HIDUP ADALAH UJIAN
Jumat, 11 Juni 2010
Minggu, 06 Juni 2010
Dampak Program Akselerasi Terhadap Aspek Perkembangan Sosial dan Emosional Siswa Berbakat Akademik
A. Anak Berbakat Akademik
Siswa berbakat akademik digolongkan sebagai berikut:
1. Siswa memiliki intelegensi superior (IQ=130 ke atas)
2. Prestasi akademik jauh di atas rata-rata kelas. Selalu menjadi juara kelas dan memperlihatkan
kecerdasan luar biasa dalam ilmu-ilmu tertentu
Ciri anak berbakat:
1. Anak berbakat itu terlalu cepat dewasa (precocious). Mereka menguasai pelajaran lebih dahulu
dan lebih cepat daripada teman-temannya
2. Anak berbakat akan maju sesuai dengan iramanya sendiri, melakukan pertemuan-pertemuan
sendiri dan dapat mencari penyelesaian suatu permasalahan secara naluriah tanpa melalui
sederetan langkah-langkah pemikiran yang linear.
3. Anak berbakat didorong oleh keinginan yang sangat kuat dalam bidang atau dominan di mana
mereka mempunyai kemampuan yang tinggi seperti matematika. Anak berbakat adalah anak yang
secara global menguasai mata pelajaran dan bahkan berhasil menyelesaikan pendidikan di
Perguruan Tinggi pada Usia yang sangat muda.
B. Dampak Keberbakatan Dalam Kehidupan Sosial dan Emosional Anak.
Berbeda dengan anggapan dahulu, ternyata anak-anak berbakat juga lebih rentan terhadap faktorfaktor
sosial dan emosional.
Anak berbakat adalah anak yang bahagia, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan tidak
membutuhkan perhatian khusus. Hal ini menumbuhkan mitos bahwa anak berbakat mudah
menyesuaikan diri dan mudah diajar tetap bertahan, menurut Mihali bahwa anak-anak dengan
kemampuan tinggi yang luar biasa di sembarang domain, tidak hanya secara akademis, tetapi juga di
bidang seni rupa, musik, bahkan atlektik, secara sosial tidak padu, dan sebagainya.
Anak-anak ini cenderung “ngotot”, berpikir bebas, dan introver. Mereka lebih banyak menyediri dan
meskipun memperoleh energi dan kesenangan dari kehidupan mental yang menyendiri itu, mereka
juga mengungkapkan bahwa mereka merasa kesepian.
Sekitar 20-25 % dari anak-anak yang sangat berbakat mengalami masalah-masalah sosial dan
emosional, yaitu dua kali lebih besar dri nagka normal.
C. Dampak Akselerasi pada Anak Berbakat Akademik
Anak dengan kemampuan dan kecerdasan luar biasa, merupakan suatu keinginan yang realistik
karena kebutuhan pelayanan pendidikan anak yang berbakat yaitu dibentuk layanan istimewa yang
berbeda dari sekolah yang umum, diberikan pengayaan akselerasi dalam bentuk menempatkan anak
pada kelas yang lebih tinggi sesuai dengan tingkat keberhasilan anak.
Memberikan pelayanan kepada anak berbakat yang secara sosial terisolasi dan bosan bersekolah
bukanlah hal yang mudah.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan akselerasi bagi anak berbakat akademik adalah
memenuhi kebutuhan akan tugas-tugas yang penuh tantangan dalam bidang keberbakatan dan
adanya persahabatan diantara teman sejawat yang memiliki kemampuan yang sama. Kita bukan hanya
memerlukan anak bangsa yang panai, melainkan juga anak bangsa yang seimbang dalam kehidupan
emosi dan sosial.
This entry was posted on Monday, May 10th, 2010 at 9:37 pm and is filed under Uncategorized. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
Program Percepatan Belajar Bagi Anak Berbakat Intelektual Ditinjau Dari Sisi Psikologis
Program Percepatan Belajar Bagi Anak Berbakat Intelektual Ditinjau Dari Sisi Psikologis
A. Pendahuluan
Secara konseptual pengertian acceleration suatu kemajuan yang diperoleh dalam program pengajaran,
pada waktu yang lebih cepat atau usia yang lebih muda daripada yang konvensional.
Beberapa intervensi pengajaran yang kemungkinan tepat dengan definisi akselerasi, sebagai berikut:
1. Early Entrance
Siswa masuk sekolah dalam usia yang lebih mudah dari persyaratan yang telah ditentukan.
2. Grade Skipping
Siswa dipromosikan ke kelas yang lebih tinggi dari penempatan kelas yang normal pada akhir
tahun pelajaran.
3. Continous Progress
Siswa diberi materi pelajaran yang sesuai dengan prestasi yang mampu dicapainya.
4. Self Based Instruction
Siswa diperkenalkan pada materi pelajaran untuk kemajuan dirinya.
5. Subject Matter Acceleration
Siswa ditempatkan dalam kelas yang lebih tinggi, khusus untuk mata pelajaran tertentu.
6. Curriculum Compacting
Siswa melaju pesat dengan kurikulum yang dirancang dengan mengurangi sejumlah aktivitas.
7. Telescoping Curriculum
Siswa menggunakan waktu yang kurang dari biasanya dengan menyelesaikan studi.
8. Mentorship
Siswa diperkenalkan pada seorang mentor berpengalaman dan mahir.
9. Extra Curricular Programme
Siswa mengikuti kegiatan khusus dengan instruksi tingkat mahir.
10. Concurrent Enrollment
Siswa mengambil kursus untuk tingkat tertentu atau yang lebih tinggi.
