas Paramadina
v pengaruh
politik identitas terhadap kemenangan pemilihan
v Politik Identitas
Menuju Pemilu Presiden. - UIN Alauddin Makassar (uin-alauddin.ac.id)
v FACTSHEET-POLITIK-IDENTITAS.pdf
(ui.ac.id)
v Microsoft Word -
Politik Identitas dan Pemilu 2019_CSIS Election Series.docx
v POLITIK
IDENTITAS DAN REPRESENTASI POLITIK
v Pengamat Nilai
Kadar Politik Identitas di Indonesia Tidak Separah Amerika Serikat (kompas.tv)
v Politik Identitas
Dianggap Sebagai "Winning Template" di Pilpres 2019 (kompas.com)
v POLITIK
IDENTITAS DIBALIK PANGGUNG PILKADES
v Burhanuddin
Muhtadi: Politik Identitas, Intoleransi Meningkat – CONVEY Indonesia
v SENTOLO -
Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilu (kulonprogokab.go.id)
v Survei Indikator
Politik Indonesia: Elektabilitas PDIP Tertinggi, PAN Melejit (beritasatu.com)
v Indikator
Politik: Prabowo Subianto Populer di Kalangan Gen Z (metrotvnews.com)
v Politik Identitas
Picu Hoaks dan Kampanye Hitam - TIMES Indonesia
v Politik
Identitas.pdf (uns.ac.id)
v Anak Muda Bisa
Kenali Rekam Jejak Partai Lewat Fitur Baru Bijak Memilih
(goodnewsfromindonesia.id)
v Survei Indikator
Sebut Mayoritas Publik Ingin Sistem Pemilu Proporsional Terbuka (sindonews.com)
v Sosok HT di Mata
Pendeta, Anak Tuhan yang Perjuangkan Hak Rakyat (sindonews.com)
v 3bc-Politik_identitas_dalam_.pdf
(ukwms.ac.id)
v Maraknya politik
identitas penyumbang penurunan indeks demokrasi - ANTARA News
v front
pembela islam (fpi) sumber kekuatan politik
v Menguatnya
Intoleransi dan Politik Identitas (mediaindonesia.com)
v Download PDF view
of the file Dinamika Sosial Politik.pdf (brin.go.id)
v Meneropong
Munculnya Politik Identitas pada Pemilu 2024 - UII
v
POLITIK IDENTITAS ETNIS
DAN AGAMA PARTAI ACEH. DALAM QANUN BENDERA DAN LAMBANG ACEH
v Kebangkitan Etnis
Menuju Politik Identitas - Dr. Sri Astuti Buchari, M.Si - Google Books
v View of POLITIK
IDENTITAS LOKAL DALAM PROSES DEMOKRASI INDONESIA (unisda.ac.id)
v Kebangkitan
Politik Identitas dalam Proses Demokratisasi
v POLITIK IDENTITAS
ETNIS MANDAR DALAM PEMERINTAHAN
v Vol 2 No 1
(2020): Edisi April | Jurnal Demokrasi dan Politik Lokal (unand.ac.id)
v View of PENGARUH
MEDIA SOSIAL TERHADAP SISTEM POLITIK IDENTITAS (e-journal.id)
v Politik (mediaindonesia.com)
v Waspadai Bahaya
Politik Uang, Induk dari Korupsi - ACLC KPK
v Politik Uang di
Indonesia: Patronase dan Klientelisme Pada Pemilu Legislatif 2014 –
PolGov UGM
v Survei LIPI: Masyarakat Memandang Politik Uang Bagian dari Pemilu, Tidak Dilarang (kompas.com)