Tafsir QS.Al-Anfal Ayat 62-63
APA DAN SIAPAKAH YANG DAPAT MEMPERSATUKAN HATI ORANG MUKMIN ?
وَإِن يُرِيدُوٓا۟ أَن
يَخْدَعُوكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ ٱللَّهُ ۚ هُوَ ٱلَّذِىٓ أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِۦ
وَبِٱلْمُؤْمِنِينَ (الانفال 62)
Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu, maka sesungguhnya
cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan
pertolongan-Nya dan dengan para mu'min,
Sumber:
KEMENAG RI
Bila kaum Yahudi dan kaum
musyrikin hendak
menipu atau hendak mencari kesempatan untuk
menyerang
dengan adanya perdamaian, maka Allah memberikan jaminan kepada Nabi Muhammad
saw bahwa hal itu tidak akan membahayakan kaum Muslimin. Cukuplah Allah
(sebagai pelindung), Allah
senantiasa melindungi Rasul-Nya dan melindungi umat Islam dan akan memberikan kemenangan
kepada mereka bila musuh-musuh itu menyerang kembali. Allah telah memperkuat kedudukan Rasul-Nya dengan
pertolongan yang diberikan-Nya kepada kaum Muslimin di masa-masa yang lalu
seperti yang terjadi pada Perang Badar, di mana kaum Muslimin dalam keadaan
lemah dan sedikit jumlahnya. Mereka dapat mengalahkan kaum musyrikin yang
berlipat ganda dan lengkap per-senjataannya. Allah telah mempersatukan hati kaum
Muslimin sehingga mereka hidup rukun dan damai, cinta mencintai, dan saling
menolong, sehingga mereka merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan, padahal
mereka sebelumnya hidup bersuku-suku dan bermusuhan antara satu golongan dengan
golongan yang lain. Mereka pada mulanya terdiri dari kaum Muslimin yang datang
ke Medinah dan kaum Anshar penduduk Medinah yang menyambut kedatangan kaum
Muslimin itu. Kaum Anshar sendiri dahulunya terpecah-belah terdiri dari suku
Aus dan Khazraj. Antara kedua suku ini senantiasa terjadi permusuhan dan
peperangan. Tetapi dengan
kehendak Allah mereka semuanya menjadi umat yang bersatu di bawah panji-panji
iman, bersedia mengorbankan harta dan jiwa untuk menegakkan kalimah Allah. Ini adalah satu karunia dari
Allah yang tidak ternilai harganya yang tidak dapat dicapai walaupun dengan
mengorbankan semua harta dan kekayaan. Kesatuan hati, kesatuan tekad dan
kesatuan cita-cita dan ideologi adalah hal yang amat penting dan berharga untuk
mencapai satu cita-cita. Inilah karunia Allah yang telah dimiliki oleh kaum
Muslimin pada masa itu. Karena pentingnya karunia itu dan amat tinggi nilainya
Allah mengingatkan mereka agar selalu mengingat Allah dengan firman-Nya: Dan
ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan,
lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi
bersaudara. (Ali 'Imran/3: 103) Maka dengan pertolongan Allah dan persatuan kaum Muslimin serta rasa
cinta, kasih sayang yang terjalin antara sesama mereka, betapa pun kesulitan
dan bagaimana pun besar bahaya yang akan menimpa tentu akan dapat ditanggulangi
dan diatasi.
Allah memperingatkan pula dalam ayat ini bagaimana tingginya nilai persatuan
itu, sehingga bila Nabi Muhammad sendiri menghabiskan semua kekayaan yang ada di
bumi untuk mencapainya pasti dia tidak akan berhasil. Tetapi Allah telah mempersatukan hati
mereka dengan iman yang kuat dan rasa kasih-sayang yang tinggi. Ini adalah satu tanda bahwa
Allah meridai kaum Muslimin dan merestui perjuangan mereka dan mereka tidak
perlu merasa khawatir sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
Sumber: KEMENAG RI
Dan jika mereka, orang-orang
kafir, hendak menipumu dengan bersikap baik dan seolah-olah cenderung kepada
perdamaian, maka sesungguhnya cukuplah Allah menjadi pelindung bagimu. Dialah satu-satu-Nya yang memberikan kekuatan
kepadamu dengan pertolongan-Nya, baik melalui cara yang wajar maupun yang tidak
disadari dan dengan dukungan orang-orang mukmin, yaitu dari kaum Muhajirin dan
Ansar.