11. Advanced Placedment
Siswa mengambil kursus di sekolah menengah dan mengambil ujian untuk dapat kredit.
12. Credit By Examination
Siswa memperoleh kredit atas keberhasilannya menyelesaikan tes.
13. Correspondence Courses
Siswa mengambil kursus tingkat SMA atau Perguruan Tinggi secara tertulis, baik melalui Pos atau
Video.
Dalam program percepatan belajar untuk SD, SMP, dan SMA yang dicanangkan oleh pemerintah
pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan sebagai salah satu bentuk pelayanan pendidikan yang
diberikan bagi siswa dengan kecerdasan dan kemampuan luar biasa untuk dapat menyelesaikan
pendidikan lebih awal dari waktu yang telah ditentukan.
B. Anak Berbakat Intelektual
Definisi anak berbakat untuk Program Percepatan Belajar ini tidak sama dengan definisi anak
berbakat yang telah dikenal selama ini di Indonesia. Definisi yang ada diadopsi dari definisi
keberbakatan United States Of fice of Education (1992) yang berbunyi sebagai berikut.
Anak berbakat adalah mereka yang diidentifikasikan oleh orangorang yang berkualifikasi profesional
memiliki kemampuan luar biasa dan mampu berprestasi tinggi. Anak-anak ini membutuhkan
program pendidikan yang terdiferensiasi dan atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah
reguler agar dapat merealisasikan kontribusi dirinya ataupun masayrakat.
Definisi anak berbakat dalam Program Percepatan Belajar mempersyaratkan adanya peserta didik
yang telah mencapai prestasi yang memuaskan, sedangkan definisi anak berbakat yang telah dikenal
selama ini di Indonesia hanya mempersyaratkan mampu berprestasi tinggi. Kedua hal ini memiliki
makna yang berbeda. kata prestasi dalam definisi yang pertama telah teraktualisasikan, sedangkan
kata prestasi dalam definisi ayng kedua masih dalam bentuk potensi.
Dengan demikian, sesuai definisi anak berbakat Program Percepatan Belajar, anak berbakat yang
tidak menunjukkan prestasi (underachiever) tidak dapat direkomendasikan oleh psikolog ke dalam
program percepatan belajar inimengacu pada pendekatan uni dimensional dan multi dimensional.
Calon akseleran memiliki skor IQ 140, mereka dapat langsung direkomendasikan oleh psikolog
sebagai calon akseleran tanpa melihat faktor lain, ini dikenal dengan julukan extreme Gifred atau
First Order.
Sebaliknya, ika calon akseleran memiliki kecerdasan umum di bawah skor IQ 140 (tetapi tidak kurang
dari skor IQ 125), mereka masih perlu memiliki persyaratan tambahan, yaitu kreativitas yang
memadai dan pengikatan diri terhadap tugas yang tergolong baik.
C. Kekuatan dan Kelemahan Akselerasi
Kekuatan dalam menyelenggarakan program percepatan belajar antara lain:
1. Meningkatkan efesiensi belajar
2. Meningkatkan efektivitas belajar
3. Merupakan pengakuan atas prestasi yang dimiliki
4. Meningkatkan waktu untuk meniti karier
5. Meningkatkan produktivitas
6. Meningkatkan pilihan eksplorasi dalam pendidikan
7. Mengenalkan siswa dalam kelompok teman baru.
Kelemahan Akselerasi:
1. Bidang Akademis
a. Bahan ajar yang diberikan terlalu jauh bagi siswa
b. Prestasi yang ditampilkan siswa pada waktu proses identifikasi merupakan fenomena sesaat
saja
c. Siswa akselerasi kurang matang secara sosial, fisik, dan juga emosional untuk berada dalam
tingkat kelas yang tinggi
d. Siswa akselerasi terikat pada keputusan karier lebih dini
e. Siswa akselerasi mungkin mengembangkan kedewasaan yang luar biasa tanpa adanya
pengalaman yang dimiliki sebelumnya
f. Pengalaman yang sesuai untuk anak seusianya tidak dialami oleh siswa akselerasi karena tidak
merupakan bagian dari kurikulum sekolah
g. Tuntutan sebagai siswa sebagian besar pada produk akademik keuangan sehingga siswa
akselerasi akan kehilangan kesempatan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan
divergen.
2. Penyesuaian Sosial
a. Siswa akselerasi didorong untuk berprestasi baik secara akademis.
b. Siswa akselerasi akan kehilangan aktivitas dalam masa-masa hubungan sosial yang penting
pada usianya
c. Kemungkinan, siswa akselerasi akan ditolak oleh kakak kelasnya
d. Siswa sekelas yang lebih tua tidak mungkin setuju memberikan perhatian dan respek pada
teman sekelasnya yang lebih muda usia.
3. Aktivitas Ekstrakurikuler
a. Siswa akselerasi memiliki kesempatan yang kurang untuk berpartisipasi dalam aktivitasaktivitas
yang penting di luar kurikulum yang normal.
b. Partisipasi dalam berbagai kegiatan atletik penting untuk setiap siswa
4. Penyesuaian Emosional
a. Siswa akselerasi merasa frustasi dengan adanya tekanan dan tuntutan yang ada, dan bisa
menjadi siswa underachiever atau drop out.
b. Siswa Akselerasi merasa terisolasi atau bersifat agresif terhadap orang lain.
c. Kurang mampu menyesuaikan diri dalam kariernya karena menempati karier yang tidak tepat
d. Kurangnya kesempatan untuk mengembangkan kreativitas atau hobi, dan adanya potensi
dikucilkan dari orang lain.
This entry was posted on Monday, May 10th, 2010 at 9:28 pm and is filed under Uncategorized. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.