وَأَلَّفَ بَيْنَ
قُلُوبِهِمْ ۚ لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًۭا مَّآ أَلَّفْتَ بَيْنَ
قُلُوبِهِمْ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّهُۥ عَزِيزٌ حَكِيمٌۭ (الانفال
63)
dan (Allah) Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang
beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi,
niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah
mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Sumber: KEMENAG RI
Bila kaum Yahudi dan kaum
musyrikin hendak menipu atau hendak mencari kesempatan untuk menyerang dengan
adanya perdamaian, maka Allah memberikan jaminan kepada Nabi Muhammad saw bahwa
hal itu tidak akan membahayakan kaum Muslimin. Cukuplah Allah (sebagai
pelindung), Allah
senantiasa melindungi Rasul-Nya dan melindungi umat Islam dan akan memberikan
kemenangan kepada mereka bila musuh-musuh itu menyerang kembali. Allah telah memperkuat
kedudukan Rasul-Nya dengan pertolongan yang diberikan-Nya kepada kaum Muslimin
di masa-masa yang lalu seperti yang terjadi pada Perang Badar, di mana kaum
Muslimin dalam keadaan lemah dan sedikit jumlahnya. Mereka dapat mengalahkan
kaum musyrikin yang berlipat ganda dan lengkap per-senjataannya. Allah telah
mempersatukan hati kaum Muslimin sehingga mereka hidup rukun dan damai, cinta
mencintai, dan saling menolong, sehingga mereka merupakan satu kesatuan yang
tak terpisahkan, padahal mereka sebelumnya hidup bersuku-suku dan bermusuhan
antara satu golongan dengan golongan yang lain. Mereka pada mulanya terdiri
dari kaum Muslimin yang datang ke Medinah dan kaum Anshar penduduk Medinah yang
menyambut kedatangan kaum Muslimin itu. Kaum Anshar sendiri dahulunya
terpecah-belah terdiri dari suku Aus dan Khazraj. Antara kedua suku ini
senantiasa terjadi permusuhan dan peperangan. Tetapi dengan kehendak Allah
mereka semuanya menjadi umat yang bersatu di bawah panji-panji iman, bersedia
mengorbankan harta dan jiwa untuk menegakkan kalimah Allah. Ini adalah satu
karunia dari Allah yang tidak ternilai harganya yang tidak dapat dicapai
walaupun dengan mengorbankan semua harta dan kekayaan. Kesatuan hati, kesatuan
tekad dan kesatuan cita-cita dan ideologi adalah hal yang amat penting dan
berharga untuk mencapai satu cita-cita. Inilah karunia Allah yang telah
dimiliki oleh kaum Muslimin pada masa itu. Karena pentingnya karunia itu dan
amat tinggi nilainya Allah mengingatkan mereka agar selalu mengingat Allah
dengan firman-Nya: Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan
karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ali 'Imran/3: 103) Maka dengan
pertolongan Allah dan persatuan kaum Muslimin serta rasa cinta, kasih sayang yang
terjalin antara sesama mereka, betapa pun kesulitan dan bagaimana pun besar
bahaya yang akan menimpa tentu akan dapat ditanggulangi dan diatasi. Allah
memperingatkan pula dalam ayat ini bagaimana tingginya nilai persatuan itu,
sehingga bila Nabi Muhammad sendiri menghabiskan semua kekayaan yang ada di
bumi untuk mencapainya pasti dia tidak akan berhasil. Tetapi Allah telah mempersatukan hati
mereka dengan iman yang kuat dan rasa kasih-sayang yang tinggi. Ini adalah satu tanda bahwa
Allah meridai kaum Muslimin dan merestui perjuangan mereka dan mereka tidak
perlu merasa khawatir sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
Dan sebagai bukti dukungan Allah kepada Nabi
Muhammad adalah bahwa Dia yang
mempersatukan hati mereka orang yang beriman, seperti suku Aus dan Khazraj. Bahkan hal itu rasanya mustahil
bisa terwujud, walaupun kamu
menginfakkan semua kekayaan yang berada di bumi, dan meski kamu mengerahkan segala upaya dan
kemampuanmu niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka. Demikian ini, karena mereka telah bermusuhan
dalam rentang waktu yang cukup lama dalam sebuah peperangan yang dikenal dengan
"Perang Bu'as", bahkan itu telah berjalan sampai ratusan tahun. Akan
tetapi, Allah melalui agama Islam telah
mempersatukan hati mereka. Mereka rela
meninggalkan rasa kesukuan yang sudah sedemikian melekat untuk melebur ke dalam
ukhuwwah islamiyyah. Sungguh, Dia Mahaperkasa, sehingga tidak ada seorang pun
yang mampu menandingi-Nya, Mahabijaksana atas segala kebijakan-Nya. Hal ini
menunjukkan bahwa persatuan dan
kesatuan atas dasar cinta dan kasih sayang yang hakiki tidak mungkin terwujud
hanya dengan harta kekayaan, akan tetapi harus didasarkan atas keluhuran budi
dan ketulusan jiwa.
Ø Penjelasan Beberapa Tafsir Lainnya
v
التحرير
والتنوير «تحرير المعنى السديد وتنوير العقل
الجديد من تفسير الكتاب المجيد» (المتوفى : 1393هـ)
v
تفسير
المراغي (المتوفى: 1371هـ)
v
تفسير
الشعراوي – الخواطر (المتوفى: 1418هـ)
v
التفسير
الوسيط للقرآن الكريم
v
التفسير
المنير في العقيدة والشريعة والمنهج
v محاسن التأويل (المتوفى: 1332هـ)